- Beranda
- Berita dan Politik
[Dimana Tempat Gaulmu?] Kehidupan Malam Anak Gaul Senayan
...
TS
novi78
[Dimana Tempat Gaulmu?] Kehidupan Malam Anak Gaul Senayan
Rabu, 25/09/2013
detik..com
Komen : Kok trit gw dihapus sih? Nih gw bikin trit lagi. Komennya jarang maen ke senayan. Maen ke tebet paling kalo ga kemang.
Update Tempat Tongkrongan Anak Gaul Jakarta
Update Tempat Tongkrongan Domic Toretto KW Indonesia
Nih link biar ga dihapus
[URL="http://news.detik..com/read/2013/09/25/123534/2368891/10/anak-malam-senayan-dari-kebut-kebutan-mabuk-hingga-seks-bebas?n992204fksberita"]Link Berita[/URL]
detik..com
Spoiler for ilustrasi anak gaul:
Spoiler for ilustrasi anak gaul:
Spoiler for ilustrasi anak gaul jakarta lagi party di kemang:
Quote:
Anak Malam Senayan, dari Kebut-kebutan, Mabuk hingga Seks Bebas
Jakarta - Malam semakin beranjak di kawasan Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa malam lalu. Namun bukannya semakin hening, suasana di tempat itu justru semakin ramai. Puluhan anak muda, laki-laki dan perempuan makin banyak berdatangan.
Belakangan, kawasan ini kembali menjadi sorotan setelah terjadinya tabrakan maut di areal yang berlokasi di Jalan Asia-Afrika pada Minggu (22/09) subuh lalu itu. Peristiwa ini mengakibatkan dua orang tewas dan delapan luka-luka.
Namun, kejadian buruk tersebut seolah tak menyurutkan minat anak-anak muda yang sebagian besar anak baru gede alias ABG untuk tetap menyambangi tempat itu.
Bagi warga ibu kota, khususnya kaum muda, kawasan tersebut sangat tidak asing. Label sebagai tempat tongkrongan anak gaul yang notabene dari kalangan menengah dan atas bukan cerita baru.
Namun tidak banyak yang tahu detail seluk beluk kehidupan malam di tempat yang sudah
kesohor itu. Sebagai tempat kongkow, seputaran Patung Panah Senayan yang dilintasi Jalan Asia-Afrika yang lebar dan beraspal mulus, saban malam tak hanya sering dijadikan ajang pamer mobil dan kebut-kebutan liar.
Sekilas memang kawasan Patung Panahan tak beda dengan tempat tongkrongan lain yang banyak tersebar di Jakarta, dipenuhi cowok dan cewek muda dengan gaya semau mereka.
Dari penulusuran detikcom pada Selasa dan Rabu malam hingga dini hari kemarin, mereka tak hanya asyik ngobrol dengan teman atau kelompok-kelompoknya sembari menikmati aneka jajanan kali lima yang banyak tersedia.
Minum-minuman keras berbagai merek, baik yang masih dalam kemasan botol dan sudah di kemas dalam plastik-plastik, banyak mewarnai acara kongkow mereka. "Nongkrong sambil minum miras sudah jadi pemandangan biasa di sini, Mas," kata seorang pedagang minuman ringan kepada detikcom. "Yang laki sama perempuan sampai mabuk-mabukan, sampai mau Subuh," dia melanjutkan.
Untuk memperoleh minuman keras juga sangat mudah. Setidaknya ada tiga pedagang yang menjualnya dengan menggunakan mobil yang parkirnya membaur dengan mobil-mobil anak-anak tongkrongan di situ.
Para pedagang miras ini selalu lolos saat aparat menggelar razia. Informasi tentang akan diadakan razia selalu bocor. “Mereka (pedagang miras) nyetor ke oknum polisi, kalau mau ada razia mereka udah tahu duluan," ungkap dia yang sudah belasan tahun berdagang di lokasi ini.
Tak cuma mabuk-mabukan, pemuda dan pemudi yang telah terpengaruh minuman alkohol berkadar tinggi itu juga diketahui kerap melakukan hubungan badan di dalam mobil yang di parkirkan di dekat tempat yang mereka jadikan tempat duduk melingkar.
