Kalau saja PPI Jerman bisa lebih bijak dalam menilai seseorang seperti yang dilakukan oleh Jokowi. Dalam kutipan diatas terlihat jelas indahnya demokrasi yang ideal, tidak ada iri dengki dan komentar yang tidak proposional dari Jokowi. Banayk yang mengatakan bahwa Jokowi habis diserang oleh Foke selama kampanye Pilgub DKI silam. Tapi Jokowi memberi contoh bahwa menilai seseorang haruslah proposional.

Pantaskah Foke Menjadi Dubes Indonesia di Jerman?

Saya rasa tidak usah diperdebatkan lagi kapasitas Foke sebagai perwakilan Indonesia di Jerman. Foke memang malang melintang di negeri panser tersebut. Foke mendapatkan gelar S2 dan S3 di Jerman. Maka tidak heran jika jaringannya pasti sudah kuat dan luas disana. Selain itu jika Foke menjadi Dubes maka dia akan bekerja langsung dalam posisi siap mengingat tidak akan lagi ada culture shock.

Kembali ke Jokowi, Gubernur Jakarta yang satu ini semakin membuat saya salut. Tanpa bersikap dendam dia menyatakan bahwa Foke layak menjadi Dubes karena memang dia menilai sesuatu berdasarkan kapabilitas, tanpa mementingkan aspek politis dan ego pribadi. Untuk yang satu ini saya menilai Jokowi sudah mengajarkan kesantunan politik kepada masyarakat dan mengajarkan juga cara membuat musuh politik menjadi kawan.

Ketika ditanya apakah dirinya akan memberikan selamat kepada Foke? Jokowi mengiyakan bahwa dirinya akan menelpon Foke untuk mmberikan ucapan selamat karena dirinya telah resmi menjadi Dubes Jerman

Habibie Yakin Foke Dubes Yang Tepat

Selain Jokowi, Habibie juga mengatakan bahwa Foke merupakan sosok yang tepat untuk menjadi Dubes Jerman. Tetapi lain Jokowi lain pula Habibie. Bisa dikatakan rekomendasi dari Habibie ini lebih berbobot karena keduanya merupakan alumni Jerman. Jadi Habibie sudah barang tentu paham karakteristik Dubes yang cocok untuk menjadi Dubes Jerman. Pada akhirnya Habibie berpesan kepada Foke agar tidakhanya mampu mempresentasikan bangsa Indonesia semata.

Sumber: Tempo Inilah