Meski sudah disediakan jembatan penyeberangan atau terowongan bawah tanah, sejumlah pengguna transjakarta masih saja memiliki kebiasaan buruk. Ketika turun di halte, mereka tidak menggunakan jembatan atau terowongan untuk menyeberang, tetapi justru memilih melompat dari halte.

Seperti pantauan Kompas.com, Minggu (29/9/2013) pagi, di halte Kota. Sejumlah pengguna dari arah Blok M melompat dari halte untuk menyeberang dan tidak mau repot mengambil jalan memutar atau melewati terowongan penyeberangan. Hal ini dianggap sebagai hal yang biasa dan praktis untuk menghemat waktu. Padahal, perilaku ini membahayakan keselamatan mereka.

"Repot kalau harus muter-muter, mending langsung dari sini aja (lompat)," ujar Ridho (24), salah satu pengguna transjakarta jurusan Blok M-Kota.

Hal senada juga diungkapkan oleh Juli (26). Ia mengaku sering melompat dari halte karena terkadang lama menunggu armada transjakarta yang datang. Bukan hanya di koridor Blok M-Kota saja, di koridor lainnya pun sering kali para pengguna melakukan hal seperti itu.
(*dikutip dari http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Ktswp)



Apakah agan-agan pernah melakukan hal demikian? apakah agan-agan tau resiko yang di dapat bila melakukan hal tersebut, misalnya jatuh bahkan tertabrak oleh kendaraan atau bus yang sedang berjalan? atau mungkin agan-agan punya solusi untuk memudahkan pengguna Transjakarta menaiki Transjakarta tanpa harus berputar2? yuk kita sharing di sini.....