“Sering juga mereka begituan (seks dalam mobil). Namanya udah pada mabuk, terus terangsang akhirnya ‘maen’ sama ceweknya di dalam mobil,” ujar warga Patal Senayan ini yang mengaku kerap melihat mobil yang dipakai untuk berbuat mesum itu bergoyang-goyang.
Jakarta - Malam semakin beranjak di kawasan Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa malam lalu. Namun bukannya semakin hening, suasana di tempat itu justru semakin ramai. Puluhan anak muda, laki-laki dan perempuan makin banyak berdatangan.
Belakangan, kawasan ini kembali menjadi sorotan setelah terjadinya tabrakan maut di areal yang berlokasi di Jalan Asia-Afrika pada Minggu (22/09) subuh lalu itu. Peristiwa ini mengakibatkan dua orang tewas dan delapan luka-luka.
Namun, kejadian buruk tersebut seolah tak menyurutkan minat anak-anak muda yang sebagian besar anak baru gede alias ABG untuk tetap menyambangi tempat itu.
Bagi warga ibu kota, khususnya kaum muda, kawasan tersebut sangat tidak asing. Label sebagai tempat tongkrongan anak gaul yang notabene dari kalangan menengah dan atas bukan cerita baru.
Namun tidak banyak yang tahu detail seluk beluk kehidupan malam di tempat yang sudah
kesohor itu. Sebagai tempat kongkow, seputaran Patung Panah Senayan yang dilintasi Jalan Asia-Afrika yang lebar dan beraspal mulus, saban malam tak hanya sering dijadikan ajang pamer mobil dan kebut-kebutan liar.
Sekilas memang kawasan Patung Panahan tak beda dengan tempat tongkrongan lain yang banyak tersebar di Jakarta, dipenuhi cowok dan cewek muda dengan gaya semau mereka.
Dari penulusuran detikcom pada Selasa dan Rabu malam hingga dini hari kemarin, mereka tak hanya asyik ngobrol dengan teman atau kelompok-kelompoknya sembari menikmati aneka jajanan kali lima yang banyak tersedia.
Minum-minuman keras berbagai merek, baik yang masih dalam kemasan botol dan sudah di kemas dalam plastik-plastik, banyak mewarnai acara kongkow mereka. "Nongkrong sambil minum miras sudah jadi pemandangan biasa di sini, Mas," kata seorang pedagang minuman ringan kepada detikcom. "Yang laki sama perempuan sampai mabuk-mabukan, sampai mau Subuh," dia melanjutkan.
Untuk memperoleh minuman keras juga sangat mudah. Setidaknya ada tiga pedagang yang menjualnya dengan menggunakan mobil yang parkirnya membaur dengan mobil-mobil anak-anak tongkrongan di situ.
Para pedagang miras ini selalu lolos saat aparat menggelar razia. Informasi tentang akan diadakan razia selalu bocor. “Mereka (pedagang miras) nyetor ke oknum polisi, kalau mau ada razia mereka udah tahu duluan," ungkap dia yang sudah belasan tahun berdagang di lokasi ini.
Tak cuma mabuk-mabukan, pemuda dan pemudi yang telah terpengaruh minuman alkohol berkadar tinggi itu juga diketahui kerap melakukan hubungan badan di dalam mobil yang di parkirkan di dekat tempat yang mereka jadikan tempat duduk melingkar.
“Sering juga mereka begituan (seks dalam mobil). Namanya udah pada mabuk, terus terangsang akhirnya ‘maen’ sama ceweknya di dalam mobil,” ujar warga Patal Senayan ini yang mengaku kerap melihat mobil yang dipakai untuk berbuat mesum itu bergoyang-goyang.
Quote:
Ada Prostitusi Terselubung di Kawasan Patung Panahan
Jakarta - Kawasan Patung Panahan Senayan, Jakarta Pusat, yang terletak di dekat areal Gelora Bung Karno, tampak ramai, Rabu (24/9) sekitar pukul 22:00 WIB. Puluhan kelompok kaum muda yang biasa disebut anak gaul atau tongkrongan asyik berbincang di dekat mobil-mobil mereka yang berjajar kurang beraturan.
