![rafe481](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/06/01/avatar1730345_4.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
rafe481
Tradisi Gilo Lukah, Hiburan Dengan Aroma Mistis Dari Sumatra
Newbie bikin trit pertama gan, mohon jangan dibata ![Smilie emoticon-Smilie](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif)
Share sedikit gan tentang budaya daerah ane, Riau. Lukah Gilo juga terdapat didaerah sumatra lainya, sperti Sumatra Barat dan Jambi.
Sihirr Lukah Gilo
12 Februari 2012
Sihir Lukah Gilo
![Tradisi Gilo Lukah, Hiburan Dengan Aroma Mistis Dari Sumatra](https://dl.kaskus.id/img-static.riaupos.co/ahad/lukah-gilo.jpg)
Peladen berusaha menahan lukah gilo yang menggilo bergoyang ke kiri dan ke kanan. (Foto: Fedli Azis/Riau Pos)
‘’Cik Siti padi, Cik Siti padi jangan jugo tuan kenang-kenang, bisik padi bisik jangan dilupokan,’’ bisik bomo (dukun, red) ke telinga lukah yang dipersiapkan untuk sebuah permainan bernama lukah gila alias lukah gilo. Nasrun yang bertindak sebagai bomo mempersilakan kedua peladen (pemegang lukah) untuk bersiap-siap. Perlahan namun pasti, bait-bait mantera (berupa pantun-pantun) dilafazkan dan mendadak suasana di sekitar permainan terasa magis, menghipnotis siapa saja yang melihat serta mendengarnya.
Laporan FEDLI AZIS, Siak
NASRUN mengenakan kostum serba hitam. Kakek 60 tahun itu melangkah pasti ke depan dengan membawa dua bilah rotan getah sepanjang 50-60 Cm. Sedang dua asistennya (peladen) mengenakan kostum serba merah muda sembari membawa sebuah lukah genting yang telah dibungkus kain hitam. Lukah yang telah didandani seperti manusia dengan kepala (dari tempurung kelapa) dan dua tangan (bentangan kayu di sisi kiri dan kanan) yang mirip orang-orangan sawah.
Kedua peladen siap di tengah dengan duduk bersila sembari memegang lukah, Nasrun mendekatinya. Membuat mata, hidung dan mulut serta telinga pada tempurung sebagai kepala lukah dengan kapur, ia pun membisikkan sesuatu ke telinga kiri dan kanan lukah itu. Merasa telah melengkapi syarat permainan, Nasrun mundur ke belakang, sejajar dengan kedua peladen. Ia mulai memainkan rotan yang menjadi penanda untuk gerakan lukah seiring mantera-mantera yang dilafazkannya.
Awalnya, gerakan lukah mengikuti gerakkan rotan yang diayun ke kiri dan kanan. Hanya beberapa saat, gerakan lukah menggila dan kedua peladen tampak kesulitan untuk menahan lukah agar tidak terjatuh ke lantai. Hanya beberapa menit mereka dapat menahannya. Saat gerakan kian cepat dan tak terkendali, mereka pun menyerah. Mantera-mantera juga kian cepat, seiring ketukan rotan di atas lantai sehingga permainan yang sudah dipertahankan secara turun-temurun itu tetap menarik untuk dinikmati, terutama jika ikut memainkannya. Apalagi, permainan tersebut bisa dilakukan berkali-kali dengan peladen siapa saja, asal sebelumnya si peladen belum pernah mengalami kerasukan.
‘’Lihat tadi saya membisikkan sesuatu kan? Bisikan itulah yang diikuti si lukah hingga menggila sampai peladen tak sanggup menahannya. Boleh percaya, boleh tidak, bisikan itu menjadi perintah yang harus diikut lukah saat mengikuti mantera-mantera yang diucapkan berirama,’’ ucap Nasrun usai melakoni permainan lukah gilo pada sebuah acara di Siak Sri Indrapura beberapa beberapa waktu lalu.
Asal Muasal Permainan
Keberadaan permainan lukah gilo sudah terbilang lama namun di kampungnya, permainan tersebut belumlah terbilang selama usia lukah gila di daerah Riau lainnya seperti lukah gila Suku Bonai (Rokan Hulu/Rokan Hilir), Suku Talang Mamak (Indragiri Hulu), Suku Petalangan (Pelalawan) atau di Suku Sakai (Bengkalis) maupun masyarakat Melayu Riau lainnya. Tidak juga selama usia lukah gila milik Anak Dalam masyarakat Jambi atau masyarakat Minangkabau.
