• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Tidak Salah Jika Ingin Berpacaran dengan Orang Barat :) [Cewek dan Cowok Masuk]

heinrich.hanAvatar border
TS
heinrich.han
Tidak Salah Jika Ingin Berpacaran dengan Orang Barat :) [Cewek dan Cowok Masuk]
Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2013/03...t--535372.html

Penulis: Carl (di kompasiana) alias heinrich.han


Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis emoticon-Smilie

Terkadang saya merasa heran dengan pola pikir orang Indonesia dimana kalau ada orang Indonesia yang berteman dengan pria/wanita Barat langsung mengecap orang yang bersangkutan dengan sebutan “cowok/cewek nggak bener” padahal nggak ada sangkut pautnya juga. Apalagi dengan cewek yang pacaran sama orang bule, langsung dicap cewek murahan dan nggak bener, terus dibilang udah nggak perawan lagi. Well, pemikiran macam apa ini?

Saya sendiri adalah orang Chinese keturunan Taiwan dan Portugal dari pihak keluarga papa saya adalah berdarah campuran (Taiwan-Portugal) sedangkan dari pihak keluarga mama adalah Chinese daratan jadi kalau lihat orang Indonesia pacaran dengan pria/wanita asing saya rasa biasa-biasa aja, nggak ada yang aneh-aneh malah terlihat unik.

Jujur saja, sudah dua kali saya berpacaran dengan pria WNA, yang pertama WN Jerman dan yang kedua WN Jepang karena lingkungan saya lebih banyak expatriate sehingga saya lebih dekat dengan mereka. Seringkali, beberapa teman saya mencibir saya sebagai wanita nggak bener, capitalist, rendahan dan sebagainya. Soalnya tampang saya pas-pasan begini, berat badan agak berlebih tapi gampang akrab sama bule. Well, memangnya dengan pacaran dengan orang Barat itu artinya nggak menghargai orang-orang Indonesia terus nggak nasionalis gitu. Apa ada bukti mendasar dengan orang itu pacaran dengan orang Barat sama sekali orang nggak benar?

Alasan mengapa pacaran dengan orang Barat suka dicap jelek:

1. Orang Barat rata-rata nggak beragama (atheis)

Pernyataan ini mungkin benar, tetapi tidak semuanya. Kalau orang di daerah-daerah atau kota kecil biasanya masih menganut kepercayaan tertentu atau di kota besar tetapi dalam prakteknya sudah tidak dilaksanakan lagi. Tetapi mereka menghargai kepercayaan tiap masing-masing individu.

2. Orang Barat rata-rata terlalu bebas

Bebas seperti apa dulu? Macam free sex, narkoba, minum-minum, merokok? Di beberapa negara Eropa saja sekarang ada larangan untuk merokok di tempat umum. Minum-minum? Paling juga di bar atau tempat tertentu dan paling banyak di musim dingin karena udara di sana sangat dingin. Apa karena harga bir di sana lebih murah dibanding air mineral? Tapi pernahkah anda melihat mereka minum-minum sampai mabuk di sana?

Saya pribadi pernah bertanya pada beberapa teman WNA mengapa mereka tidak berani merokok, minum-minum di tempat umum sedangkan WNI malah ada yang minum-minum dan merokok untuk gaya-gayaan. Jawaban yang saya dapat cukup sederhana tetapi membuat saya berpikir juga. Mereka tidak mau berbuat masalah di negara orang dan taat peraturan. Orang Barat walau bebas tetapi aturan di negara mereka masing-masing SANGAT ketat dan itulah yang membuat orang Barat memiliki hak yang bisa dibilang bebas bagi pandangan kita tetapi kebebasan yang bertanggung jawab dan semua itu ada resikonya. Nggak ada kan kasus orang Barat melakukan korupsi besar-besaran seperti di Indonesia (walau ada beberapa) serta sistemnya ketat. Hukum yang mereka punya ribet (saya anak hukum internasional dan pernah iseng membaca undang-undang dari beberapa negara) tetapi efektif dijalankannya.

3. Orang Barat itu terlalu serius dan dingin

Mungkin kesan pertama itu ada karena mereka tidak menyapa terlebih dahulu tetapi KITA SENDIRI yang harus punya inisiatif untuk mendekati mereka. Mereka sebenarnya ramah-ramah dan asyik diajak berteman, tetapi harus ada inisiatif terlebih dahulu.

Mereka santai dengan cara mereka sendiri dan orang Barat ada yang terlalu serius dan ada yang tidak. Tergantung sudut pandang saja.

4. Orang Barat apatis pada lingkungan sekitar

Bukan berarti mereka sombong tetapi mereka tidak mau ikut campur sesuatu yang bukan urusannya dan yang bersifat pribadi. Tidak mungkin mereka bertanya hal-hal seperti: “Enak nggak nikah sama orang bule?” “Eh, ketemu si A dimana?” “Menurutmu A kayak gimana”. Orang Barat menghargai privasi masing-masing individu dan tidak memaksa tetapi mereka akan menolong jika diperlukan.