Tidak hanya satu jalur, bahkan dua jalur sisi jalan tersebut penuh dengan anak muda hingga lampu merah Jalan Asia Afrika. Suasana bertambah ramai dengan keberadaan puluhan pedagang kaki lima yang mendulang rupiah.
Sepintas mereka hanya tampak berkumpul dan mengobrol seraya menikmati berbagai jenis minuman, dari mulai kopi, minuman ringan dingin hingga yang mengandung alkohol.
Namun, siapa nyana di balik riuh tongkrongan yang kian hingar dengan dentuman musik bervolume keras dari sound mobil-mobil gaul itu terdapat praktik prostitusi terselubung yang dijajakan gadis-gadis muda pekerja seks komersial.
Salah seorang warga yang biasa nongkrong di tempat ini mengakui di kasawan Patung Panahan dan sekitarnya memang ada transaksi prostitusi. Namun keberadaan wanita pramuria tersebut tidak akan tampak sebab mereka membaur dan terlihat tak ubahnya seperti anak nongkrong lainnya.
“Banyak (PSK) di sini, istilahnya terselubunglah karena kayak orang nongkrong biasa aja,” ungkap warga Simprug yang ogah disebutkan namanya ini kepada detikcom di Patung Panahan, Selasa (24/9) malam.
Menurutnya, praktik prostitusi di tempat ini baru ada sekitar tiga atau empat tahun lalu. Meski tidak mengetahui jumlah pelaku secara pasti, sebagian di antara para pramuria itu merupakan yang dahulu biasa mangkal di kawasan Mahakam dan Melawai Blok M. “Tepatnya ya pas mulai ada yang jual minuman (keras) di sini,” ujarnya.
Dari pengamatannya, para wanita tuna susila itu tidak datang dan mangkal secara sendiri-sendiri melainkan ada pihak yang mengkoordinir dan membawa ke kawasan Patung Panahan yang memang terkenal dengan tongkrongan kaum berduit. “Ada yang bawa, lalu nongkrong di sini,” ucap dia.
Awalnya, dalam melangsungkan aksinya, para wanita itu memanfaatkan banyaknya kaum muda yang nongkrong sambil mabuk-mabukan. Mereka membaur dan ikut menikmati miras bersama- sama hingga kemudian berkenalan akhirnya melakukan transaksi.
“Mainnya bisa di dalam mobil, kalau dibawa ke tempat lain itu kalau yang udah kenal agak lama. Tarifnya Rp 200 ribu-Rp 300 ribu, tergantung ngobrolnya gimana” ujarnya memaparkan.
Dhika, 24 tahun, warga Kelurahan Gelora mengatakan praktik prostitusi di kawasan Patung Panahan tidak terlihat sebab para PSK tidak berdiri di sepanjang pinggir jalan seperti di tempat lainnya, melainkan nongkrong tak ubahnya seperti anak nongkrong biasa.
“Kayak orang nongkrong aja, ada mobilnya juga,” ungkapnya saat berbincang dengan detikcom di kawasan Patung Panahan, Selasa (24/9) malam.
Jakarta - Kawasan Patung Panahan Senayan, Jakarta Pusat, yang terletak di dekat areal Gelora Bung Karno, tampak ramai, Rabu (24/9) sekitar pukul 22:00 WIB. Puluhan kelompok kaum muda yang biasa disebut anak gaul atau tongkrongan asyik berbincang di dekat mobil-mobil mereka yang berjajar kurang beraturan.
Tidak hanya satu jalur, bahkan dua jalur sisi jalan tersebut penuh dengan anak muda hingga lampu merah Jalan Asia Afrika. Suasana bertambah ramai dengan keberadaan puluhan pedagang kaki lima yang mendulang rupiah.
Sepintas mereka hanya tampak berkumpul dan mengobrol seraya menikmati berbagai jenis minuman, dari mulai kopi, minuman ringan dingin hingga yang mengandung alkohol.
Namun, siapa nyana di balik riuh tongkrongan yang kian hingar dengan dentuman musik bervolume keras dari sound mobil-mobil gaul itu terdapat praktik prostitusi terselubung yang dijajakan gadis-gadis muda pekerja seks komersial.