Menurutnya, lukah gilo di Kampung Bandar Pedadah, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak berasal dari Mandau (Bengkalis). Orang yang pertama sekali membawa permainan tersebut ke kampungnya adalah datuknya sendiri yakni Jabar yang juga asli Mandau. Nasrun sendiri mulai mengenal permainan tersebut pada usia 25 tahun dan mulai memainkannya pada 1980-an hingga hari ini. Bahkan hingga hari ini baru dirinya sendirilah yang bisa menjadi bomo dalam permainan rakyat tersebut dan berharap bisa menurunkan kepada generasi selanjutnya.
‘’Kesenian tradisional ini tentulah harus kita pelihara bersama dan saya juga berniat hendak menurunkan kepada seseorang yang sudah saya bina sejak beberapa tahun belakangan ini,’’ tegas Nasrun penuh harap.
Lukah gila sendiri merupakan permainan rakyat yang cukup sering dimainkan dalam berbagai acara adat seperti penyambutan tamu terhormat maupun acara nikah kimpoi. Dijelaskannya, permainan ini menurut penuturan orang tua-tua, terjadi saat seorang ayah tengah meraut rotan untuk membuat lukah genting (perangkap ikan) bersama sepasang anaknya. Saat satu lukah selesai, anaknya memegang benda itu sedang si ayah yang tengah meraut rotan untuk membuat lukah satu lagi asyik berpantun. Nah, saat berpantun-pantun, lukah yang dipegang kedua anaknya bergoyang-goyang sendiri dan diketahui oleh ayahnya. Sejak saat itu, dijadikannya sebuah permainan dan terus berlanjut hingga sekarang.
‘’Kira-kira begitulah cerita awal permainan lukah gilo ini dan sejak saat itu, si ayah bersama dua anaknya sering menampilkan permainan itu pada acara-acara adat, terutama nikah kimpoi orang Melayu,’’ tambah Nasrun. ‘’Saya sering juga diundang untuk menampilkan permainan ini baik di Siak Bermadah (helat tahunan) dan nikah kimpoi. Kalau dibayar, Alhamdulillah, kalau tidak apo nak dikate,’’ ulasnya sembari tertawa lepas.
Permainan yang Mengasyikkan
Permainan lukah gila menjadi salah satu dari sekian banyak permainan rakyat yang ada di dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau. Permainan ini cukup mengasyikkan, seperti main jelangkung (masyarakat Jawa) atau permainan yang ada kaitannya dengan hal-hal berbau gaib atau mistik. Setiap daerah memiliki gaya permainan dan mantera yang berbeda-beda namun peralatan yang dipakai sama yakni lukah untuk menangkap ikan yang biasa digunakan para nelayan.
Bomo atau dukun dilakoni satu orang sedang pemegang lukah bisa dilakoni dua orang atau lebih tergantung keperluan. Pemegang bisa berganti-ganti jika lukah gilo menggila dan tak bisa ditahan oleh pemegang pertama maka yang lain, siapa saja, terutama sudah dewasa bisa menggantikannya. Selain syarat makna, permainan ini terbilang menghibur dan bisa dilakukan berulang-ulang seperti permainan dengan pola game.
‘’Siapa saja bisa memainkan lukah gilo ini dan percayalah sangat mengasyikkan. Tapi kalau untuk menjadi bomo, biasanya sudah berusia di atas 40 tahun,’’ kata Nasrun mengakhiri.***
Tradisi Ritual Lukah Gilo pada Masyarakat Suku Bonai Provinsi Riau
The tribe of Bonai is one of the original tribe which exist in Province of Riau. The tribe of Bonai is an isolated tribe and considered the primitive tribe and as secluded society than others society in Riau Province.
The purpose of this research is to study and to find the meanings of lukah gilo ritual and to find out the local wisdom on lukah gilo ritual. Therefor, to conduct this research, researcher uses semiotic theory and qualitative method, by using survey method which is conducted by interviewing the informants.
The research is conducted in the village of Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu that adjacent with Kabupaten Rokan Hilir. The result of this research showed that lukah gilo ritual in the tribe of Bonai is a unique tradition owned by tribe of Bonai and has magical power in the performance. The tradition of lukah gilo is performance by the society of Bonai’s tribe to the others society of Malay, to show their identity as Malay society of Riau.
