Gebrakan JOKOWI - AHOK Selama Satu Tahun Masa Kepemimpinan Di Jakarta
TS
bazketboyzz
Gebrakan JOKOWI - AHOK Selama Satu Tahun Masa Kepemimpinan Di Jakarta
BISMILLAH
Satu tahun memimpin DKI Jakarta, mantan Walikota Solo, Joko Widodo telah banyak melakukan gebrakan yang tidak biasa. Di tangannya Jakarta dituntut berubah. Inilah sejumlah gebrakan Jokowi yang mampu mengubah Jakarta.
Spoiler for Sidak & Blusukan:
Hari saat itu masih pagi, 24 oktober 2012, tak terlalu lama setelah ia dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta yang baru menggantikan Fauzi Bowo , Joko Widodo muncul mengagetkan sejumlah warga di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Langkah kaki dan matanya menelisik satu persatu tempat pelayanan, beruntung apa yang ia dapati begitu memuaskan, pelayanan berlangsung baik, sejumlah warga hanya mengeluhkan mahalnya biaya kesehatan yang kini begitu tinggi. Sidak menjadi gebrakan awal Jokowi, seebelumnya di kelurahan yang berada dikawasan Jakarta Pusat Jokowi menemukan banyak hal yang tak memuaskan, lurah yang semestinya hadir sejak pagi tak ia temui, dari sana ia memulai sejumlah gebrakan yang bermanfaat. Kunjungan-kunjungan gubernur secara dadakan ke pelosok kota Jakarta pun dikenal masyarakat, Jokowi sendiri menyebut aksinya dengan 'Blusukan'.
Spoiler for Penanggulangan Banjir:
Pada 18 Januari 2013, Jakarta lumpuh, banjir menenggelamkan hampir seluruh Jakarta. Kawasan bisnis tak luput dari terjangan air coklat yang berasal dari tanggul yang jebol di kawasan Latuharhary. Tindakan cepat dilakukan atas perintah gubernur, banjir menjadi ujian awal Joko Widodo melayani Jakarta. Ditengah air yang mengepung kawasan Jalan M.H Thamrin, sosok kurus berkemeja putih itu memimpin langsung upaya perbaikan tanggul, ia menunggui siang dan malam, memberikan arahan yang menjadi semangat para tentara dan pekerja yang bahu membahu menahan laju aliran air yang deras.
Spoiler for Penambahan Transportasi Massal:
Kemacetan di Jakarta merupakan masalah yang tak pernah selesai dan hingga kini belum mampu diatasi, bergonta-ganti gubernur kemacetan masih menjadi pemandangan sehari-hari pada pagi atau malam hari. Jakarta berada di bawah ancaman macet total, tak ada jalan lain, mengurangi jumlah kendaraan di jalanan Jakarta adalah tugas utama yang harus segera dilakukan, untuk melakukan ini Gubernur Jokowi menginstruksikan penambahan transportasi massal yang nyaman, peremajaan bus-bus yang rusak.
Selain memfasilitasi masyarakat dalam kota, beliau juga memfasilitasi masyarakat yg dari luar Jakarta. Untuk menfasilitasi masyarakat yang tinggal diluar Jakarta penambahan bus angkutan perbatasan pun dilakukan. Sebagai angkutan penghubung warga di Bekasi, Depok, Tangerang dan Bogor transportasi masal ini dinilai dapat mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta.
Spoiler for Kartu Jakarta Sehat:
Pada 10 November 2012, Gubernur Joko Widodo membagikan Kartu Jakarta Sehat untuk pertama kalinya di Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Utara. Seperti diberitakan, rencananya kartu sehat ini akan ditujukan kepada 4,7 juta jiwa atau setara dengan 50 persen jumlah total warga Ibu Kota. Pada awalnya, kartu ini akan dibagikan sebanyak 3.000 di enam kelurahan yang dinilai kumuh dan padat penduduk. Namun sayang, Baru berjalan lima bulan, program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, sudah menuai persoalan. Pasalnya, 16 rumah sakit memilih mengundurkan diri dari peserta pelayanan kesehatan tersebut.
Spoiler for Relokasi Warga Waduk Pluit & Ria Rio:
Saat banjir melanda Jakarta, sejumlah warga yang tinggal di kawasan Pluit disarankan untuk pindah ke rumah susun sewa Marunda, tepatnya 23 Januari 2013, sejumlah warga Pluit menindak lanjuti ajakan Pemprov. Warga yang semula tinggal di tepian waduk Pluit awalnya memang menolak kebijakan yang ditawarkan Jokowi-Ahok, namun niat menyelamatkan warga dan fasilitas yang diberikan Pemprov DKI Jakarta begitu meringankan warga menjadikan upaya relokasi warga ke rumah susun sewa di Marunda menjadi pilihan terbaikwarga. Relokasi warga ke rumah susun sewa yang ada di Jakarta bukan hanya terjadi pada kasus korban banjir saja, ratusan warga yang tinggal di kawasan waduk Ria Rio pun dengan kebijakan dan fasilis yang sama merasakan keuntungan tinggal di rumah susun sewa Pinus elok,Penggilingan, Jakarta Timur. Sejumlah perabot seperti televisi, tempat tidur dan kulkas pun diberikan cuma-cuma bagi warga yang bersedia turut dalam relokasi.