Salah seorang warga yang biasa nongkrong di tempat ini mengakui di kasawan Patung Panahan dan sekitarnya memang ada transaksi prostitusi. Namun keberadaan wanita pramuria tersebut tidak akan tampak sebab mereka membaur dan terlihat tak ubahnya seperti anak nongkrong lainnya.
“Banyak (PSK) di sini, istilahnya terselubunglah karena kayak orang nongkrong biasa aja,” ungkap warga Simprug yang ogah disebutkan namanya ini kepada detikcom di Patung Panahan, Selasa (24/9) malam.
Menurutnya, praktik prostitusi di tempat ini baru ada sekitar tiga atau empat tahun lalu. Meski tidak mengetahui jumlah pelaku secara pasti, sebagian di antara para pramuria itu merupakan yang dahulu biasa mangkal di kawasan Mahakam dan Melawai Blok M. “Tepatnya ya pas mulai ada yang jual minuman (keras) di sini,” ujarnya.
Dari pengamatannya, para wanita tuna susila itu tidak datang dan mangkal secara sendiri-sendiri melainkan ada pihak yang mengkoordinir dan membawa ke kawasan Patung Panahan yang memang terkenal dengan tongkrongan kaum berduit. “Ada yang bawa, lalu nongkrong di sini,” ucap dia.
Awalnya, dalam melangsungkan aksinya, para wanita itu memanfaatkan banyaknya kaum muda yang nongkrong sambil mabuk-mabukan. Mereka membaur dan ikut menikmati miras bersama- sama hingga kemudian berkenalan akhirnya melakukan transaksi.
“Mainnya bisa di dalam mobil, kalau dibawa ke tempat lain itu kalau yang udah kenal agak lama. Tarifnya Rp 200 ribu-Rp 300 ribu, tergantung ngobrolnya gimana” ujarnya memaparkan.
Dhika, 24 tahun, warga Kelurahan Gelora mengatakan praktik prostitusi di kawasan Patung Panahan tidak terlihat sebab para PSK tidak berdiri di sepanjang pinggir jalan seperti di tempat lainnya, melainkan nongkrong tak ubahnya seperti anak nongkrong biasa.
“Kayak orang nongkrong aja, ada mobilnya juga,” ungkapnya saat berbincang dengan detikcom di kawasan Patung Panahan, Selasa (24/9) malam.
Quote:
Sejarah Tongkrongan Anak Pejabat di Senayan
Jakarta - Label sebagai tempat tongkrongan anak-anak muda berduit sudah melekat pada kawasan Patung Panahan di jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat sejak tahun 1980-an. Saat itu salah satu putra dari mantan Presiden Soeharto yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, sering memanfaatkan jalan tersebut untuk balapan mobil.
Usai balapan, putra mantan Presiden Soeharto itu sering nongkrong di Patung Panahan bersama rekan-rekannya yang merupakan anak-anak pejabat dan orang kaya di negeri ini. “Sampai sekarang di sini (Patung Panahan) jadi tongkrongannya anak–anak pejabat dan orang kaya,” kata Ibu Meksi, 41 tahun kepada detikcom di Senayan, Selasa dini hari (24/9) kemarin.
Ibu Meksi mengaku sudah menjadi pedagang kali lima di kawasan Patung Panahan sejak tahun 1990-an. Warga Kemandoran XIII, Jakarta Barat itu mengatakan awalnya aksi balapan dan kebut-kebutan hanya dilakukan pada Minggu dini hari. Namun kemudian berkembang menjadi sepekan dua kali, yakni pada Sabtu dan Minggu dini hari.
Adam, 34 tahun, pedagang lainnya mengatakan selain Patung Panahan, tempat tongkrongan lainnya adalah Parkir Timur Senayan. Kemudian mulai awal tahun 2000-an tongkrongan anak-anak orang kaya juga muncul di Taman Ria Senayan, tak jauh dari jalan Asia Afrika.
Jumlah anak muda yang nongkrong di jalan Asia Afrika dan Taman Ria Senayan makin banyak setelah Parkir Timur Gelora Bung Karno ditutup. “Di sini (jalan Asia Afrika) itu pindahannya anak–anak nongkrong di Taman Ria. Dan makin ramai sejak tidak boleh lagi nongkrong di Parkir Timur, pindahnya ke sini juga,” kata Adam yang warga Slipi, Jakarta Barat itu kepada detikcom.
