Skalanews - Perbuatan Chairun Nisa yang kedapatan sedang membela calon bupati yang diusung oleh partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) saat ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kediaman Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) non aktif, Akil Mochtar, berbuntut panjang.

Dikatakan Anggota Fraksi Golkar di DPR, Nudirman Munir, perbuatan Nisa itu dianggap sebagai penghianatan.

"Perbuatan Nisa itu bukan mewakili partai. Calon kita kalah tapi tidak dibela. Itu sama saja dia (Nisa) menghianati kita (Golkar)," ujar Nudirman dengan nada gusar, di DPR, Jakarta, Rabu (9/10).

Akibatnya, Fraksi Golkar di DPR memutuskan menolak membela atau memberi bantuan hukum bagi Nisa, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Karena perbuatan Nisa dianggap bukan dilakukan atas nama partai, tetapi atas nama diri sendiri.

Diakuinya, itu baru keputusan Fraksi Partai Golkar saja. Sedangkan DPP Partai Golkar belum mengambil langkah apapun karena belum ada pertemuan guna membahas kasus ini. "Tapi aku yakin DPP akan mengambil langkah hal yang sama seperti Fraksi."

Chairun Nisa yang merupakan Anggota komisi II DPR dari Fraksi Golkar diketahui telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Dia ikut diringkus KPK saat operasi tangkap tangan di kediaman Ketua MK Akil Mochtar di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu lalu sekitar pukul 21.00 WIB.

Selain Nisa dan Akil, di rumah itu KPK juga menangkap seorang pengusaha berinisial CN.

Selain di kediaman Akil, KPK juga menangkap calon bupati Gunung Mas 2013-2018, Hambit Bintih dan seseorang lain berinisial DH di sebuah hotel di Jakarta Pusat. Mereka diketahui merupakan calon yang diusung PDI-P.

Kelima orang yang diringkus KPK diduga tengah melakukan transaksi berkaitan dengan sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) Gunung Mas. Bersama Akil, Nisa diduga menerima suap dari pasangan Cornelis dan Hambit. (Dedirambe/ mvw)

http://skalanews.com/berita/detail/1...sa-Pengkhianat