percaya sama ane gan "NGA ADA YANG AMAN DIDUNIA INI GAN" kenapa begitu gan, begini ceritanya, kebanyakan orang tua pasti kasih wejangan supaya kita sekolah yang pinter, alhamdulillah kalo bisa sampe kuliah abis itu cari kerja di perusahaan yang "BESAR" kenapa ?.....ya supaya hidup kita AMAN...ane mikir gan aman dari apa..?
setelah ane pikir-pikir ternyata jebrettttt... bagi pandangan sebagian orang kerja di perusahaan besar bisa mengAMANkan labil ekonomi kita gan , asumsinya selama kita bekerja diperusahaan besar tersebut insya allah kita nga akan ketemu sama yang namanya masalah keuangan.
kita ambil contoh, kalo kita ambil kredit yang berjangka panjang atau menengah misalnya mobil atau rumah. kita akan merasa AMAN kalo kita kerja di perusahaan besar, karena kemungkinannya kecil gan perusahaan tersebut bakalan bangkrut atau ditutup, lain ceritanya kalo kita kerja di perusahaan yang ngaBESAR pasti ada perasaan was-was atau ngaAMAN, takut-takut perusahaannya colaps atau ditutup gimana bayar cicilannya, bisa dikejar-kejar debt collector gan ngacir ada debt collector .
tapi setelah ane pikir2 lagi perusahaan BESAR juga ada ko yang tiba2 PHK karyawannya alesannya juga macem2
Spoiler for iptn dibubarkan:
Jakarta - Mantan Menristek sekaligus Presiden RI ke-3 BJ Habibie mengenang proyek besar pembuatan pesawat N250 dan N2130 yang kandas karena krisis ekonomi 1997-1998. Menurutnya keputusan Presiden Soeharto pada waktu itu menghentikan pendanaan kepada IPTN sebuah langkah gila.
Habibie menuturkan setelah sukses mengembangkan pesawat CN-235, ia bersama timnya melanjutkan mengembangkan pesawat jenis N250 dan pesawat jet penumpang N2130.
Saat pengembangan itu, di bawah bendera IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia), ribuan tenaga ahli IPTN di bawah komandonya mempersiapkan segala macam uji coba di dalam dan luar negeri.
Di luar negeri, Habibie membuat pusat pengembangan di Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Pengembangan itu dilakukan agar pesawat buatan putra putri Indonesia mengudara dan mengusai industri penerbangan dunia.
"N250 dan N2130 saya perkenalkan. Saya dirikan (pusat pengembangan) di Amerika, saya dirikan di Jerman untuk pasar Eropa, Afrika dan Timur Tengah.
Sudah siap 80%, saya persiapkan 10 tahun dan tahun 1995 terbang," tutur Habibie di JCC Senayan Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Saat itu, pekerja profesional di IPTN mencapai 16.000 pekerja. Dengan suntikan dan dukungan pendanaan pemerintah, pengembangan pesawat tersebut tinggal menuju sertifikasi internasional untuk bisa mengusai pasar pesawat dunia.
Habibie mengenang, pada saat itu terjadi bencana krisis ekonomi menerpa Indonesia tahun 1997-1998. Akhirnya, Presiden Soeharto menghentikan pembiayaan ke IPTN atas desakan IMF.
Spoiler for daftar maskapai yang bangkrut:
Sempati Air
Didirikan pada Desember 1968 dengan nama PT Sempati Air Transport, Sempati memulai penerbangan perdananya pada Maret 1969 menggunakan pesawat DC-3. Sempati awalnya hanya menawarkan jasa transportasi bagi karyawan perusahaan minyak, namun setelah DC-3 tambahan serta Fokker F27 dibeli, Sempati memulai penerbangan berjadwal ke Singapura, Kuala Lumpur dan Manila.
Nama perusahaan berubah menjadi Sempati Air pada tahun 1996. Ketika krisis moneter 1998 menghantam Indonesia, Sempati Air terpaksa menjual atau mengembalikan pesawatnya. Sempati Air berhenti beroperasi sejak 5 Juni 1998. Kode IATAnya, SG, kini kode itu digunakan oleh maskapai penerbangan dari India SpiceJet.
Adam Air
PT. Adam SkyConnection Airlines didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga menjabat sebagai Ketua DPR saat itu. Maskapai ini mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan penerbangan perdana ke Balikpapan.
Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa industri penerbangan Indonesia, pemerintah membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut.
Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan.
Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3 bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan.
Pada April 2007, PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi.
Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50% saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut.
Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Kementerian Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008.
Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air.
Buraq Indonesia
Buraq dalam agama Islam adalah nama seekor kuda bersayap. Maskapai ini didirikan oleh J.A. Sumendap, putra asli Manado, demi membuka prasarana perhubungan dan transportasi dari dan ke Kalimantan pada akhir 1960-an.