Spoiler for Kartu Jakarta Pintar:
Untuk menekan jumlah anak putus sekolah, pemerintahan Jokowi-Ahok membuat terobosan yang cantik, sebanyak 3008 Kartu Jakarta Pintar dibagikan kepada siswa di 111 SMA dan SMK. Kartu Jakarta Pintar diperuntukkan sebagai biaya penunjang kebutuhan personal seperti transportasi, buku, sepatu, baju, gizi, dan lain-lain. Kartu Jakarta Pintar yang diperuntukkan bagi siswa tak mampu dibagikan dalam format kartu ATM Bank DKI dengan suntikan dana sekitar Rp 240 ribu per bulan per anak.
Spoiler for Lelang Jabatan:
Ide kontroversial yang sangat menarik kemudian dilontarkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dihadapan Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI pada 31 Januari 2013. Dengan lelang jabatan ia beranggapan mampu menempatkan sejumlah orang pada posisinya. Ide ini tak terlalu mulus memang, sejumlah camat dan lurah menolak apa yang dilontarkan oleh Gubernur Joko Widodo ini, namun ide yang tak biasa ini disambut oleh banyak orang, pada 7 hingga 17 Mei 2013 tes kelayakan berlangsung. Pada 11 September 2013. Pada 11 September 2013 di Seminar Plus Minus Lelang Jabatan, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku kecewa dengan hasil lelang jabatan ini, menurutnya prediksi yang ia miliki meleset, hampir 60 persen dinilainya kurang memuaskan. Dikedepannya bersama Joko Widodo ia akan mengubah konsep, gubernur sendiri berharap para pejabat di jajaranya haruslah menjadi pelayan yang baik bagi warganya
Spoiler for Ruang Publik Yang Nyaman:
Upaya menghadirkan ruang publik yang nyaman bagi rekreasi warga benar-benar di lakukan pada masa kepemimpinan Jokowi-Ahok, 17 Agustus 2013 Taman di Waduk Pluit diresmikan. Setelah relokasi warga dan normalisasi waduk kini taman hijau telah ada disana, sejumlah warga mengaku senang karena tak ada lagi kekumuhan. Yang terjadi dengan Waduk Pluit tidak berbeda dengan Waduk Ria Rio di Pedongkelan, selain taman Pemprov DKI juga tengah mengembangkan pembangunan Opera House yang dapat dinikmati warga Jakarta, hanya saja untuk opera house yang juga menjadi cita-cita presiden pertama Indonesia ini akan dijadikan mesin bisnis Pemprov DKI Jakarta.
Trotoar Jakarta yang tak nyaman tak luput dari perhatian Joko Widodo, aturan kemudian dibuat, mulai tahun depan sejumlah gedung yang memiki pagar tinggi diharuskan merobohkannya. Sebagai awalan trotoar yang gersang dan sering diambil fungsi oleh para pengendara motor di ubah, barisan kursi taman kini menghiasi tepian jalan-jalan protokol di Jakarta, gubernur menginginkan warganya dapat bersosialisasi dengan nyaman dan menikmati lahan terbuka hijau di tepian jalan yang berada dikawasan bisnis ibukota.
Spoiler for Relokasi PKL Tanah Abang:
Dalam hal relokasi, Joko Widodo memang ahlinya, saat menjadi walikota di Solo, tanpa kekerasan Jokowi berhasil memindahkan pedagang barang bekas di Taman Banjarsari, kini di Jakarta tanpa gejolak dan kekerasan pedagang kaki lima yang menjadi biang kemacetan di Tanah Abang pun mampu ia pindahkan. Dengan yang sangat halus akhirnya jalan di pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara itu kini lapang tak tampak kemacetan yang mengganggu. Di Blok G, Pasar Tanah Abang para pedagang kaki lima itu kini berdagang, sejak 2 September 2013 setelah pasar diresmikan nama Jokowi selalu disebut dengan hangat, banyak pedagang memujinya, banyak cerita datang ketika pasar tersebut direnovasi, pedagang dan sejumlah masyarakat pernah melihat gubernurnya berdiri di kegelapan malam, ia mengawasi dengan begitu seksama satu persatu sudut-sudut bangunan tanpa rombongan, tanpa pengawal juga tanpa raungan sirine yang membangunkan penduduk di sekitar pasar yang kala itu tertidur.