Menurut ayah dari dua anak ini, aksi balap liar mobil masih sering terjadi di sepanjang jalan Asia Afrika. Setidaknya tiga kali dalam sepekan, yakni Jumat, Sabtu dan Minggu dini hari ada balap liar di tempat tersebut. “Mulainya jam setengah dua sampai jam 4 pagi. Malam lainnya, kadang ada, tapi jarang,” kata Adam.
Keterangan senada disampaikan Dhika, 24 tahun warga Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut dia sejak Taman Ria dibongkar pada sekitar tahun 2002, tongkrongan anak-anak muda berpindah, salah satunya ke Patung Panahan.
Menyusul kemudian tahun 2006 saat Parkir Timur kawasan Gelora Bung Karno juga tak boleh untuk nongkrong pada malam hari. ‘Penghuni malam’ Parkir Timur berpencar ke berbagai tempat seperti Taman di dekat lapangan golf yang terletak di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Jalan Asia Afrika, dan Patung Panahan Plaza Barat.
“Dulu terkenalnya nongkrong di Asia Afrika, sekarang terkenal jadi namanya Patung Panahan (Plaza Barat),” kata Dhika kepada detikcom di Patung Panahan, Senayan Selasa dini hari (24/9).
Menurut Dhika awal tahun 2000-an, kawasan tongkrongan kaum kaya tersebut dikuasai oleh anak pendiri dan ketua salah satu organisasi kepemudaan di Indonesia. Hampir tiap malam mereka nongkrong di tempat tersebut, dan tak jarang terjadi keributan dan perkelahian.
“Kalau ribut begitu mereka kayak diem aja, gak banyak ngomong tapi tiba–tiba ke luar aja pistol. Waktu itu saya masih SMP lah,” kata Dhika.
Jakarta - Label sebagai tempat tongkrongan anak-anak muda berduit sudah melekat pada kawasan Patung Panahan di jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat sejak tahun 1980-an. Saat itu salah satu putra dari mantan Presiden Soeharto yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, sering memanfaatkan jalan tersebut untuk balapan mobil.
Usai balapan, putra mantan Presiden Soeharto itu sering nongkrong di Patung Panahan bersama rekan-rekannya yang merupakan anak-anak pejabat dan orang kaya di negeri ini. “Sampai sekarang di sini (Patung Panahan) jadi tongkrongannya anak–anak pejabat dan orang kaya,” kata Ibu Meksi, 41 tahun kepada detikcom di Senayan, Selasa dini hari (24/9) kemarin.
Ibu Meksi mengaku sudah menjadi pedagang kali lima di kawasan Patung Panahan sejak tahun 1990-an. Warga Kemandoran XIII, Jakarta Barat itu mengatakan awalnya aksi balapan dan kebut-kebutan hanya dilakukan pada Minggu dini hari. Namun kemudian berkembang menjadi sepekan dua kali, yakni pada Sabtu dan Minggu dini hari.
Adam, 34 tahun, pedagang lainnya mengatakan selain Patung Panahan, tempat tongkrongan lainnya adalah Parkir Timur Senayan. Kemudian mulai awal tahun 2000-an tongkrongan anak-anak orang kaya juga muncul di Taman Ria Senayan, tak jauh dari jalan Asia Afrika.
Jumlah anak muda yang nongkrong di jalan Asia Afrika dan Taman Ria Senayan makin banyak setelah Parkir Timur Gelora Bung Karno ditutup. “Di sini (jalan Asia Afrika) itu pindahannya anak–anak nongkrong di Taman Ria. Dan makin ramai sejak tidak boleh lagi nongkrong di Parkir Timur, pindahnya ke sini juga,” kata Adam yang warga Slipi, Jakarta Barat itu kepada detikcom.
Menurut ayah dari dua anak ini, aksi balap liar mobil masih sering terjadi di sepanjang jalan Asia Afrika. Setidaknya tiga kali dalam sepekan, yakni Jumat, Sabtu dan Minggu dini hari ada balap liar di tempat tersebut. “Mulainya jam setengah dua sampai jam 4 pagi. Malam lainnya, kadang ada, tapi jarang,” kata Adam.
Keterangan senada disampaikan Dhika, 24 tahun warga Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut dia sejak Taman Ria dibongkar pada sekitar tahun 2002, tongkrongan anak-anak muda berpindah, salah satunya ke Patung Panahan.
Menyusul kemudian tahun 2006 saat Parkir Timur kawasan Gelora Bung Karno juga tak boleh untuk nongkrong pada malam hari. ‘Penghuni malam’ Parkir Timur berpencar ke berbagai tempat seperti Taman di dekat lapangan golf yang terletak di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Jalan Asia Afrika, dan Patung Panahan Plaza Barat.
“Dulu terkenalnya nongkrong di Asia Afrika, sekarang terkenal jadi namanya Patung Panahan (Plaza Barat),” kata Dhika kepada detikcom di Patung Panahan, Senayan Selasa dini hari (24/9).
Menurut Dhika awal tahun 2000-an, kawasan tongkrongan kaum kaya tersebut dikuasai oleh anak pendiri dan ketua salah satu organisasi kepemudaan di Indonesia. Hampir tiap malam mereka nongkrong di tempat tersebut, dan tak jarang terjadi keributan dan perkelahian.
“Kalau ribut begitu mereka kayak diem aja, gak banyak ngomong tapi tiba–tiba ke luar aja pistol. Waktu itu saya masih SMP lah,” kata Dhika.
Quote:
Ternyata Gigolo Juga Beroperasi di Kawasan Patung Panahan
Jakarta - Berbagai masalah sosial menyelimuti gaya hidup anak-anak muda yang biasa nongkrong di seputaran Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat. Selain lazim dijadikan ajang kebut-kebutan, lokasi gaul yang berada di Jalan Asia Afrika itu juga diwarnai praktik prostitusi terselubung.
Ironisnya, pramuriaan yang tumbuh di kawasan ini pelakunya tak hanya kaum hawa. Dari penelusuran detikcom, Selasa dan Rabu malam hingga dini hari (24-25/09/2013), terkuak yang menjalankan praktik dunia hitam itu ada yang dari kaum pria.
Prostitusi pramuria pria atau yang akrab disebut gigolo rupanya juga ada di kawasan elite tersebut namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding pramuria wanita.
Hal ini terungkap saat detikcom mengorek-ngorek informasi seputar kehidupan malam di lokasi ini. Ketika beberapa narasumber mengungkapkan adanya pramuria wanita yang berkeliaran, ternyata terungkap juga adanya gigolo yang beroperasi di tempat ini.
“pramuria cowok juga ada, tante-tantenya datang ke sini. Setelah ngobrol sebentar langsung cabut pakai mobil,” kata pedagang rokok dan minuman ringan yang sudah berjualan belasan tahun di kawasan ini sembari menyebutkan beberapa nama pria yang dimaksudnya.
Untuk modus beroperasinya pramuria wanita, warga Patal Senayan, ini menyebutkan para perempuan nakal itu datang dengan menggunakan mobil yang dibawa oleh orang yang mengkoordinir mereka. Setelah nongkrong seperti yang lainnya, mereka mendekati dan memanfaatkan anak nongkrong yang telah mulai mabuk akibat menenggak minuman keras.
“Datangnya pake mobil, satu mobil ada 4, 5 atau 6 cewek. Yang udah agak mabuk dideketin, kalau udah sepakat, ‘main’ di mobil, namanya juga udah mabuk, lihat cewek pakaian seksi, kan jadi pengen. Kalau yang dibawa keluar itu biasanya udah ada komunikasi dulu di HP atau BB,” ujarnya membeberkan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Kukuh Hadi Santoso mengatakan perlu berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait adanya berbagai kegiatan negatif dari balapan liar hingga praktik mesum di kawasan Jalan Asia-Afrika. Menurutnya, Satpol PP tidak bisa asal bertindak tanpa mengkroscek dulu.
"Saya belum ada tuh laporannya. Itu lokasi yang sebelah mana? Kalau tindakan ya harus komunikasi dulu dengan Polda Metro," ujar Kukuh saat dihubungi detikcom, Rabu (25/09).