Masyarakat suku Bonai merupakan salah satu kelompok suku asli yang terdapat di Provinsi Riau. Jarak geografis yang jauh dan secara social terpencil, membuat mereka dianggap tertinggal atau primitif dibandingkan dengan masyarakat lain di provinsi Riau.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mencari makna yang terkandung dari ritual lukah gilo serta memngetahui bentuk kearifan lokal yang terdapat pada ritual lukah gilo. Untuk itu digunakan teori semiotik dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan metode survei yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada beberapa informan.
Penelitian dilaksanakan di desa Ulak Patian Kabupaten Rokan Hulu dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Rokan Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi lukah gilo yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai merupakan sebuah tradisi yang unik dan banyak mengandung kekuatan magis di dalam pertunjukannya. Lukah Gilo merupakan suatu tradisi masyarakat suku Bonai yang keberadaannya hingga saat ini masih terpelihara dengan baik. Tradisi lukah gilo ini sering dipertunjukan oleh masyarakat suku Bonai kepada masyarakat Melayu lainnya, untuk memperlihatkan jati diri mereka sebagai masyarakat Melayu Riau.
Video link
https://
UPDATE PICT
![Tradisi Gilo Lukah, Hiburan Dengan Aroma Mistis Dari Sumatra](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/_7UxM_Kfsq30/SwtQ_9WRvuI/AAAAAAAAAEs/jHS0YGp2q_8/s1600/SANY0533.JPG)
agan-agan yg udah ngasi
Makasi Cendolnya
![Shakehand2 emoticon-Shakehand2](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeqyos6i5nk.gif)
![Smilie emoticon-Smilie](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif)
Share sedikit gan tentang budaya daerah ane, Riau. Lukah Gilo juga terdapat didaerah sumatra lainya, sperti Sumatra Barat dan Jambi.
Spoiler for masih newbie:
Sebelumnya minta maaf kepada agan-agan semua, ane masih newbie nih, mohon jangan dibata
![Takut emoticon-Takut](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1itttkb.gif)
dan mohon sukarelanya minta cendolnya kalau trit ini menarik menurut agan-agan
![2 Jempol emoticon-2 Jempol](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1x373yj.gif)
![Takut emoticon-Takut](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1itttkb.gif)
![Blue Guy Bata (L) emoticon-Blue Guy Bata (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbejiqljqkd1.gif)
dan mohon sukarelanya minta cendolnya kalau trit ini menarik menurut agan-agan
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
![2 Jempol emoticon-2 Jempol](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1x373yj.gif)
Spoiler for RiauPost News:
Sihirr Lukah Gilo
12 Februari 2012
Sihir Lukah Gilo
![Tradisi Gilo Lukah, Hiburan Dengan Aroma Mistis Dari Sumatra](https://dl.kaskus.id/img-static.riaupos.co/ahad/lukah-gilo.jpg)
Peladen berusaha menahan lukah gilo yang menggilo bergoyang ke kiri dan ke kanan. (Foto: Fedli Azis/Riau Pos)
‘’Cik Siti padi, Cik Siti padi jangan jugo tuan kenang-kenang, bisik padi bisik jangan dilupokan,’’ bisik bomo (dukun, red) ke telinga lukah yang dipersiapkan untuk sebuah permainan bernama lukah gila alias lukah gilo. Nasrun yang bertindak sebagai bomo mempersilakan kedua peladen (pemegang lukah) untuk bersiap-siap. Perlahan namun pasti, bait-bait mantera (berupa pantun-pantun) dilafazkan dan mendadak suasana di sekitar permainan terasa magis, menghipnotis siapa saja yang melihat serta mendengarnya.
Laporan FEDLI AZIS, Siak
NASRUN mengenakan kostum serba hitam. Kakek 60 tahun itu melangkah pasti ke depan dengan membawa dua bilah rotan getah sepanjang 50-60 Cm. Sedang dua asistennya (peladen) mengenakan kostum serba merah muda sembari membawa sebuah lukah genting yang telah dibungkus kain hitam. Lukah yang telah didandani seperti manusia dengan kepala (dari tempurung kelapa) dan dua tangan (bentangan kayu di sisi kiri dan kanan) yang mirip orang-orangan sawah.
