Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

apridhanargaAvatar border
TS
apridhanarga
Sindoro Jalur Bansari
Jalur pendakian via Bansari, menurut pengurus KOMPAS (Komunitas Pecinta Alam Sindoro) Bansari, sudah dibuka sejak sebelas tahun lalu. Namun pendakian mulai ramai sejak diadakan pendakian massal tiga tahun lalu. Hingga saat ini, sayangnya, jalur Bansari masih kalah tenar ketimbang jalur Kledung.

Untuk menuju Bansari dari Jogja, saya menggunakan transportasi umum. Naik bus dari Jombor tujuan Magelang, kemudian oper bus kecil tujuan Wonosobo, turun di Parakan. Selanjutnya, kalau masih siang, naik saja angkudes menuju Bansari. Bisa juga menggunakan ojek seandainya sudah lewat dari jam 5 sore. Di Bansari kita turun saja di Basecamp KOMPAS Bansari atau bekas balai desa Bansari.

Untuk biaya perjalanan, per Oktober 2013, saya cuma menghabiskan Rp. 25.000 dari Jogja sampai Basecamp.

Basecampnya sendiri sebenarnya, sayangnya, telah alih fungsi menjadi taman kanak-kanak, walau papan nama KOMPAS Bansari masih tertera di sana. Namun tidak perlu cemas, tanya saja warga sekitar di mana rumah pengurusnya untuk mengurus registrasi dan sebagainya.


Puncak Tujuh Lapangan

Untuk memudahkan pendakian, saya sarankan menggunakan ojek sampai Pos 1 untuk menghemat tenaga. Di Pos 1 kita bisa mengepak ulang barang-barang bawaan serta mengisi air dari pipa pengairan. Terdapat bangunan di Pos ini, tetapi agak masuk dari pertigaan jalur. Tidak terlalu jauh, masih kelihatan dari jalur.

Sindoro Jalur Bansari
Jalanan makadam ke Pos 1

Pos ini merupakan batas ladang warga dan hutan. Sampai pos 5, hutannya masih rapat dan treknya licin, terlebih lagi di musim hujan.

Jalan setapak masih landai hingga kita melewati sungai. Jalur kemudian menanjak setelahnya. Tapi jangan terlalu memforsir tenaga. Pos 1 - Pos 2 sebaiknya kita mengirit-irit stamina. Jalurnya memang terus menanjak, saya bahkan terkadang menggunakan tangan agar kokoh, tapi tanjakan yang lebih hebat masih menunggu di depan. Hati-hati dengan pohon tumbang. Posisinya sangat tanggung, dilompati terlalu tinggi, jongkok pun terlalu rendah. Bila lelah, di sepanjang jalur sampai Pos 2 terdapat banyak tanah datar yang bisa dipakai beristirahat, bahkan untuk mendirikan 1 tenda dome 4p.

Pos 2 ada di sebelah kanan jalur. Tidak ada bangunan sama sekali. 2 atau 3 tenda dome 4p bisa didirikan di sini. Jalur masih sama seperti sebelumnya, tanpa bonus. Bahkan di beberapa tempat lebih menanjak. Sama seperti jalur Pos 1 - Pos 2, kita bisa menemukan beberapa tanah datar dan di satu-dua tempat bisa mendirikan 1 tenda dome 4p.

Dengan jarak yang kurang lebih sama seperti sebelumnya, kita akan menemukan Pos 3 di sebelah kanan jalur. Di sinilah pos yang sebenarnya paling enak untuk berkemah. Ada bangunan sederhana dan sudah beratap, ada tempat duduk dari kayu, dan ada sungai sekitar 1 kilometer ke bawah. Namun sebaiknya tidak terlalu berharap airnya selalu mengalir, terlebih pada musim kemarau, yang ada hanya genangan air keruh. Juni 2013 kemarin, yang notabene masih musim hujan, air mengalir seadanya. Sebaiknya kita menabung air di sini, simpan di tempat tersembunyi.

Di sini kita pun bisa mendirikan 2 tenda dome 4p di dalam bangunannya. Untuk perapian, ada beberapa pohon tumbang yang bisa kita ambil rantingnya. Lumayan, sudah agak kering dan gampang dibakar.

Jangan meninggalkan sampah di sini. Jangan. Tidak ada sampah di pos ini dan jangan memulainya.

