Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

didikurniaAvatar border
TS
didikurnia
Wisata Sejarah Bekasi
Usia Bekasi 1655 bukan 63

Usia Kabupaten Bekasi saat ini dihitung berdasarkan administrasi pemerintahan, yaitu sejak memisahkan diri dari karisedanan Jakarta pada 15 Agustus 1950. Dengan begitu usia Kabupaten Bekasi sekarang sudah 63 tahun. Pertanyaan bagi saya adalah apakah Bekasi baru nongol di peradaban nusantara baru 63 tahun? Apakah sebelumnya tidak ada peradaban yang namanya Bekasi atau di wilayah Bekasi?

Mari coba kita tengok bersama sejarah Bekasi. Dalam berbagai arsip sejarah yang ditulis oleh Ali Anwar, Abdul Khoir, M.A Supratman, Poerbatjaraka, maupun di situs resmi pemerintah Kota Bekasi maupun Kabupaten Bekasi, ternyata wilayah Bekasi pernah dijadikan Ibu Kota Kerajaan Tarumanagara (358-669), pada saat Raja Purnawarman (395 M - 434 M). Kerajaan terbesar saat itu di Nusantara.

Nah yang menarik bagi saya adalah, kenapa perhitungan usia Bekasi bukan berdasar pada eksistensi penguasa pada suatu daerah? Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Jakarta. Seperti diketahui bahwa perhitungan usia Jakarta dilakukan saat Pangeran Jayakarta berhasil mengusai pelabuhan Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527. Dengan demikian, seharusnya Bekasi sekarang berusia 1655 (pada tahun 2013), yaitu terhitung saat Kerajaan Tarumanegara mulai menguasai Bekasi.

Jika tetap menggunakan perhitungan berdasarkan administrasi pemerintah, seharusnya Jakarta saat ini (2013) bukan berusia 486 tahun. Melainkan baru menginjak usia ke-54 tahun, yaitu terhitung sejak memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 1959.


Seharusnya, Jakarta pun cara menghitungnya harus begitu juga, secara administratif, yaitu sejak memisahkan diri dari Jawa Barat pada tahun 1959. Dimana status Kota Jakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah walikota ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat Satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Pada tahun 1961 status Jakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI). Dengan begitu usia Jakarta sekarang seharusnya baru 54 tahun.

Penggantian nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi tertuang dalam UU No. 14 tanggal 8 Agustus Tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten di Jabar serta memperhatikan PP No. 32 tanggal 14 Agustus 1950 tentang penetapan mulai berlakunya UU No. 12, 13, 14, dan 15 tahun 1950, dan realisasinya baru dilaksanakan tanggal 15 Agustus 1950 yang kemudian diakui sebagai lahirnya Kabupaten Bekasi/Hari Jadi Kabupaten Bekasi dengan Bupati pertama adalah R. Suhanda Umar, SH

