Agan2 ada yang suka dan ingin punya tin whistle ga? Kalau ada, ane yakin agan2 sekalian harusnya punya masalah yang kurang lebih mirip sama ane; ga tau di mana belinya. Hampir semua toko alat musik - juga toko alat-alat olahraga, yang anehnya banyakan jual alat musik - di lingkungan tempat tinggal udah pernah ane datangi, ga nemu. Ada memang beberapa yang jual online; salah satunya, coba search ‘Feadog Corner’ di mesin pencari Facebook. Tapi ya itu, ane masih belum yakin, nimbang seringnya kabar penipuan modus jual-beli di dunia maya ini. Lagi, ane ga sabaran orangnya, jadi ga gampang buat nunggu lama.

Belakangan ane mikir, ada ga ya orang yang bikin suling kecil ini? Nah, gugel akhirnya ngasih jawaban. Bukan gugel sih, tepatnya situs: ‘www.ggwhistles.com/howto/’. Di alamat ini, dijelasin panjang lebar gimana cara mudah bikin tin whistle dari bahan-bahan yang gampang didapat dengan perkakas-perkakas sederhana.

Besoknya ane langsung cari bahan-bahan yang dibutuhkan, langsung semangat potong ini potong itu, lem ini lem itu, ampelas ini ampelas itu. Ga sampai dua jam, tin whistle itu jadi! Pas dimainin, bunyinya juga oke; nyaring renyah di oktaf kedua, mendayu lembut di oktaf pertama. Memang ada sedikit cacat di pitch, maklum perdana. Apapun itu, ane berhasil bikin suling ini.

Dua minggu sejak tin whistle pertama itu, ane terus nyoba bikin yang lebih baik; yang nada-nada tinggi di oktaf kedua murah dijangkau tanpa harus niup berlebihan sampai bikin sesak nafas; suaranya nyaring; dan yang paling penting, semua nadanya pas, ga flat, ga juga sharp. Syukurlah, ternyata ane bisa dan suling itupun jadi.

Karena udah terbukti bisa, makanya ane berani nulis ini. Itung-itung bantu agan2 lain yang suka dengar dan mau mainin tin whistle tapi ga punya instrumennya. Ga susah kok, ane aja yang ga mahir nukang ini bisa. Asal mau nyoba dan punya sedikit waktu luang saja.

Masih ingat situs yang tadi kan? Nah tulisan berikutnya hampir semua ane rujuk dari sana. Jadi kalau tulisan ane ga jelas, ga runut, atau membingungkan, sila langsung ke situs itu saja, di sana lebih rapi dan lengkap.

Ok, mari mulai. Apa saja bahan yang harus disediakan?
1. Pipa PVC ukuran 5/8 inch, kurang lebih 50 cm. Di tempat saya, Pekanbaru, harga per batangnya Rp.6000,-. Satu batang panjangnya 4 meter. Kalau bingung, bilang ke penjualnya, “pipa buat listrik bang, yang kecil." Harusnya dia paham, mudah-mudahan . Potong pipa ini jadi dua bagian. Satu panjangnya 28,9 cm. Satu lagi 3 cm.



2. Kayu atau rotan atau balok plastik sepanjang 3 cm yang benar-benar pas kalau dimasukin ke dalam pipa PVC tadi, sedapat mungkin ga ada celah. Ke depannya, bahan yang ini kita sebut fipple.



Perkakas yang diperlukan:
1. Gergaji,
2. Pisau dapur/cutter,
3. Pensil,
4. Penggaris,
5. Ampelas,
6. Alat penyetel nada atau tuner. Jika tidak ada,  aplikasi smartphone (ane pake aplikasi gStrings). Kalau ga punya smartphone, pake gitar atau alat musik apapun yang setelannya bagus dan sesuai standar. Kalau ga ada juga, cari teman yang punya pendengaran dan kontrol pitch yang bagus. Kalau masih ga ada, cari teman agan yang punya alat musik, pinjam alat musiknya. Kalau ternyata ga ada juga, bikin tin whistlenya numpang di tempat kursus olah vokal aja. Bilang, “misi mas, mau numpang nyetel nada. Ntar sampahnya saya bersihin kok.." :|
7. Lem pipa.

Hal-hal yang perlu disiapkan:
1. Emosi, kalau bisa tenang dan sabar,
2. Sedikit waktu luang, 2 jam cukuplah kira-kira,
3. Skill bertukang. Skala 1-10, skill dengan nilai 3 saja sudah lebih dari cukup,
4. Es teh manis, biar suasana bikin tin whistle jadi adem. Eh, ga harus es teh, bebas!

