Pentingkah Seorang Presiden Lulusan Pendidikan Tinggi ???

=================================================

Pentingkah Seorang Presiden Lulusan Pendidikan Tinggi ???

Kalau ditanya pentingkah Seorang Presiden Lulusan Pendidikan Tinggi maka jawabnya PENTING. Kalau ditanya seberapa penting seorang presiden mengenyam pendidikan tinggi, kalau dihitung prosentase ya 50:50, karena nyata nyata lulusan seorang pendidikan tinggi sekalipun tidak menjadi jaminan keberhasilan seseorang. Malah banyak yang lulusan perguruan tinggi justru menganggur karena menerapkan standar yang tinggi dalam hal kerjaannya. Malahan lulusan SMA banyak juga yang langsung kerja, walaupun gajinya sedikit. Menganggur dengan gaji sedikit tentunya mending gaji sedikit daripada menganggur. Tetapi hasil akhir biasanya (rata rata) yang menang tetap yang mengenyam pendidikan tinggi. Mungkin boleh dibilang 1 atau dua orang saja dari ratusan / ribuan lulusan SMA yang berhasil secara signifikan bila dibanding dengan yang benar benar lulusan perguruan tinggi.

Tapi kadang lulusan seorang Doktorpun tidak mulus dalam jabatannya dan kariernya seperti yang dialami BJ. Habibie, Amien Rais, atau SBY. Sebetulnya mereka sangat pintar. Tapi belum tentu kepintaran diterima secara mulus oleh masyarakat. Masyarakat awam cenderung menyukai orang yang sederhana, tidak rumit, merakyat. Seperti figur Jokowi. Karena kadang orang yang terlalu pintar, dengan processor dual core diotaknya enggak masuk ke pikiran rakyat sederhana yang masih pentium 1, atau malah yang belum pentium sama sekali. Memang agak sulit menemukan seseorang yang bergelar doktor tetapi perilaku dan ucapannya sederhana, tidak rumit dan tetap merakyat.

Ketika ane atau beberapa diantara kaskuser juga pasti merasakan, ada nuansa lain dan wawasan lain ketika seseorang mengenyam pendidikan tinggi. Mungkin tidak berlebihan serangan atau ucapan Wiranto ini ditujukan kepada Megawati atau Dahlan Iskan. Mereka adalah figur berhasil tetapi tidak mengenyam pendidikan tinggi sampai tuntas. Dahlan Iskan pernah mengenyam pendidikan tinggi tapi drop out, kalau Ibu mega sendiri juga pernah mengenyam pendidikan tinggi tetapi tidak sampai tuntas.

Jadi solusinya gimana ???
temukan yang lulusan pendidikan tinggi bila perlu seorang professor atau doktor tapi tetap merakyat, humble, sederhana dalam ucapan dan perilakunya, tidak rumit.
Kalau yang bergelar Doktor yang memenuhi kriteria diatas menurut ane : Mahfud MD
Kalau Lulusan Pendidikan Tinggi saja seperti : Jokowi (tapi yang satu ini masih menjabat sebagai Gubernur dan harus dituntaskan sd 2017, ane gak setuju menjadi Capres 2014, kalau tahun tahun berikutnya, 2019, gpp ane dukung 100%)

Juga ada yang sangat disayangkan yang berpendidikan tinggi tetapi terlalu ekstrim dalam pandangannya kurang humble (kurang rendah hati == tinggi hati) dan kurang merakyat kadang enggak dimengerti dan ada sedikit masalah di masa lalunya seperti Amien Rais, Prabowo, Wiranto.

Juga ada yang bergelar doktor, pandangannya hebat sebetulnya tapi sukar dipahami masyarakat awam seperti Jalaludin Rachmat, Nurcholis Madjid (alm)

Dan ada juga yang merakyat sederhana tetapi tidak berpendidikan tinggi seperti Dahlan Iskan, Megawati. Dikhawatirkan konsepnya tidak tuntas seperti ijazahnya tidak tuntas ... just kidding man ... do not be too serious



Beberapa Latar Belakang Pendidikan seorang Presiden
Obama :
Occidental College
Columbia University (B.A.)
Harvard Law School (J.D.)

George W Bush
Yale University
Harvard Business School

Bill Clinton
Georgetown University (B.S.)
University College, Oxford
Yale University (J.D.)

