Ok mari kita mulai Gan Thread nya




( Patrick McConlogue ( kanan ) membantu Leo ( kiri ) seorang Tunawisma kota untuk membuat website. )

Buat ane Tunawisma ini pantes dia acungi jempol gan


Seorang Programer dari New York Membantu seorang Gelandangan dengan Softwarenya.

Tidak ada yang terlalu menarik dari sosok pria bernama Patrick McConlogue. dia seperti kebanyakan orang lainnya yang bekerja di tech scene kota New York. Setiap pagi berjalan menuju kantornya, melewati beberapa tunawisma di jalanan, dan kemudian menghabiskan sisa dari harinya itu di depan komputer untuk menulis kode di perangkat lunak.

Tetapi insinyur IT berumur 23 tahun ini tidak berpikir bahwa dua bagian di harinya itu harus terpisah. di Awal sebuah pekan , ia membuat tawaran untuk salah satu dari para tunawisma itu.

“Aku berjalan dengan seorang pria tunawisma setiap hari dalam perjalanan menuju kantor. dan saya mendapatkan perasaan setiap hari bahwa dia adalah orang pintar – ia memiliki buku dan dia menulis,” ujar McConlogue kepada ABC News. “Saya mencoba memikirkan cara untuk melibatkan diri dalam membantunya.”

McConlogue mendekati Leo, seorang pria berumur 36 tahun yang tinggal di jalanan Manhattan pada hari Kamis dan memberinya dua pilihan.

Yang pertama adalah tawaran uang tunai $100 atau sekitar 1 juta rupiah.

“Saya pikir itu cukup untuk menjadi modal untuk sekedar bertahan hidup dan menjadi tiket di tempat yang menyediakan makanan , jikalau itu yang dia inginkan,” kata McConlogue.

Pilihan kedua adalah sebuah laptop, tiga buku JavaScript dan dua bulan panduan tentang coding dari McConlogue.

Leo yang digambarkan McConlogue sebagai karakter yang berbakat dan sangat pandai bicara, terutama pada topik tentang isu perubahan iklim dan lingkungan hidup , Setelah mendengar tawaran itu , leo memutuskan untuk mengambil pilihannya di coding.

“Saya ingin menyebarkan pengetahuan dan informasi tentang perubahan iklim dan pemanasan global,” kata Leo kepada ABC News dalam sebuah wawancara telepon yang difasilitasi oleh McConlogue. ( luar biasa !! )

jika saya mengambil uang $100 itu, uang itu hanya akan bertahan dalam beberapa minggu atau beberapa hari. namun jika aku belajar tentang coding, ini akan bertahan seumur hidup”

Segera, McConlogue memberikan dia Samsung Chromebook dengan konektivitas 3G, tiga buku JavaScript, charger untuk laptop dan sebuah benda untuk menyembunyikan laptopnya dengan membelinya di Amazon. Dia menghabiskan satu jam setiap paginya sebelum bekerja mengajari dasar-dasar software coding. McConlogue mulai mendokumentasikan rencananya untuk membantu Leo pada pelajaran blogging Medium dan telah mendapati beragam reaksi.

Postingnya berupa kiritikan pertamanya disebuah Komunitas khusus teknologi, yang berjudul, “Mencari sebuah ketidakadilan tunawisma, dan ajarlah mereka melakukan code.”

Banyak komentar mengkritik McConlogue untuk menggunakan kata “tidak adil,” dan ia mengaku itu adalah pilihan kata yang buruk.

Beberapa penulis di dunia online dan offline banyak mengkritik upaya McConlogue itu.

Techcrunch editor di Tsotsis Alexia mengatakan bahwa McConlogue “tuli nada” dan rencananya menunjukkan sebuah “ketidak mengertian mendalam tentang kemiskinan.”

Slate Matthew Yglesias berpendapat bahwa sebuah perumahanan, bukan sebuah coding, yang menjadi langkah awal dalam memperbaiki tunawisma.

Kemudian, Slate Will Oremus menyebutnya sebagai “Pengajar yang naif.”


- ” Di pikiran ku adalah bahwa teknologi lah yang akan melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan menghubungkan dia, dalam jangka panjang, dengan apa yang dia inginkan. ” -


Namun seiring dengan berbagai kritikan, ada juga orang-orang yang mendukung usahanya. Lebih dari 37.080 orang telah menyukai halaman Facebook McConlogue yang bernama “Journeyman” dan disitu dia mengupdate tentang proyeknya dan dia bilang bahwa dia mendengar dari beberapa orang-orang mantan para tunawisma yang melihat usaha itu berguna.

Leo sendiri, yang mengetahui tentang pro kontra dari proyek ini di obrolannya lewat dunia online dan mengatakan bahwa dia memahami kritik tersebut. “Ini Amerika, orang memiliki hak untuk pendapat mereka,” katanya. “Ini Internet, orang memiliki hak untuk memposting apa yang mereka inginkan. Saya setuju untuk tidak setuju.” Ketika ditanya tentang sebuah perumahan Leo mengatakan bahwa ia berpikir “perumahan bagus bagi orang yang ingin dimasukkan ke dalam rumah, untuk orang yang perlu dan ingin.

bukan sesuatu yang negatif karena menjadi seorang tunawisma, Hidup ini masih tetap indah meskipun aku seorang tunawisma. aku tidak perlu satu juta dollar untuk menjadi bahagia. tapi aku perlu oksigen , udara yang segar dan lingkungan yang stabil dan teknologi ini bisa menyebarkan kesadaran tentang perubahan iklim dan itu bisa menjadi keuntungan yang besar.”

Pada akhirnya, McConlogue mengatakan dia menawarkan apa yang dia dapat bantu sekarang.
“Mampu menggunakan kode akan membantu dia melakukan beberapa hal yang ia ingin lakukan,” kata McConlogue. “reaksi negatifnya bahwa Anda harus memberinya perumahan dan makanan. Namun di pikiran saya adalah teknologi yang akan melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan menghubungkan dia, dalam jangka panjang, dengan apa yang dia inginkan.”

McConlogue berencana untuk melanjutkan proyek bloggingnya tentang pengalaman dan Leo sendiri akan menulis posting berikutnya. Ia mengatakan ia tidak memiliki rencana untuk melakukan apapun dengan komunitas tunawisma yang lebih besar pada saat ini, namun.

“Saya sudah mencoba untuk membangun produk bagi banyak orang sebelumnya, tapi aku bertanya-tanya apakah generasi baru ini sedang membangun proyek kekuatan dari sebuah kesatuan,” katanya. “Saya akan melakukan pekerjaan yang benar- benar baik dengan orang ini. Aku akan belajar dari dia, bahkan mungkin lebih dari yang ia pelajari dari saya.”


Sumber : http://permata10.wordpress.com/2013/...adi-programer/


mudah - mudah bermanfaat gan . kalau menurut agan bagus harap kasi cendolnya gan . Thanks