Nah, kalau semua yang di atas itu sudah lengkap. Mari kita kerja! Berikut langkah-langkahnya:
1. Ambil potongan pipa yang panjang (28,9 cm), buat garis lurus menggunakan pensil dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Garis ini nanti akan digunakan sebagai garis pandu untuk membuat mouthpiece dan lubang nada.
2. Masih di pipa yang sama, di salah satu ujungnya, buat dua garis lurus sepanjang 3,4 cm sejajar dengan garis pandu tadi; satu di kirinya, satu di kanannya. Jarak masing-masing garis ke garis pandu; 3 mm. Lalu hubungkan ujung kedua garis sejajar. (Garis-garis ini akan membentuk pola persegi panjang yang berukuran 6 mm x 3,4 cm, di mana salah satu sisi lebarnya adalah ujung pipa.



3. Potong pola persegi panjang di poin 2 menggunakan gergaji. Lalu bersihkan dengan ampelas.



4. Ampelas bagian pipa yang menjorok ke dalam dengan kemiringan kira-kira 30". Ini akan menjadi bibir mouthpiece yang menghasilkan suara suling kecil ini nanti.





5. Masukin fipple ke dalam ujung pipa yang disebutkan dalam poin 2, 3, dan 4. Beri jarak antara ujung bibir mouthpiece dengan ujung fipple sebesar 3-4 mm.



6. Ambil potongan pipa yang kecil (3 cm), gunting lurus dari ujung yg satu ke ujung yang lain.



7. Gabungkan kedua pipa dengan posisi; pipa panjang berada di dalam pipa pendek. Tempatkan pipa pendek sedemikian rupa hingga berada tepat di atas fipple. Lem dengan lem pipa agar melekat kuat dan kokoh. Tunggu hingga lemnya kering. Jika sudah, maka bagian mouthpiece telah rampung. Nah, coba tiup melalui mouthpiece dengan hembusan perlahan, nada ‘D’ rendah akan terdengar. Perkuat tiupan, maka ‘D’ yang lebih tinggi satu oktaf akan terdengar.



8. Minum es teh dulu, ambil nafas, lanjut kerja. (yang ngerokok, sila santai dulu bakar rokok).
9. Hitung jarak antara ujung bibir mouthpiece dengan ujung pipa yang belum diganggu (jika poin 1-7 dikerjakan, harusnya jaraknya sebesar 25,5 cm). Jarak ini selanjutnya saya sebut ‘J’.
10. Tentukan titik-titik lubang; Jarak dari mouthpiece ke lubang 1 adalah 42%-43% dari panjang J. Jarak dari mouthpiece ke lubang 2 adalah 50%-51% dari panjang J. Jarak dari mouthpiece ke lubang 3 adalah 58%-59% dari panjang J. Jarak dari mouthpiece ke lubang 4 adalah 67%-68% dari panjang J. Jarak dari mouthpiece ke lubang 5 adalah 72%-75% dari panjang J. Jarak dari mouthpiece ke lubang terakhir adalah 83-84% dari panjang J.



11. Lubangi 6 titik yang sudah ditandai menggunakan pisau dapur. Mulai dari yang paling jauh dari mouthpiece hingga yang paling dekat. Baiknya, lubangi perlahan, uji pitch masing-masing lubang setelah tiap satu lubang selesai dikerjakan menggunakan tuner; lubang pertama dari ujung bibir tin whistle (perhatikan! bukan bibir mouthpiece), bunyinya E; lubang berikutnya F#; berikutnya G; lalu A; lalu B; lalu C#. Usahakan semua nada tadi pas, ga sharp (karena lubang terlalu besar), ga juga flat (karena lubang terlalu kecil).



12. Apabila poin 11 sudah rampung, secara teknis, tin whistle agan udah jadi. Tapi secara estetika, belum.
13. Kalau setuju dengan poin 12, sila lakukan finishing touch; bentuk mouthpiece biar nyaman nempel di bibir; haluskan tepian lubang biar tin whistle kamu nyaman dimainin.
14. Nah, kelar! Sila belajar tiup-tiup tin whistle buatan sendiri itu.

Tips dan catatan:
1. Jarak dari tiap-tiap lubang ke bibir mouthpiece berpengaruh ke tinggi-rendahnya nada. Maksudnya, makin dekat lubang ke bibir mouthpiece, makin tinggi nada yang didapat, begitu sebaliknya.
2. Diameter tiap-tiap lubang juga berpengaruh terhadap tinggi-rendah nada sama nyaring atau ga nya bunyi tiap nada. Jadi, makin kecil diameternya, makin rendah nadanya, begitu sebaliknya. Makin kecil diameternya, makin pelan bunyi yang dihasilkan, begitu sebaliknya.
3. Langkah-langkah tadi itu untuk membuat Soprano D Tin Whistle. Kalau ada yang mau buat tin whistle di kunci yang lain, gampang, cukup perpanjang atau perpendek batang pipa calon tin whistle agan. Sederhananya, makin panjang pipa, makin rendah nada, begitu sebaliknya. Juga, cara membuat mouthpiece dan logika hitung tiap lubang tetap sama.

Sekian tulisan pertama ane, semoga membantu.