Bekasi Periode Prasejarah

Cerita tentang Bekasi dimulai dari adanya peradaban yang disebut peradaban Buni. Dinamakan Peradaban Buni atau Kebudayaan Buni, karena identitas keberadaan peradaban mereka pertama kali ditemukan berada di daerah Kampung Buni, Kec. Babelan, Kab. Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan penelitian dan pendalaman terhadap situs Buni tersebut, ternyata kompleks kebudayaan Buni meluas di sepanjang pantai utara Jawa Barat, Jakarta, dan Banten.
Inilah salah satu situs tertua di Pulau Jawa dan kaya akan aneka peninggalan dari masa akhir prasejarah hingga masa awal Kerajaan Tarumanegara. Berdasarkan hasil pertanggalan carbon 14 terhadap peninggalan kebudayaan Buni, dapat ditetapkan rentang pertanggalannya antara 1.000 tahun sebelum Masehi dan 500 Masehi.
Situs ini sekaligus memperlihatkan adanya kehidupan pada masa akhir prasejarah yang memiliki teknik pertanian dan tingkat kebudayaan manusia yang sudah tinggi. Hal ini terbukti dengan ditemukannya peralatan yang terbuat dari logam, di samping manik-manik bahan kaca, gelang batu, perkakas dari logam, dan tembikar yang jumlahnya sangat banyak. Barang-barang tersebut ada yang ditemukan dalam keadaan masih utuh ataupun bentuk pecahan.
Keberadaan situs Buni diawali dengan temuan emas oleh warga sekitar pada tahun 1958. Para arkeolog – antara lain R.P. Soejono – yang datang ke Babelan pada 1960 nyaris terlambat. Para pencari emas yang datang dari berbagai tempa sudah menjungkirbalikkan setiap batu dan membongkar liang-liang di sawah demi impian akan logam mulia tersebut. Jadi, emas sudah pupus. Namun Soejono dan kawan-kawannya berhasil mendapatkan ratusan benda bernilai arkeologis yang tidak diburu pencari emas. Artefak-artefak yang menjadi saksi adanya perdaban 2000 tahun lampau di Bekasi adalah seperti logam perunggu dan besi, perhiasan emas, gelang kaca, manik-manik batu dan kaca, bandul jaring, beliung persegi, beragam gerabah, besi, kapak, piring, pecahan genting, dan sisa makanan.
Dari penemuan artefak, benda-benda, dan kerangka manusia yang ditemukan di Buni dan sekitarnya, bisa diketahui beberapa hal yaitu:
Bahwa tempat temuan tersebut merupakan areal makam para resi. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa masyarakat pada waktu itu telah mengenal sistem penguburan mayat beserta segala upacaranya.
Keramik Buni mirip corak Sa Huynh dari Vietnam.
Ciri-ciri dari kebudayaan prasejarah ini adalah banyaknya penggunaan gerabah seperti piring, periuk, kendi, serta peralatan sehari-hari lainnya.
Beberapa unsur tradisi megalitikum dapat juga dilihat, seperti penyertaan bekal kubur, mayat yang dilengkapi manik-manik, serta beberapa menhir dan batu meja.
Masyarakat pendukung kebudayaan Buni diperkirakan telah mengadakan hubungan perdagangan dengan bangsa lain. Kerajaan Taruma dianggap sebagai kerajaan yang masih menggunakan banyak unsur kebudayaan ini, meskipun penguasanya telah menganut agama Hindu.
Situs Percandian Batujaya serta Situs Kendaljaya di Kabupaten Karawang memiliki beberapa tinggalan sisa kebudayaan ini.
Menurut Ridwan Saidi, kalau dilihat dari temuan manik-manik yang banyak ditemukan di Situs Buni, sepertinya Kerajaan Segala Pasir (kerajaan yang pernah berkuasa di daerah Buni dan sekitarnya) terpengaruh oleh budaya Mesir Kuno.
Dari hasil uji laboratorium oleh antropolog Universitas Gadjah Mada, Teuku Jacob, terhadap kerangka manusia yang ditemukan tersebut menunjukkan ciri-ciri Austromelanosoid dan Mongoloid.
Kompleks kebudayaan Buni meluas di sepanjang pantai utara Jawa Barat, Jakarta, dan Banten.
Saat ini ratusan benda-benda arkeologis tersebut kini disimpan di Museum Nasional, Museum Sejarah Jakarta, Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Pusat Arkeologi Nasional, Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan (waktu itu masuk dalam struktur Departemen Kebudayaan dan Pariwisata) dan di beberapa rumah warga.
Peradaban yang pernah hidup di daerah pesisir pantai utara Bekasi tersebut diketahui merupakan bagian dari Kerajaan Segala Pasir. Kerajaan yang usianya lebih tua dari Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai sebagaimana diketahui, tercatat sebagai kerajaan tertua di Republik Indonesia.
Dengan keberadaan artefak di situs Buni tersebut, sepertinya perlu dicatat ulang oleh sejarah negri ini bahwa kerajaan tertua adalah Kerajaan Segara Pasir yang terletak di Bekasi, Jawa Barat.
Keberadaan Kerajaan Segala Pasir mulai menghilang saat kalah perang oleh Kerajaan Tarumanegara. Untuk kemudian daerah tersebut dijadikan pangkalan militer guna menarik pajak serta upeti dari setiap transaksi perdagangan serta kekayaan alam dari kerajaan-kerajaan kecil taklukan Kerajaan Tarumanegara.

Sejarah Nama BEKASI

Wisata Sejarah Bekasi

Ahli filology Prof. Dr. R.M Ng. Poerbatjaraka berkeyakinan, kata Bekasi berasal dari kata Candrabhaga, nama sungai yang mengaliryang tertera dalam prasasti Tugu. Kemudian Poerbatjaraka menguraikan kata Candrabhaga menjadi dua kata, yakni "Candra" dan "Bhaga". Kata "Candra" dalam bahasa Sansekerta adalah sama dengan kata "Sasi" dalam bahasa Jawa Kuno yaitu bulan.