Dia melanjutkan selama ini dirinya hanya mengetahui Jalan Asia-Afrika sebagai tempat tongkrongan anak muda. Namun, kalau mengembang ke arah negatif, ia tidak mengetahuinya. Hanya, bila benar demikian, perlu bukti dan survei tempat dulu. "Ya itu tadi, kita gak bisa saja asal taruh petugas Satpol di sana. Dilihat dulu itu," katanya.
Jakarta - Berbagai masalah sosial menyelimuti gaya hidup anak-anak muda yang biasa nongkrong di seputaran Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat. Selain lazim dijadikan ajang kebut-kebutan, lokasi gaul yang berada di Jalan Asia Afrika itu juga diwarnai praktik prostitusi terselubung.
Ironisnya, pramuriaan yang tumbuh di kawasan ini pelakunya tak hanya kaum hawa. Dari penelusuran detikcom, Selasa dan Rabu malam hingga dini hari (24-25/09/2013), terkuak yang menjalankan praktik dunia hitam itu ada yang dari kaum pria.
Prostitusi pramuria pria atau yang akrab disebut gigolo rupanya juga ada di kawasan elite tersebut namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding pramuria wanita.
Hal ini terungkap saat detikcom mengorek-ngorek informasi seputar kehidupan malam di lokasi ini. Ketika beberapa narasumber mengungkapkan adanya pramuria wanita yang berkeliaran, ternyata terungkap juga adanya gigolo yang beroperasi di tempat ini.
“pramuria cowok juga ada, tante-tantenya datang ke sini. Setelah ngobrol sebentar langsung cabut pakai mobil,” kata pedagang rokok dan minuman ringan yang sudah berjualan belasan tahun di kawasan ini sembari menyebutkan beberapa nama pria yang dimaksudnya.
Untuk modus beroperasinya pramuria wanita, warga Patal Senayan, ini menyebutkan para perempuan nakal itu datang dengan menggunakan mobil yang dibawa oleh orang yang mengkoordinir mereka. Setelah nongkrong seperti yang lainnya, mereka mendekati dan memanfaatkan anak nongkrong yang telah mulai mabuk akibat menenggak minuman keras.
“Datangnya pake mobil, satu mobil ada 4, 5 atau 6 cewek. Yang udah agak mabuk dideketin, kalau udah sepakat, ‘main’ di mobil, namanya juga udah mabuk, lihat cewek pakaian seksi, kan jadi pengen. Kalau yang dibawa keluar itu biasanya udah ada komunikasi dulu di HP atau BB,” ujarnya membeberkan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Kukuh Hadi Santoso mengatakan perlu berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait adanya berbagai kegiatan negatif dari balapan liar hingga praktik mesum di kawasan Jalan Asia-Afrika. Menurutnya, Satpol PP tidak bisa asal bertindak tanpa mengkroscek dulu.
"Saya belum ada tuh laporannya. Itu lokasi yang sebelah mana? Kalau tindakan ya harus komunikasi dulu dengan Polda Metro," ujar Kukuh saat dihubungi detikcom, Rabu (25/09).
Dia melanjutkan selama ini dirinya hanya mengetahui Jalan Asia-Afrika sebagai tempat tongkrongan anak muda. Namun, kalau mengembang ke arah negatif, ia tidak mengetahuinya. Hanya, bila benar demikian, perlu bukti dan survei tempat dulu. "Ya itu tadi, kita gak bisa saja asal taruh petugas Satpol di sana. Dilihat dulu itu," katanya.
Komen : Kok trit gw dihapus sih? Nih gw bikin trit lagi. Komennya jarang maen ke senayan. Maen ke tebet paling kalo ga kemang.
Update Tempat Tongkrongan Anak Gaul Jakarta
Spoiler for Spot:
Update Tempat Tongkrongan Domic Toretto KW Indonesia
Spoiler for spot:
Nih link biar ga dihapus
[URL="http://news.detik..com/read/2013/09/25/123534/2368891/10/anak-malam-senayan-dari-kebut-kebutan-mabuk-hingga-seks-bebas?n992204fksberita"]Link Berita[/URL]
Diubah oleh novi78 25-09-2013 13:22
0
31.5K
Kutip
91
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
678.4KThread•47.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya