Partai tidak bisa mencetak pemimpin, sebagai contoh konvensi calon presiden oleh salah satu partai politik. Bung Karno adalah pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) tetapi ketika menjadi presiden tidak pernah mengenakan jaket PNI. Demikian pula Pak Harto, ketika menjadi presiden tidak pernah memakai jaket Golkar.

"Kalau presiden mengenakan jaket partai, itu bukan negarawan, tetapi tokoh politik," kata Wakil Ketua Dewan Pengarah Jaringan Masyarakat Peduli Keistimewaan Ayodya KH Muhammad Jazir ASP menjadi pembicara sarasehan 'Dengan Semangat Kepahlawanan Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial Kita Bangun Generasi Muda Berkarakter' di Monumen Jogja Kembali Sleman Kamis (26/09/2013).

Jazir menjelaskan saat AS menggadaikan Freeport dan Blok Cepu kepada China, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan, pendidikan saat ini sudah tidak sesuai dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara. "Dulu pendidikan adalah untuk mencetak jiwa merdeka, agar anak didik bisa menjadi pemimpin. Tetapi kini, pendidikan untuk mencetak tukang. Bangga kalau bisa bekerja pada orang asing yang gajinya besar


benar benar bangga akan partai nya............