Selama tiga dekade beroperasi, banyak suka duka yang telah dialami Bouraq berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada dekade 80-an, Bouraq makin melaju. Saat itu Bouraq memiliki 4 (empat) pesawat Vicker Viscount (VC-843), 3 (tiga) buah Casa NC-212 dan 16 (enambelas) BAE-748 seri 2A dan 2B.
Sampai pada tahun 1997 Bouraq bahkan memiliki 10 (sepuluh) buah Hawker Siddeley 748 dan 8 (delapan) B-737-200. Sayangnya, krisis ekonomi menerpa Indonesia.
Bouraq akhirnya mengambil bermacam langkah strategis agar mempu tetap bertahan, seperti penciutan armada, menutup beberapa operasi jalur penerbangan yang dinilai kurang menguntungkan.
Krisis ekonomi tidak berarti seluruh kegiatan operasional Bouraq terhenti sama sekali. Segala upaya terus dilakukan manajemen Bouraq di bawah kepemimpinan Danny Sumendap, putra dari J.A. Sumendap agar bisa bertahan hidup.
Pada penghujung 2004 Bouraq Airlines telah berhenti beroperasi karena kalah bersaing dengan operator penerbangan yang baru yang bermunculan di awal masa reformasi.
Indonesia Airlines
PT Indonesian Airlines Aviapatria didirikan tahun 1999 dan mulai beroperasi Maret 2001. Pada September 1999, ia memperoleh izin dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penerbangan berjadwal di 46 rute.
Perusahaan ini dimiliki oleh investor perorangan (75%) dan Rudy Setyopurnomo (25%), Presiden Direktur maskapai ini. Indonesian Airlines menghentikan operasinya pada tahun 2003. Setelah itu kantor pusatnya juga ditutup.
Rudy Setyopurnomo kemudian bekerja pada Grup RGM Group yang mengoperasikan 4 pesawat kecil sebelum akhirnya dipilih Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk memimpin maskapai pelat merah, PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)
Maskapai ini pernah mengoperasikan 1 Boeing 727-200, 2 Boeing 737-300 dan 2 Boeing 747.
Linus Airways
Linus Airways adalah salah satu maskapai penerbangan regional Indonesia. Maskapai ini pernah melayani beberapa kota di Indonesia antar lain Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam dan Bandung.
LINUS sendiri merupakan kependekan dari 'Lintasan Nusantara'. Linus Airways yang berbadan hukum perseroan PT Linus Airways sejak 1 Juni 2004 ini, baru mengantongi ijin terbang (Air Operator Certificate/AOC) no 121-029 dari Kementerian Perhubungan 13 Februari 2008.
Dikarenakan alasan kesulitan likuiditas maka terpaksa pemerintah secara resmi telah mencabut izin rute Linus Air, sehingga menghentikan layanannya sejak 27 April 2009.
Spoiler for karyawan gas:
JAKARTA – Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2013 ini tampaknya harus dihadapi oleh ratusan pekerja di Medan, Sumatera Utara dengan situasi yang lebih sulit. Akibat krisis gas yang terjadi di kota itu dalam dua bulan belakangan ini, sedikitnya sembilan perusahaan memilih tutup karena tidak bisa beroperasi, dan melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terhadap ratusan karyawannya.
Head of Corporate Secretary PT PGN (Persero) Tbk, Ridha Ababil mengakui, krisis gas di Medan saat ini sudah memasuki kondisi yang sangat parah. Pelaku industri pelanggan gas PGN, banyak yang kolaps menghadapi situasi itu.
“Medan sudah dua bulan (Juni – Juli 2013) mengalami krisis gas. Dari sekitar 50-an pelanggan kami, delapan sampai sembilan diantaranya sudah gulung tikar alias tutup, ratusan karyawannya di-PHK, menyusul terhentinya operasi perusahaan akibat tidak mendapatkan gas,” tukasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu, 24 Juli 2013.
Diakui oleh Ridha, tidak sinkronnya antara pasokan dan infrastruktur membuat kondisi gas di Medan terpuruk. Padahal PGN mempunyai infrastruktur di sana, yakni pipa gas sepanjang 600 kilometer, namun jumlah gas yang bisa dijual ke pelanggan di Medan cuma 7 juta kaki kubik.
Kondisi ini, kata Ridha, sebenarnya sudah diprediksi PGN sejak 5 – 6 tahun lalu. Karena Medan tidak mempunyai sumber daya gas sendiri, maka harus didatangkan dari luar dalam bentuk LNG. Maka dari itu, sudah sempat direncanakan pembangunan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (RSFU) atau fasilitas terapung regasifikasi LNG di Medan. Namun entah mengapa, pemerintah mengalihkan pembangunan RSFU itu ke Lampung. Akibatnya, Medan tidak mendapatkan gas.
Kondisi memang cukup ironis, mengingat Sumatera merupakan salah satu pulau yang banyak mengandung sumber daya gas bumi. Puluhan kontraktor kontrak kerjsama (KKKS) migas beroperasi di sana terutama Sumatera Selatan untuk memproduksi gas, namun tidak bisa dialirkan ke Sumatera Utara terutama ke Medan.
