Ane selalu tertarik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Jepang, kenapa ? karena orang-orang Jepang selalu melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, gak ada yang setengah-setengah, dan ketakutan terbesar mereka adalah kegagalan.
Dan salah satu dari sekian banyak hal besar yang dilakukan orang-orang di Jepang adalah cara mereka menanggulangi banjir di kota sebesar TOKYO.

Agan/aganwati pasti sudah pada tahu kan sama Tokyo, kota terbesar di negara sakura, dimana banyak sekali bangunan & gedung-gedung pencakar langit disana, sehingga sedikit sekali lahan untuk resapan airnya. Tapi tekhnologi dari para engineer di Jepang bisa menjawab semua itu

Ternyata ada konstruksi raksasa di bawah tanah yang kita tidak bisa melihatnya secara langsung, tapi ternyata sangat mambantu ketika Tokyo dilanda hujan lebat yang berpotensi menimbulkan banjir. Salah satunya adalah Kanda River Underground Retention Basin yang terdiri atas 4.5 km terowongan yang ‘ditanam’ sedalam 40 meter dibawah tanah. Sistem ini dapat menampung sampai dengan 540.000 ton air ketika Tokyo dilanda banjir.



Konstruksi terowongan bawah tanah dibuat dengan diameter yang sangat besar, kurang lebih 10 - 30 m, bandingkan dengan ukuran manusia ketika berada di dalam terowongan raksasa itu



Di salah satu area yaitu pada Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel. Terdiri dari 5 buah pipa vertikal yang berdiameter 30 meter dengan kedalaman 70 meter, yang terhubung satu sama lain melalui terowongan-terowongan yang berdiameter 10 meter sepanjang 6.3 kilometer. Sebenarnya ini letaknya ada di Perfektur Saitama, hanya saja dibangun untuk menanggulangi banjir di area Kanto, termasuk Tokyo.





Di titik akhir dari kanal, ada tempat simbolik yang sering disebut dengan Underground Parthenon, yang luasnya mirip lapangan sepak bola dan tingginya 18 meter. Tempat ini bisa untuk kunjungan studi, cocok lah kalau agan saat ke Jepang lihat-lihat dulu kesana.
Ane bener-bener kagum dengan para engineer di sono gan. Bagaimana cara mereka membuat ‘kehidupan’ di bawah tanah tanpa mengusik apa yang ada di atas tanah. Mereka bisa membuat kereta bawah tanah/subway, sistem pengendalian banjir, pertokoan bawah tanah yang biasanya juga terhubung dengan subway juga, dll. Yang pasti, selain karena penerapan dari ilmu konstruksi yang telah mereka dapatkan, mereka juga rata-rata tipikal pekerja keras (sudah umum diketahui kayaknya). Sebagai contoh, saat Jerman akan membuat terowongan menembus pegunungan sepanjang 5 mil, dalam sehari mereka hanya mampu menembus beberapa meter saja. Dan di Jepang, kalau ditotal sudah berapa ratus kilometer terowongan yang ada di bawah tanah ? Berapa total waktu yang diperlukan untuk membuat itu semua ? Kalau dipikir-pikir, sepertinya kurang dari 30 tahun, mengingat jaman perang dunia II yang benar-benar menghancurkan Jepang, kemudian mereka butuh waktu untuk bangkit secara mental & finansial. (CMIIW)
Nah, lalu bagaimana dengan negara kita terutama kota Jakarta, sampai kapan banjir akan menghantui para penduduk disana. Gubernur Jokowi pernah mensosialisasikan rencana pembuatan terowongan raksasa untuk penanggulangan banjir. Semoga rencana itu bisa segera diimplementasikan dan membawa pengaruh besar dalam penanggulangan banjir.

terima kasih udah mampir & baca-baca thread ane

Kaskuser yang bijak selalu meninggalkan komennya

cuma dan
yang ane harapkan