[[Dan jujur, buat saya pribadi pertanyaan yang seperti ini juga cukup membuat saya mengganggu karena terkadang pertanyaan ini mengandung niatan tertentu, apalagi kalau sama sesama perempuan. Tapi kalau mau tanya di komentar boleh kok]]

Stigma orang Indonesia yang pacaran dengan orang Barat:

1. Nggak nasionalis

Apa hubungannya nasionalis dengan pacaran dengan orang Barat? Ada yang bisa kasih saya korelasinya? Kalau orang Barat pacaran dengan orang Indonesia itu juga nggak nasionalis dengan negaranya sendiri, dong? Masalah relasi itu masalah hati, bukan kewarganegaraan. Walau saya berada di tengah-tengah mereka saya tetap mempromosikan budaya Indonesia dan senang jika disuruh bercerita mengenai Indonesia pada WNA. Bahkan saya mengajarkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia.

Lebih nggak nasionalis lagi segelintir fans K-Pop (saya nggak bilang semua fans) yang saking fanatiknya ingin pindah warga negara menjadi WN Korea Selatan bahkan menghujat Indonesia demi idolanya. Saya sering temui kasus ini di fanspage K-POP di facebook. [[No offense, K-pop ers emoticon-Smilie]]

2. (Terutama buat kaum wanita) Memandang rendah orang Indonesia

Sudah dijelaskan di nomor dua dan saling berkaitan. Biasanya banyak orang yang beranggapan bila berpacaran dengan orang Barat itu memandang rendah wanita/pria Indonesia dan mengganggap wanita/pria Indonesia tidak memadai padahal itu bukan masalah nasionalisme tetapi masalah hati.

3. Iri hati

Ini sebenarnya bukan stigma sih, tetapi sengaja saya masukkan di sini karena ada beberapa kasus seseorang mengecap orang yang berpacaran dengan orang Barat yang jelek-jelek karena faktor iri dimana seseorang ingin memiliki pacar orang Barat terus nggak kesampaian jadi membuat gosip yang tidak-tidak.

Maaf ya, bukan bermaksud menyinggung sekali lagi. Kebanyakan orang Barat suka dengan wanita Asia yang berkulit agak gelap dan wanita yang pintar (jika opsi yang pertama tidak dapat) sedangkan kebanyakan orang Indonesia melihat dari fisiknya saja, tanpa peduli apakah ia pintar atau tidak. Teman saya ini biasa-biasa saja, sering diejek oleh anak-anak cowok lainnya karena tidak secantik artis girlband Korea atau teman-temannya yang berdandan ala Korea tetapi akhirnya teman saya malah mendapat kekasih pria Barat yang tampan dan baik hati serta respek sama dia.

Come on, jangan lihat orang dari tampang tapi dari inner beauty. Percuma cantik/ganteng tapi nggak bisa berguna bagi masyarakat serta tidak ada menghargai orang sama sekali.

4. Materialistis

Di negara Barat lebih keras dan harus bisa mandiri, bayar pembantu mahal dan nggak semua orang Barat kaya. Mungkin penghasilan mereka tinggi tetapi ditunjang juga dengan biaya hidup yang tinggi. Di negara maju, pajak yang mereka tetapkan sangat tinggi. Kalau saya tidak salah baca artikel, rata-rata pajak di negara Eropa bisa mencapai 50%. Di negara-negara Eropa, nggak mungkin orang punya double job dan harus benar-benar ahli dalam bidangnya.

Percaya deh, hidup di negara orang itu belum tentu enak sekalipun suami/istri kita yang orang Barat sayang banget sama kita. Biaya hidup yang besar, belum lagi pajaknya, belum harus adaptasi budaya setempat belum lagi banyak hal yang berbeda dari Indonesia yang bikin homesick pada awal-awalnya.

Nggak semua orang Barat itu orang kaya, untuk bayar pembantu saja sangat mahal sehingga masing-masing individu harus bisa mandiri.

Komentar saya:

Setiap orang memiliki sisi baik dan buruknya, tidak semua orang Indonesia yang berpacaran dengan orang Barat kelakuannya tidak baik. Masalah kelakuan hanyalah masing-masing individu, nggak ada sangkut pautnya dengan kewarganegaraan.

Saya juga beberapa kali mendapat cap jelek karena berteman dengan orang Barat dan kebanyakan dengan pria, kalau masalah ini sebenarnya saya sejak kecil tomboy dan lebih suka berteman dengan laki-laki karena saya tipikal orang yang jarang menggunakan perasaan, lebih cenderung bermain ke logika. Selain itu karena di keluarga saya laki-laki semua sehingga membentuk kepribadian saya yang mandiri dan nggak tergantung oleh orang lain, kalau biasanya perempuan kemana-mana bergerombol saya lebih senang sendiri atau ditemani satu orang jika perlu.

Nggak selamanya berpacaran dengan orang Barat itu menyenangkan, tantangannya lebih berat dibandingkan berpacaran dengan sesama orang Indonesia. Apalagi budaya Timur dan Barat yang begitu berbeda, bukan tidak mungkin akan menimbulkan cekcok suatu hari. Ada baiknya kedua belah pihak saling mengerti satu sama lain.

Buat yang suka mengecap orang Indonesia berpacaran dengan orang Barat adalah orang yang nggak bener, karma akan berlaku suatu saat. Mungkin anak, saudara atau orang terdekat malah punya suami/istri orang bule, hehe. Intinya saling menghargai saja, nggak usah bergunjing atau ikut campur urusan orang. Bukannya perbedaan itu indah emoticon-Smilie

NB: INGET NO SARA, NO RACISM KALAU KOMENTAR.
0
7.8K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.