- Beranda
- Berita dan Politik
Empati pada Pengungsi Erupsi Sinabung
...
TS
umbulumbul
Empati pada Pengungsi Erupsi Sinabung
Quote:
"Letusan gunung adalah bencana alam yang tidak bisa ditolak, tapi bisa diantisipasi dengan mempelajari gejalanya,"
Quote:
Peserta konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, menunjukkan empatinya kepada para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara (Sumut). Dia mengimbau para pengungsi agar bersabar dan dapat mengambil hikmahnya.
"Letusan gunung adalah bencana alam yang tidak bisa ditolak, tapi bisa diantisipasi dengan mempelajari gejalanya," kata Edhie ketika mengunjungi salah satu lokasi pengungsi di Jambur Tuah Lopati, Kabanjahe, Rabu (25/9). Pada kesempatan tersebut, Edhie membantu 50 juta rupiah untuk para pengungsi di Jambur Tuah Lopati.
Mantan Kepala Staf TNI AD (Kasad) itu juga mengunjungi posko pelayanan kesehatan, posko pelayanan kacamata, hingga dapur umum, kemudian berdialog dengan para pengungsi. Edhie menanyakan keluh kesah hingga harapan para pengungsi, yang mengeluhkan tidur di lantai dingin serta belum bisa bekerja sebagai peladang.
Hidup di pengungsian, kata Edhie, ada sisi positif dan negatifnya sehingga harus disikapi dengan sabar. Dia menjelaskan sisi negatifnya adalah harus meninggalkan rumah dan menginap bersama-sama di lokasi pengungsian.
Para pengungsi juga mengeluhkan tidak bisa berladang karena ladangnya rusak terkena debu vulkanis Gunung Sinabung. "Nanti, setelah kondisinya aman, dan Bapak Ibu bisa berladang lagi, maka tanahnya akan menjadi subur karena debu letusan gunung berapi itu menyuburkan tanah," kata dia.
Sementara itu, Komandan Korem 023 Sibolga, Kolonel Andika Perkasa, menyatakan hingga hari ini masih ada 1.237 jiwa pengungsi dari tiga desa yang tersebar di lima lokasi pengungsian karena lokasi desanya belum aman.
Teteskan Air Mata
Edhie terharu hingga meneteskan air mata saat melihat salah seorang pengungsi, yakni pemuda cacat yang tertidur secara terpisah di dekat dapur umum. Pemuda bernama Richard Sitepu yang merupakan korban letusan Gunung Sinabung itu mengungsi bersama sekitar 400 jiwa pengungsi lainnya di Jambur Tuah Lopati, Kabanjahe.
Ketika melihat pemuda tersebut, Edhie langsung berjongkok untuk menyalaminya sekaligus menanyakan namanya. Namun, pemuda itu ternyata gagu, tidak bisa bicara, dan tangannya agak sulit digerakkan. Ibunya yang duduk menemani di sebelahnya menjawab bahwa putranya bernama Ricard Sitepu. Pamannya yang duduk di sebelahnya juga turut membantu menjawab pertanyaan Edhie.
Menurut ibu Richard Sitepu, Saryana boru Sembiring, Richard mengalami cacat dan keterbelakangan mental sejak kecil sehingga tidak sekolah. "Kami orang miskin dan tinggal di desa. Apalagi anak kondisinya tidak normal sehingga tidak sekolah," kata dia.
Edhie Wibowo kemudian mengelus-elus kepala pemuda tersebut sambil bertanya apa pekerjaan orang tuanya. Saryana boru Sembiring menceritakan mereka tinggal di Desa Simacem, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, di kaki Gunung Sinabung, yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari lokasi pengungsian tersebut.
Menurut Saryana, suaminya sudah lama meninggal dunia sehingga dia hanya tinggal berdua dengan putranya yang mengalami cacat fisik. Untuk kebutuhan sehari-hari, Saryana mengaku menanam sayur seperti kubis dan ubi jalar di lahan hanya sekitar 100 meter.
Edhie yang merasa terharu hingga meneteskan air mata kemudian menugaskan kepada petugas di lokasi pengungsian untuk mengantarkan Richard agar mendapat perawatan lebih baik. Petugas di lokasi pengungsian segera mengantarkan pemuda berusia 25 tahun itu ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
Saryana mengucapkan terima kasih kepada Edhie atas perhatian dan kepeduliannya. Dia turut mendoakan agar Edhie bisa mencapai cita-citanya.
Quote:
Turut mendoakan
0
866
Kutip
4
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.9KThread•41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru