Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rakasilentAvatar border
TS
rakasilent
(HOT) Gelar Haji itu Ternyata Buatan Kolonial Belanda
NO SARA JUST INFO


Sebentar lagi kita akan diramaikan dengan panggilan Pak Haji dan Bu Haji/Hajjah. Kebiasaan di Indonesia, para jemaah haji yang pulang dari Mekah selalu dipanggil Haji depan namanya. Tidak hanya panggilan, dalam penulisan nama pun disertakan dengan menambah huruf “H” kemudian diikuti nama yang bersangkutan.

(HOT) Gelar Haji itu Ternyata Buatan Kolonial Belanda


Meski tidak ada dalam ajaran Islam sepulang melaksanakan ibadah haji harus pakai embel-embel Haji, namun, bagi orang Melayu (Indonesia dan Malaysia) penyematan gelar haji itu penting. Selain sebagai penanda pulang beribadah haji juga prestise.

Lalu, dari manakah sejarah gelar haji atau huruf “H” ini bermula?
Dalam sejarahnya, seperti dikutip Wikipedia, penggunaan gelar haji awalnya digunakan pemerintah Hindia Belanda untuk identifikasi para jemaah haji yang mencoba memberontak, sepulangnya dari Tanah Suci. Mereka dicurigai sebagai antikolonialisme, dengan pakaian ala penduduk Arab yang disebut oleh VOC sebagai “kostum Muhammad dan sorban”.

Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903. Sejak tahun 1911, pemerintah Hindia Belanda mengkarantina penduduk pribumi yang ingin pergi haji maupun setelah pulang haji di Pulau Cipir dan Pulau Onrust. Mereka mencatat dengan detail nama-nama dan maupun asal wilayah jamaah Haji. Begitu terjadi pemberontakan di wilayah tersebut, Pemerintah Hindia Belanda dengan mudah menemukan warga pribumi, karena di depan nama mereka sudah tercantum gelar haji.

Selain itu, ordonansi dalam Staatsblad voor Nederlandsch-Indië tahun 1859 No 42 mewajibkan seseorang yang kembali dari ibadah haji untuk mengikuti ujian haji. Jamaah haji juga harus membuktikan bahwa dirinya benar-benar telah mengunjungi Mekkah. Ujian itu dilakukan oleh bupati dan kyai yang ditunjuk.

Bila seseorang lulus, maka ia berhak menyandang gelar haji dan mengenakan busana haji khusus. Sebaliknya, bila gagal tapi ia nekad mengaku-aku dirinya haji dan mengenakan pakaian haji, maka ia didenda 25 hingga 100 gulden. Kebijakan tersebut dikecam oleh Snouck Hurgronje, seorang orientalis dan ahli Islam. Baru pada awal abad ke-20 kebijakan ini dihapus.

Nah, sudah tahukan kalau gelar haji itu buatan pemerintah kolonial Belanda, yang di masa postkolonial saat ini masih dipertahankan.

Ada yang kasi IJO2 THANKS YA GAN


(HOT) Gelar Haji itu Ternyata Buatan Kolonial Belanda
Diubah oleh rakasilent 14-10-2013 14:47
0
7K
83
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.