Pasokan Tidak Jelas
Menurut Ridha, persoalan awalnya adalah tidak adanya infrastruktur berupa jalur pipa, yang dapat men-transport gas dari belahan wilayah lain di Sumatera ke Medan. Maka dari itu, PGN sempat merencanakan pembangunan jalur pipa “Duri – Dumai – Medan Project”. Namun proyek itu tak kunjung dapat dilaksanakan, karena belum jelas pasokan gasnya dari mana.
Memang, ucap Ridha, ada potensi pasokan dari dari salah satu KKKS migas di Sumatera, yang jumlah produksinya cukup besar. Namun produksi gas dari KKKS itu, sudah terlanjur dialokasikan untuk mensuplai negara tetangga Singapura.
Ekspor gas ke Singapura dianggap lebih menarik, karena harganya USD 17 per MMBTU. Sedangkan untuk dalam negeri hanya USD 5 – 6 per MMBTU. Gas dari ConocoPhillips ke Chevron di Duri (gas swap) pun sejauh ini diprioritaskan untuk mendorong produksi minyak.
“PGN tidak mungkin memulai “Duri – Dumai – Medan Projest” tanpa adanya kepastian pasokan gas. Kalau pipa sudah terbangun, apa yang mau disalurkan? Harus ada kontrak gas dalam jangka panjang dengan volume 200 – 300 juta kaki kubik, baru bisa proyek itu dimulai,” tandasnya.
Kalah Dengan Malaysia
Sejauh ini, kata Ridha, upaya konkrit untuk mengatasi krisis gas di Medan, masih menemui jalan buntu. PGN sendiri, terangnya, akan tetap mempertahankan pasarnya di Medan, yang telah dibentuk sejak lama dengan pembangunan jalur pipa sepanjang 600 kilometer.
Sementara anak perusahaan yang dibentuk PGN, yakni PT Transportasi Gas Indonesia, sudah dipatok tugasnya untuk menyalurkan gas dari Duri, Riau, ke Singapura. Sedihnya lagi, kata Ridha, akibat tidak memperoleh pasokan gas yang memadai, berbagai barang produksi dari Medan dilibas oleh barang-barang produksi industri Malaysia.
Kalangan industri di Medan, ungkapnya, harus membeli gas dengan harga USD 10 per MMBTU. Sedangkan industri di Malaysia mendapatkan harga gas hanya USD 4,5 per MMBTU karena harga gasnya disubsidi. “Kalau sudah begitu, mana mungkin industri kita bersaing dengan Malaysia?,” ucapnya.
yang terbaru ini gan
Spoiler for blackberry:
TEMPO.CO, Otawa - Blackberry tampaknya tengah dirundung masalah. Setelah ditinggal salah satu petingginya belum lama ini, produsen smartphone asal Kanada itu dikabarkan memecat 250 karyawannya.
Pihak Blackberry yang diwakili Lisette Kwong membenarkan berita tersebut. Ia mengungkapkan kalau 250 karyawan yang dirumahkan tepat Selasa, 23 Juli 2013 itu merupakan bagian dari New Product Testing Facility, yakni departemen yang mendukung produksi Blackberry dan usaha R&D. Tujuan pemecatan karyawan tersebut katanya, "Merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan dana sebesar US$ 1 miliar sekaligus mempersiapkan BlackBerry 10 OS dan handset terbaru."
CEO BlackBerry Thorsten Heins mengatakan kepada para pemegang saham pada 9 Juli 2013 kalau Blackberry tengah berada dalam masa transisi yang kompleks.
Langkah pemecatan karyawan yang baru ini menyusul setelah berita pengunduran diri David J. Smith, Wakil Presiden Blackberry sekaligus penanggung jawab tablet PlayBook beredar luas. Heins, mengumumkan bahwa PlayBook tidak akan mendapatkan pembaruan ke sistem operasi BlackBerry 10.
Pemecatan karyawan Blackberry sebanyak 250 orang tahun 2013 belum seberapa dibandingkan dengan tahun 2012 dimana Blackberry merumahkan sebanyak 5 ribu karyawannnya.
Blackberry Ltd, produsen ponsel pintar bernama sama santer dikabarkan akan memangkas pekerja sebagai bagian restrukturisasi perusahaan berberapa bulan terakhir. Pemutusan hubungan kerja ini menyusul pemangkasan 5.000 karyawan pada tahun fiskal yang lalu
trus maksudnya apaan ane buat trit kaya gini...begini gan, kalo menurut ane semuanya atas kehendak ALLAH,
kalo DIA mau begini ya jadi begini,
kalo maunya begono ya jadi begono.
perusahaan mau besarnya kaya apaan, kalo ALLAH mau tutup, ya ditutup gan...
sekali lagi gan rejeki ALLAH yang ngatur udah pas takeran sama rasanya..jadi nga usah takut kalo nga kerja di perusahaan BESAR, cari rejeki bisa dimana aja asal halal dan juga baik..
sekian dulu gan trit dari ane semoga berguna buat agan2 sekalian...