Akhirnya nama Candrabhaga diidentikkan dengan kata "Sasibhaga," yang diterjemahkan secara terbalik menjadi "Bhagasasi", dan lama kelamaan mengalami perubahan penulisan dan sebutan. Berdasarkan beberapa arsip pada jaman Hindia Belanda abad ke-19 sampai awal abad ke-20, menerangkan evolusi kata Bekasi yang dimulai dari sebutan "Backassie", "Backasie", "Bakassie", "Bekassie", "Bekassi", dan terakhir menjadi "Bekasi".

Bangunan/Tempat Bersejarah di Bekasi

Bekasi seperti halnya wilayah lain, memiliki cerita masa lalu. Cerita yang membuat kita untuk tidak lupa dan menghargai terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Agar tidak lupa terhadap cerita masa lalu Bekasi, berikut saya lampirkan beberapa bangunan atau tempat yang bisa menjadi saksi bisu terhadap cerita itu.

Bangunan/Tempat Bersejarah Kabupaten Bekasi

1. Gedung Tinggi Tambun
Alamat : Jalan Hasanuddin No. 5, Kec. Tambun Selatan.
Dibangun pada : 1925

2. Gedung Tuan Tanah Gabus
Alamat : Kp. Gabus Pabrik, Desa Sriamur, Kec. Tambun Utara.
Dibangun pada : Abad ke-19

3. Gedung Tuan Tanah Pebayuran
Alamat : Jl Pebayuran, Desa Pebayuran, Kec. Pebayuran
Dibangun pada : Abad ke-19

4. Kramat Batok
Alamat : Desa Jaya Bakti, Kec. Cabang Bungin
Dibangun pada : 1850

5. Kramat Cijengkol
Alamat : Kampung Cijengkol, Desa Cijengkol, Kec. Setu
Dibangun pada : Abad ke-16

6. Saung Ranggon
Alamat : Kampung Cikedokan, Desa Cikedokan, Kec. Cikarang Barat
Dibangun pada : Abad ke-16

7. Klenteng Liem Thay Soe Kong
Alamat : Kampung Klenteng, Desa Karang Asih, Kec. Cikarang Utara
Dibangun pada : Abad ke-19

8. Situs Buni
Alamat : Kampung Buni, Kec. Babelan
Dibangun pada : 1000 tahun sebelum Masehi dan 500 Masehi

Bangunan/Tempat Bersejarah Kota Bekasi

1. Masjid Agung Al-Barkah
Alamat : Jl. Veteran, Kel. Marga Jaya, Kec. Bekasi Selatan
Dibangun pada : 1890

2. Masjid Al-Arif
Alamat : Jl Juanda, Kelurahan Margahayu, Kec. Bekasi Timur
Dibangun pada : sekitar awal abad ke-20

3. Gedung Papak
Alamat : Jl. Juanda No. 100, Kelurahan Margahayu, Kec. Bekasi Timur.
Dibangun pada : 1930

4. Klenteng Hok Lay Kiong
Alamat : Jl. Kenari 1, Kelurahan Margahayu, Kec. Bekasi Timur
Dibangun pada : 1648

Monumen di Bekasi

1. Monumen Perjuangan Rakyat Di Bekasi
Alamat : Kompleks Bumi Perkemahan Bekasi, Jl. A. Yani, Kec. Bekasi
Barat, Kota Bekasi
Dibangun Pada : 1975

2. Tugu Resolusi Rakyat Bekasi
Alamat : antara Jl. Veteran dan Jl. Pramuka, Kel. Marga Jaya, Kec.
Bekasi Selatan, Kota Bekasi
Dibangun pada : 1955

3. Monumen Kali Bekasi
Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, samping Kali Bekasi, Kel.
Marga Mulya, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi
Dibangun Pada : 2008

4. Tugu Perjuangan
Alamat : Simpang Jl. Agus Salim dengan Jl. Ki Mangun Sarkoro,
Kel. Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi
Dibangun Pada : -

5. Monumen Taman Makam Pahlawan
Alamat : Jl. Haji Juanda (Bulak Kapal), Kec. Bekasi Timur, Kota
Bekasi
Dibangun Pada : 1966

6. Tugu Bambu Runcing
Alamat :Terletak di pertigaan jalan Warung Bongkok, Desa Suka
Danau, Kec. Cibitung, Kabupaten Bekasi
Dibangun Pada : 1962
0
4.2K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.