Sejak tahun 1990-an mulai beredar isu tentang keberadaan kandungan emas di Gunung Sanggabuana dan sekitarnya, bahkan menurut Ita (55 tahun) pada tahun 2009 rumahnya di kontrak oleh sekelompok orang asing yang melakukan penelitian terhadap kandungan logam di sekitar Gunung sanggabuana. Ita menambahkan, orang asing itu sempat bermukim selama lebih dari setahun dengan membawa peralatan yang diperlukan untuk pengujian kandungan batu.

Sejak tahun 90-an banyak orang datang menjelajahi hutan Sanggabuana, hanya untuk memastikan keberadaan titik lokasi keterdapatan emas atau logam lainnya. Bahkan Gurandil dari Tasikmalaya dan Bogor beberapa kali melakukan penyisiran lokasi, mulai dari Desa Ciririp Purwakarta sampai ke Cariu Bogor.

Dalam beberapa sumber, menerangkan bahwa Analisis keterdapatan emas dapat dilacak dari adanya jejak proses sirkulasi hidrotermal atau umum disebut epitermal dalam dunia tambang di suatu area, Pyrite (Fe2S) yang disebut Fool Gold juga sering dijumpai bersama dengan emas, sehingga keterdapatan pyrite sering dikaitkan dengan keberadaan emas di suatu daerah. Keterdapatan phyrite di jajaran pegunungan Sanggabuana sangat melimpah.

Tim “PILAR Republik” mencoba menelusuri jejak jejak petualang pemburu emas tersebut, sampai akhirnya mendapatkan kesimpulan bahwa salah satu jajaran pegunungan di Jawa Barat itu menyimpan harta karun yang melimpah.

Ikuti laporan lengkapnya di Majalah Dwi Mingguan "PILAR Republik" edisi yang akan datang.

Sumber