George H W. Bush
Yale University

Ronald Reagan
Eureka College

Jimmy Carter
Georgia Southwestern State University
Georgia Institute of Technology, Atlanta
United States Naval Academy

Gerald Ford
University of Michigan
Yale Law School

Richard Nixon
Whittier College
Duke University






Kalau ini udah ane tambahin diatas Jokowi (tapi yang satu ini masih menjabat sebagai Gubernur dan harus dituntaskan sd 2017, ane gak setuju menjadi Capres 2014, kalau tahun berikutnya gpp ane dukung 100%)

=================================================



PhD atau panjangnya Doctor of Philosophy merupakan gelar yang diberikan pada seseorang yang telah menyelesaikan studi tingkat doktoral (strata 3). Kalau di Universitas yang ada di Indonesia jarang digunakan gelar ini seringnya dengan gelar Doktor

=================================================



Jadi kalau mau rapat nyanyi dulu ya gan ... menghibur juga tuh.
Kalau Presiden dari kalangan artis berarti Rhoma Irama Ya ... atau Rano Karno ya ... boleh juga tuh, tapi Rano masih menjabat wagub banten ... berarti Rhoma Irama.

=================================================



Bahkan bermain game SIM City pun perlu strategy. Strategy adanya dalam Ilmu dan Pengetahuan. Tapi rasa cinta mengalahkan Ilmu Pengetahuan. Banyak juga presiden yang dicintai rakyatnya. Ini komen yang mantap .. betul gan ..... Hanya kadang kita saja gak bisa hidup hanya makan cinta. Banyak pasangan suami istri yang bermodalkan cinta karam dalam rumah tangganya karena ekonomi, karena tidak bisa memanage keuangannya. Jadi penting juga Ilmu Pengetahuan, sama halnya pentingnya pendidikan tinggi agar kecintaannya diwujudkan dalam strategy perekonomian yang handal dan matang ... karena kalau tidak mempunyai strategy dan ilmu yang mumpuni bisa bangkrut negara ini.
Kalau Amerika terbalik, strategy hebat dalam bidang ekonomi tapi tidak punya rasa cinta .... selalu menebarkan permusuhan dengan bangsa bangsa, makanya tidak diberi keberkahan. Dan kini dikabarkan sedang dilanda krisis. Malah diliburkan pemerintahannya untuk sementara.

=================================================



Blair khan kuliah di St John's College, Oxford. Second-Class Honours B.A. in Jurisprudence .... setara dengan akademik. termasuk kedalam The British undergraduate degree classification. Menurut ane sih masih setara dengan pendidikan tinggi, ahli madya. Memang bukan Universitas, tapi Pendidikan Tinggi bukan hanya Universitas. Politeknik, akademi juga termasuk pendidikan tinggi. Masih inget gak dulu ada gelar Toni Kusumah, B.A
Sarjana Muda

=================================================



Pendidikan tinggi khan gak mesti jadi doktor gan ... tapi kuliah bukan skul apalagi kalau dengan dibandingkan dengan jaman dulu. 44 itu khan banyaknya orang jaman dulu. Kalau berdiri Indonesia sebanding dengan presiden ke 33 USA Harry S. Truman. Jadi yang 33 ke bawah itu jangan dibandingkan.

=================================================



Staff ahlinya saja yang jadi presiden .... kalau masih menyuruh staff ahlinya yang berpikir.

Tidak semua hal mesti dipersatukan. Pemersatu kalau jaman orde baru, Asal Bos Senang satu suara ... enggak bagus juga hasilnya... Jadi perbedaan adalah rahmat. Pemersatu bangsa bukanlah satu suara akan nasib bangsa. Tapi satu NKRI harga mati, satu bangsa bangsa Indonesia, satu Bahasa Bahasa Indonesia. Bukan satu suara kebijakan enggak ada yang larang ... malah nanti kebablasan. Kalau DPR hanya Oke Oke Bos justru enggak kerja namanya. Elemen bangsa enggak bisa dipersatukan karena perbedaan itu akan ada selamanya. Perbedaan adalah rahmat. Perbedaan adalah sunnatullah.
Malah di amerika parlemen gontok gontokan dengan presidennya. Kebijakan bailout lah dll. Jadi biarkan perbedaan itu ada. Tidak semua mesti dipersatukan..... satu suara AAAA BBBB justruu itu yang keliru.

dst