Kedua peladen siap di tengah dengan duduk bersila sembari memegang lukah, Nasrun mendekatinya. Membuat mata, hidung dan mulut serta telinga pada tempurung sebagai kepala lukah dengan kapur, ia pun membisikkan sesuatu ke telinga kiri dan kanan lukah itu. Merasa telah melengkapi syarat permainan, Nasrun mundur ke belakang, sejajar dengan kedua peladen. Ia mulai memainkan rotan yang menjadi penanda untuk gerakan lukah seiring mantera-mantera yang dilafazkannya.
Awalnya, gerakan lukah mengikuti gerakkan rotan yang diayun ke kiri dan kanan. Hanya beberapa saat, gerakan lukah menggila dan kedua peladen tampak kesulitan untuk menahan lukah agar tidak terjatuh ke lantai. Hanya beberapa menit mereka dapat menahannya. Saat gerakan kian cepat dan tak terkendali, mereka pun menyerah. Mantera-mantera juga kian cepat, seiring ketukan rotan di atas lantai sehingga permainan yang sudah dipertahankan secara turun-temurun itu tetap menarik untuk dinikmati, terutama jika ikut memainkannya. Apalagi, permainan tersebut bisa dilakukan berkali-kali dengan peladen siapa saja, asal sebelumnya si peladen belum pernah mengalami kerasukan.
‘’Lihat tadi saya membisikkan sesuatu kan? Bisikan itulah yang diikuti si lukah hingga menggila sampai peladen tak sanggup menahannya. Boleh percaya, boleh tidak, bisikan itu menjadi perintah yang harus diikut lukah saat mengikuti mantera-mantera yang diucapkan berirama,’’ ucap Nasrun usai melakoni permainan lukah gilo pada sebuah acara di Siak Sri Indrapura beberapa beberapa waktu lalu.
Asal Muasal Permainan
Keberadaan permainan lukah gilo sudah terbilang lama namun di kampungnya, permainan tersebut belumlah terbilang selama usia lukah gila di daerah Riau lainnya seperti lukah gila Suku Bonai (Rokan Hulu/Rokan Hilir), Suku Talang Mamak (Indragiri Hulu), Suku Petalangan (Pelalawan) atau di Suku Sakai (Bengkalis) maupun masyarakat Melayu Riau lainnya. Tidak juga selama usia lukah gila milik Anak Dalam masyarakat Jambi atau masyarakat Minangkabau.
Menurutnya, lukah gilo di Kampung Bandar Pedadah, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak berasal dari Mandau (Bengkalis). Orang yang pertama sekali membawa permainan tersebut ke kampungnya adalah datuknya sendiri yakni Jabar yang juga asli Mandau. Nasrun sendiri mulai mengenal permainan tersebut pada usia 25 tahun dan mulai memainkannya pada 1980-an hingga hari ini. Bahkan hingga hari ini baru dirinya sendirilah yang bisa menjadi bomo dalam permainan rakyat tersebut dan berharap bisa menurunkan kepada generasi selanjutnya.
‘’Kesenian tradisional ini tentulah harus kita pelihara bersama dan saya juga berniat hendak menurunkan kepada seseorang yang sudah saya bina sejak beberapa tahun belakangan ini,’’ tegas Nasrun penuh harap.
Lukah gila sendiri merupakan permainan rakyat yang cukup sering dimainkan dalam berbagai acara adat seperti penyambutan tamu terhormat maupun acara nikah kimpoi. Dijelaskannya, permainan ini menurut penuturan orang tua-tua, terjadi saat seorang ayah tengah meraut rotan untuk membuat lukah genting (perangkap ikan) bersama sepasang anaknya. Saat satu lukah selesai, anaknya memegang benda itu sedang si ayah yang tengah meraut rotan untuk membuat lukah satu lagi asyik berpantun. Nah, saat berpantun-pantun, lukah yang dipegang kedua anaknya bergoyang-goyang sendiri dan diketahui oleh ayahnya. Sejak saat itu, dijadikannya sebuah permainan dan terus berlanjut hingga sekarang.