Sindoro Jalur Bansari
Pos 3

Menuju Pos 4, jalur lebih menanjak ketimbang sebelumnya. Namun jarak ke Pos 4 tidak terlalu jauh. Kita bisa beristirahat di sana. Namun lebih baik sekalian di pos bayangan saja. Ada tempat duduk seperti di Pos 3 serta tempatnya lebih luas dari Pos 4. Pemandangan di sini lebih terbuka dibanding sebelumnya namun lebih terik.

Pos 5 berjarak sedikit lebih jauh dari Pos 3 - Pos 4. Menurut salah satu anggota KOMPAS Bansari, dari pos bayangan kita bisa saja ambil arah lurus melalui punggungan. Namun ini tidak dianjurkan karena bukan jalur resmi. Ikuti saja jalur yang ada dan kita akan melewati beberapa pohon besar dan rindang serta trek yang licin. Kita juga akan melewati lorong yang terbuat dari ranting yang lumayan membuat pinggang sakit karena harus sedikit menunduk.

Selepas lorong ranting, vegetasi mulai terbuka. Kita akan melalui pohon-pohon mati dan rumput-rumput tinggi mulai mendominasi. Pos 5 berada di atasnya.

Tanah datarnya hanya sedikit dan tidak direkomendasikan sebagai tempat berkemah. Ada jurang di kanan-kirinya, namun pemandangan di sini sangatlah indah. Bila malam, lampu-lampu kota Parakan dan Temanggung sangatlah indah untuk disaksikan. Juga matahari terbit. Juga Gunung Sumbing di sebelah selatan.

Tempat berkemah paling direkomendasikan di atas sini adalah di Pos 6. Jangan tertipu oleh jarak Pos 3 - Pos 4 - Pos 5. Jarak ke Pos 6 sedikit lebih jauh dari jarak antar pos-pos sebelumnya. Terlebih mental kita akan diuji dengan penampakan puncak harapan palsu.

Jalur ke Pos 6 ini harus diamati baik-baik. Rumput-rumput tinggi mulai menutupi jalur yang terkadang bercabang ke sana kemari. Sebagai patokan, perhatikan saja beberapa pohon kering yang ada di depan, karena jalur akan melewatinya.

Beruntung, meski terik, jalur ini minim sekali debu, malah tampaknya tidak ada. Mungkin karena masih jarang didaki, beda dengan Pestan - Pasar Watu di Sumbing atau Jembatan Setan-nya Merbabu.

Pos 6 merupakan merupakan lahan datar yang berada di sebelah kanan jalur agak menurun sedikit dan di belakangnya terdapat tebing tinggi. Beberapa tenda dome 4p muat di sini. Berkemah dikelilingi pohon edelweis merupakan kelebihannya. Kekurangannya, kalau pendaki memetiknya. Dari sini, waktu tempuh ke puncak tinggal berdasarkan niat saja. Sesantai-santainya santai, 20 menit sudah sampai.

Sindoro Jalur Bansari
Pos 6

Puncak Sindoro terkenal dengan sebutan Puncak Tujuh Lapangan karena saking luasnya. Dan, sangat menyebalkan setelah susah payah melewati jalur Bansari dan mendapati puncak yang seperti ini. Rasanya ingin dibagi-bagi saja tanah datar ini menjadi bonus selama pendakian.

Di sini juga kita akan mendapati lahan yang telah tersedia untuk mendirikan tenda, letaknya di sebelah utara kawah.

Sindoro Jalur Bansari
Spot untuk mendirikan tenda di puncak

Kawah Sindoro sendiri masih sering mengeluarkan gas beracun. Sebaiknya berhati-hati untuk mendaki ke puncak kawah, apalagi bila ingin turun ke kawahnya. Tahun baru lalu dua orang pelajar tewas di sini.


Ramah Tamah yang Bukan Sekedar Remeh-temeh

Pendakian pertama ke Sindoro saya lakukan ketika KOMPAS Bansari mengadakan acara Pendakian Massal sekaligus Operasi Bersih Gunung akhir Juni lalu. Dari basecamp sampai puncak, saya dan teman-teman menghabiskan waktu sampai 18 jam. Terlalu banyak istirahat dan tidur di tengah jalan. Saat itu kami berkemah di Pos 5, di pinggir jalur yang di kanan-kirinya jurang, karena tim sudah kelelahan, kemalaman, dan kehujanan. Beruntung tidak terjadi badai.

Acara puncak Penmas dan Opsih yang biasanya dilakukan di puncak, tahun ini malah diadakan di basecamp. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi kami. Rasa capek, bosan, dan dongkol karena kami baru pernah merasakan jalur yang seperti ini, terobati oleh kemeriahan dan rasa persaudaraan dari sesama pendaki, terlebih para pengurus KOMPAS Bansari.

