Selamat Pagi Kaskuser...kita akan lihat betapa relejiusnya timnas u 19 kita..langsung saja

"Saya selalu mengingatkan mereka untuk kembali kepada Tuhan mereka masing-masing. Mereka melakukan selebrasi sujud atau semacamnya, itu adalah ungkapan syukur terhadap Tuhan bukan karena perintah saya," (Indra Sjafri).

Tim ini memang religius, walau kami punya jalan masing-masing menuju Tuhan. namun kami tetap berada dalam satu jalan yang sama untuk menerbangkan tinggi sang garuda (putu gede juni antara)

Alhamdulillah...(evan dimas sesaat setelah kemenangan timnas atas korsel)

Dari awal saya suka pelatih kita ini... Kalimat2nya positif teruuuuuuusss... Alhamdulillaah. Selebrasi sujud digelar lagi...(tweet ustd. Yusuf Mansur)















Timnas U-19 Lebih Energik, Lebih Religius

Evan Dimas dkk dalam sejumlah pertandingan, baik di Sidoarjo maupun di Gelora Bung Karno, terlihat sangat percaya diri. Semua lini berfungsi, semua bergerak seperti tak kenal lelah. Meski masih sering anak-anak Timnas U-19 terbawa gaya bermain “solo run.” Pastinya, publik sepak bola benar-benar puas. Prestasi mereka menjadi obat untuk mengembalikan kepercayaan diri bangsa dibidang sepak bola.

Anak-anak Timnas U-19 begitu solid, kompak dan saling paham selera. Tidak bermaksud memuji, terus terang bahwa Timnas U-19 kali ini tampil dengan gaya sepak bola modern. Mereka bermain sepak bola dengan penuh energi sampai babak akhir. Barangkali, kalau anak-anak Timnas U-19 diuji coba dengan Timnas Senior, sangat mungkin Timnas Senior dibuat kalang kabut. Pasalnya, Timnas senior seperti yang kita lihat selama ini, hebat dibabak pertama tetapi kendor dibabak akhir. Hasilnya, ya banjir gol.

Entah resep apa yang diberikan coach Indra Sjafri untuk Evan Dimas dkk. Mereka sangat kompak, energik, dan sangat religius. Di lapangan sangat jelas terlihat, Evan Dimas dkk sangat hormat kepada coach Indra Sjafri. Boleh jadi, disamping memberikan latihan teknis sepak bola, coach Indra Sjafri nampaknya menanamkan juga nilai-nilai religi dalam jiwa anak-anak Timnas U-19.

Coba lihat, selebrasi yang dilakukan Evan Dimas dkk usai mencetak gol bukan dengan atraksi aneh-aneh. Selebrasi merayakan gol cukup sederhana, sujud syukur di tengah lapangan. Sujud syukur adalah wujud terima kasih kepada Sang Khalik. Demikian pula ketika Yabes Roni Malaifani mencetak gol ke gawang Filipina, dia berlari ke pinggir lapangan, lalu berlutut sambil mengepalkan tangannya. Yabes terlihat berdoa sesuai dengan kepercayaannya. Ini bukti bahwa anak-anak Timnas U-19 sangat religius.

Coba perhatikan lagi ketika terjadi pergantian pemain, tidak terlihat rasa dongkol diwajah pemain yang digantikan. Hebatnya, mereka malah menyalami coach Indra Sjafri sambil mencium tangan sang coach. Gambaran seperti ini jarang terlihat ketika Timnas Senior bertanding. Jangankan mencium tangan sang coach, selebrasi berbentuk sujud syukur hanya dilakukan oleh beberapa pemain Timnas Senior, selebihnya menari-nari dipinggir lapangan.

Kalaulah coach Indra Sjafri benar-benar memasukkan aspek religi dalam sesyen latihannya, tentu teknik ini menjadi metode baru untuk membangkitkan semangat Timnas. Memperkaya anak-anak Timnas U-19 dengan nilai-nilai religi diyakini dapat mengubah cara pandangnya. Boleh jadi, mereka memandang bahwa bermain sepak bola bukan semata-mata untuk mencari materi, tetapi lebih kepada mempertahankan harga diri bangsa. Semoga! Bravo Timnas U-19, sukses untuk coach Indra Sjafri.

(tulisan kompasiana oleh syukri muhammad syukri sumber

kasih atau