Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

goodiskonAvatar border
TS
goodiskon
Mentan Suswono bungkam,Saat Pak Dahlan mengajukan izin impor sapi pedet & sapi Betina
Mentan Suswono bungkam,Saat Pak Dahlan mengajukan izin impor sapi pedet & sapi Betina

Update Terbaru:
Akhirnya Mentan Suswono Menyetujui Impor sapi anakan yg diajukan RNI

Quote:


Jakarta - BUMN perkebunan dan peternakan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) meminta kuota impor sapi pedet (anak sapi) dan sapi betina kepada Menteri Pertanian (Mentan) Suswono.

Menurut Dirut PT RNI Ismed Hasan Putro, reaksi Suswono sebagai pihak yang berwenang soal perizinan hanya terdiam. Kejadian itu terjadi saat rapat koordinasi pangan yang dipimpin Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa hari ini di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta. Acara ini dihadiri para menteri bidang ekonomi, perwakilan kepala daerah hingga direksi BUMN pangan.

Ismed menjelaskan inisiatif RNI meminta izin impor sapi pedet dan sapi betina setelah Suswono mengaku pihak swasta tidak sanggup menerima penugasan impor tambahan sapi betina dan sapi bakalan tahun ini.

"Kata Mentan di rakor, pengusaha nggak ada mau impor sapi pedet dan sapi betina," ucap Ismed yang meninggalkan rakor lebih awal di kantor Kemenko Perekonomian di Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (16/10/2013).

Usai mendengar penjelasan Suswono, Ismed langsung mengirim pesan singkat kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan yang ikut hadir pada rakor pangan tersebut. Inisiatif RNI langsung disampaikan Dahlan. Saat itu, Dahlan menyampaikan bahwa RNI siap melakukan impor berapapun yang ditugaskan pemerintah.

Ismed menuturkan, usai Dahlan menyampaikan keinginan RNI, Mentan Suswono hanya bungkam di dalam rapat tersebut. "Saat Pak Dahlan mengajukan permohonan itu, Mentan hanya diam," katanya.

Padahal menurut Ismed, pihaknya tak masalah dengan pendanaan dan mitra pemasok di luar negeri. "BUMN siap dikasih kuota sapi betina dan pedet. Kita siap impor hari ini. Pendanaan dan sapi di Australia. Kita ambil asosiasi. Tapi kalau dikasih izinnya," sebutnya.

Ia menuturkan ketika izin diperoleh, RNI meminta kuota impor secara berkala. Hal ini diperlukan untuk menjaga pasokan dan harga daging di dalam negeri.

"Siap berapapun RNI siap. Tapi nggak hanya dikasih sapi impor betina produktif 1.000 ekor dan pedet 1.500 ekor, sapi bakalan 3.000, sapi siap potong 3.000 per bulan tapi jangan birokrasi yang bulet. Jangan ada banyak prasyarat," jelas Ismed.

[URL="http://finance.detik..com/read/2013/10/16/172018/2387370/4/bos-rni-sebut-mentan-suswono-hanya-terdiam-saat-dimintai-izin-impor-anak-sapi?f991104topnews"]DETIK[/URL]

RNI Kecewa dengan Pernyataan Mentan, Apa Itu?

Liputan6.com, Jakarta : Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Ismed Hasan Putro, mengeluhkan sikap Menteri Pertanian (Mentan) Suswono yang mengungkapkan tidak ada pengusaha yang berminat impor sapi pedet dan betina produktif.

12 Perusahaan Ajukan Izin Impor 72.500 Sapi Siap Potong 12 Perusahaan Ajukan Izin Impor 72.500 Sapi Siap Potong
Padahal, menurut dia, RNI sangat siap untuk mengimpor kedua jenis sapi tersebut asal ada izin dan kuota impor bagi perusahaan pelat merah ini.

"Kami bicara ini karena Mentan bilang tidak ada pengusaha yang mau impor dan tadi Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) sudah bicara soal kesiapan kami, tapi Mentan diam saja," ujar dia di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/10/2013).

Sayangnya, Ismed mengaku, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan kuota impor daging sapi meski selama berbulan-bulan telah meminta izin kepada Kementerian terkait.

"Sejak delapan bulan lalu kami sudah minta (kuota) tapi tidak dikasih. Harusnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa dimanfaatkan, jangan swasta melulu," tegas dia.

Dia menyebut, RNI siap mengimpor sekitar 1.000 ekor sapi betina produktif, sapi pedet sebanyak 1.500 ekor, sapi bakalan sebanyak 3.000 ekor dan 3.000 ekor untuk sapi siap potong.

"Kami siap berapapun impor, asal birokrasi harus cepat jangan bulat dan banyak persyaratan, apalagi banyak 'meja'," ucap dia.

Ismed mencontohkan, pihaknya mengalami kesulitan dalam memperoleh izin pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) di Subang dan Jati Tujuh oleh Bupati Majalengka.

Saat ini, RNI baru memiliki dua RPH yang berbasis di Jakarta dan Lombok. "Sudah 9 bulan ngurus izin, tapi belum ada kejelasan. Jangan dipersulit lah," tukas dia. (Yas/Nur)

LIPUTAN6

Capee Dech...
Diubah oleh goodiskon 16-10-2013 12:35
0
3.5K
35
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.