‘’Kira-kira begitulah cerita awal permainan lukah gilo ini dan sejak saat itu, si ayah bersama dua anaknya sering menampilkan permainan itu pada acara-acara adat, terutama nikah kimpoi orang Melayu,’’ tambah Nasrun. ‘’Saya sering juga diundang untuk menampilkan permainan ini baik di Siak Bermadah (helat tahunan) dan nikah kimpoi. Kalau dibayar, Alhamdulillah, kalau tidak apo nak dikate,’’ ulasnya sembari tertawa lepas.
Permainan yang Mengasyikkan
Permainan lukah gila menjadi salah satu dari sekian banyak permainan rakyat yang ada di dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau. Permainan ini cukup mengasyikkan, seperti main jelangkung (masyarakat Jawa) atau permainan yang ada kaitannya dengan hal-hal berbau gaib atau mistik. Setiap daerah memiliki gaya permainan dan mantera yang berbeda-beda namun peralatan yang dipakai sama yakni lukah untuk menangkap ikan yang biasa digunakan para nelayan.
Bomo atau dukun dilakoni satu orang sedang pemegang lukah bisa dilakoni dua orang atau lebih tergantung keperluan. Pemegang bisa berganti-ganti jika lukah gilo menggila dan tak bisa ditahan oleh pemegang pertama maka yang lain, siapa saja, terutama sudah dewasa bisa menggantikannya. Selain syarat makna, permainan ini terbilang menghibur dan bisa dilakukan berulang-ulang seperti permainan dengan pola game.
‘’Siapa saja bisa memainkan lukah gilo ini dan percayalah sangat mengasyikkan. Tapi kalau untuk menjadi bomo, biasanya sudah berusia di atas 40 tahun,’’ kata Nasrun mengakhiri.***
Spoiler for Gilu Lukah Masyarakat Rokan 1 :
Tradisi Ritual Lukah Gilo pada Masyarakat Suku Bonai Provinsi Riau
The tribe of Bonai is one of the original tribe which exist in Province of Riau. The tribe of Bonai is an isolated tribe and considered the primitive tribe and as secluded society than others society in Riau Province.
The purpose of this research is to study and to find the meanings of lukah gilo ritual and to find out the local wisdom on lukah gilo ritual. Therefor, to conduct this research, researcher uses semiotic theory and qualitative method, by using survey method which is conducted by interviewing the informants.
The research is conducted in the village of Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu that adjacent with Kabupaten Rokan Hilir. The result of this research showed that lukah gilo ritual in the tribe of Bonai is a unique tradition owned by tribe of Bonai and has magical power in the performance. The tradition of lukah gilo is performance by the society of Bonai’s tribe to the others society of Malay, to show their identity as Malay society of Riau.
Masyarakat suku Bonai merupakan salah satu kelompok suku asli yang terdapat di Provinsi Riau. Jarak geografis yang jauh dan secara social terpencil, membuat mereka dianggap tertinggal atau primitif dibandingkan dengan masyarakat lain di provinsi Riau.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mencari makna yang terkandung dari ritual lukah gilo serta memngetahui bentuk kearifan lokal yang terdapat pada ritual lukah gilo. Untuk itu digunakan teori semiotik dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan metode survei yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada beberapa informan.
Penelitian dilaksanakan di desa Ulak Patian Kabupaten Rokan Hulu dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Rokan Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi lukah gilo yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai merupakan sebuah tradisi yang unik dan banyak mengandung kekuatan magis di dalam pertunjukannya. Lukah Gilo merupakan suatu tradisi masyarakat suku Bonai yang keberadaannya hingga saat ini masih terpelihara dengan baik. Tradisi lukah gilo ini sering dipertunjukan oleh masyarakat suku Bonai kepada masyarakat Melayu lainnya, untuk memperlihatkan jati diri mereka sebagai masyarakat Melayu Riau.
Video link
https://
![](https://img.youtube.com/vi/L-qJis1JTrQ/0.jpg)
UPDATE PICT
Spoiler for Update:
![Tradisi Gilo Lukah, Hiburan Dengan Aroma Mistis Dari Sumatra](https://dl.kaskus.id/v-images2.antarafoto.com/rp_sb_1319690106_re_455x265.jpg)
agan-agan yg udah ngasi
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
![Shakehand2 emoticon-Shakehand2](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeqyos6i5nk.gif)
Diubah oleh rafe481 18-06-2013 02:19
0
7.7K
Kutip
28
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Budaya](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-389.png)
Budaya![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
2.3KThread•1.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok