oleh:
Susi Octalana


Tidak perlu gegabah untuk hemat energi. Mulai saja terlebih dahulu dari yang kecil. Anggap saja sosialisasi secara besar besaran. Menggunakan poster yang puluhan bahkan ratusan lembar.
Bukankah sosialisasi dengan poster dan sebagainya justru membuang-buang energi yang tak diperlukan? Poster yang sudah tak terpakai dibuang dan menjadi sampah yang menumpuk. Biasanya poster terbuat dari kertas. Dan kertas terbuat dari pulp atau serbuk kayu, bambu, ampas, dan lain lain. Sama saja kita telah menebang pohon secara tidak langsung. Sekrang kita bisa memanfaatkan di era digital ini yaitu jejaring sosial untuk meng-kampanyekan #energimasadepan. Tidak membuang-buang kertas untuk poster. Betul tidak ?

Baiklah, mari kita mulai dengan MASADEPAN.

Yang pertama MAtikan lampu SAat tidur. Sebelum tidur membiasakan mematikan lampu di rumah dan mencabut semua aliran listrik yang tidak diperlukan. Tidak membiasakan me- charge handphone dan alat elektronik lainnya pada malam saat tidur. Kecuali jika memang otomatis dia memutus aliran ketika sudah penuh. Jika memang kita bisa menghemat uang mengapa kita tidak bisa menghemat energi ? Bukankah energi juga uang ? Jangan berfikir “Saya kaya lalu saya bisa membeli energi.” Lalu, jika energi habis kita mau membeli energi dimana ? Mari berfikir ke depan.

Yang kedua, DEpankan menggunakan Non Subsidi energi. Jika kita mampu mengapa tidak menggunakan energi yang non subsidi. Misalkan saja menggunakan bahan bakar pertamax. Dengan begitu kita turut membantu orang yang lebih berhak mendapatkan energi non subsidi mendapatkan haknya. Marilah kita menempatkan diri kita sesuai dengan tempatnya. Sehingga keseimbangan energi tetap berjalan dengan baik. Maksudnya, jika ada 100 orang yang 50 adalah orang yang mendapatkan energi bersubsidi dan 50 orang yang tidak berhak mendapatkan energi bersubsidi. Jika mereka tidak bisa menempatkan diri mereka pada tempat mereka seharusnya maka neraca kanan untuk energi subsidi berjumlah 70 dan neraca kiri untuk energi non subsidi berjumlah 30. Apa yang terjadi ? Tentu tidak ada keseimbangan dan neraca akan berat sebelah. Tetapi jika mereka bisa menempatkan mereka pada tempat yang seharusnya maka neraca kanan 50 dan kiri 50 bisa seimbang.

Akan tetapi jika memang cara yang kedua masih kurang efektif, mari lihat cara yang ketiga PANtang kendaraan pribadi saat jarak dekat. Lebih baik berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan pribadi. Berjalan kaki menyehatkan badan kita. Apalagi jika kita bekerja penuh di kantor dan pasti akan jarang berolahraga. Dengan berjalan kaki bisa jadi alternatif untuk berolahraga setiap hari. Selain berjalan kaki menghemat energi dan olaharaga, berjalan kaki juga menghemat waktu. Menggunakan kendaraan pribadi sangat tidak efektif. Bayangkan saja jika kita menggunakan kendaraan pribadi, berapa waktu yang kita buang untuk mengeluarkan kendaraan dari garasi, memanasi kendaraan, dan masih banyak lagi. Oh ya, belum lagi jika kita juga terjebak macet. Jarak yang seharusnya bisa ditempuh hanya beberapa menit bisa menjadi berpuluh puluh menit hanya karena menggunakan kendaraan pribadi. Jangan mengedepankan gengsi yang justru akan membuat kita kehilangan kesempatan untuk menikmati energi ini di masa depan.

Marilah kita memulai saja dari diri sendiri. Sadarkan pada diri kita bahwa hemat energi adalah langkah awal menjaga anak cucu kita. Energi masa depan kita tidak akan pernah tahu seperti apa. Mungkin akan ada penemuan baru atau mungkin justru semakin menipis dan akhirnya habis. Semua tergantung bagaimana kesadaran dari setiap individu yang menggunakan energi untuk dirinya sendiri.

sory g ad gambarnya soalnx lalod bgt