Nilai plus terebut yang membuat saya tidak ragu memilih jalur ini ketika teman minta diantarkan ke Sindoro awal Oktober lalu. Berbekal sms, saya mengabarkan Ketua KOMPAS Bansari, Pak Gondes, bahwa kami akan melakukan pendakian melalui jalur Bansari.

Sesampai di basecamp, kami sempat kecewa karena tidak ada yang menjaga. Setelah bertanya kepada warga setempat, kami akhirnya diarahkan ke rumah salah satu pengurus lainnya, Mas Sugeng. Di sini kami diterima dengan hangat, sehangat teh yang disajikan. Di sini pun kami tahu bahwa kedatangan kami sudah ditunggu oleh Mas Sugeng, karena Pak Gondes sedang berada di luar kota, hanya saja mereka tidak menyangka kami datang sehari lebih cepat. Kami merasa benar-benar diurus oleh perhatian kecil semacam itu. Oleh Mas Sugeng, kami juga dipanggilkan ojek untuk (susah-payah) mengantar kami sampai Pos 1, malam-malam pula.

Saat turun, karena baterai handphone mati dan tidak bisa memesan ojek, kami berjalan kaki sampai perkampungan. Di tengah jalan, seorang pengurus lainnya, Mas Kutes memanggil kami untuk beristirahat dulu di rumahnya. Warga setempat pun tak kalah ramahnya. Sebelumnya kami beberapa kali ditawari mampir untuk sekedar minum dan mengistirahatkan kaki. Akhirnya, di rumah Mas Kutes itu, kami berpamitan dengan Bansari dan KOMPAS-nya pulang ke Jogja. Terima kasih!


Remah-remah

Pendakian Sindoro jalur Bansari memang tidak familiar. Kebanyakan pendaki akan memilih jalur Kledung. Bahkan kernet bus dan ojek kami pun tidak tahu ada jalur pendakian via Bansari. Namun jalur baru ini pantas untuk dicoba.

Dari Pos 1 - Pos 5 kita tidak akan sering terpapar matahari, jadi tidak perlu takut hitam, kecuali dari Pos 5 ke puncak. Terlebih sehabis summit attack, saat kita turun akan langsung berhadapan dengan matahari.

Saat musim kemarau, bawalah botol lebih untuk diisi air di Pos 1 dan sebagai cadangan saat turun, boleh disembunyikan di Pos 3 atau Pos 4.

Trek selama di hutan sangat licin. Pendakian terakhir yang dilakukan di musim kemarau saja saya masih terpeleset.

Hingga saat ini, tampaknya jalur Bansari masih sangat sepi. Berdua dengan teman, selama dua malam dua hari hanya kami yang di jalur tersebut. Tidak ada pendaki lain.

Kelebihan jalur ini yang sangat saya suka adalah banyaknya rambu penunjuk arah. Pertama kali melalui jalur ini, saya sempat terpisah dari tim saya, namun rambu dan treknya yang jelas membuat saya tenang. Hanya saja, seperti yang sebutkan di atas, Pos 5 - Pos 6 harus lebih awas terhadap jalur. Menurut Mas Kutes, pemasangan rambu di jalur tersebut sangat sulit. Disarankan para pendaki menjadikan beberapa pohon kering yang ada di sepanjang jalur sebagai patokan.

Kekurangan jalur ini terletak pada basecampnya. Selain fungsinya sudah berganti, jarak ke Pos 1 terlalu jauh. Pendakian pertama saya, jalur inilah yang paling membosankan, baik saat naik maupun turun. Semoga beberapa tahun lagi, Pos 1 berubah fungsi menjadi basecamp.


Contact person KOMPAS Bansari:
0858 4281 3893 (Pak Gondes)
0857 5232 3195 (Mas Sugeng)
0857 2972 0720 (Mas Kutes)
Beliau-beliau di atas akan dengan senang hati menerima para pendaki di jalur Bansari. Bahkan kalau sebelumnya belum pernah melalui jalur ini, dengan senang hati akan ditemani. Salut!

Tulisan ini juga telah dipublikasikan di blog saya sebagai bentuk hutang rasa kepada warga Bansari dan para pengurus KOMPAS Bansari. Mereka hebat!
Diubah oleh apridhanarga 08-10-2013 18:48
anomadeni
anomadeni memberi reputasi
1
6K
46
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANCKASKUS Official
1.9KThread1.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.