Mahasiswa Kedokteran Sembuh dari Penyakit Usus karena Merokok




Semua mafhum rokok hampir tak ada manfaatnya bagi kesehatan tubuh manusia. Namun, seorang mahasiswa kedokteran asal Inggris mengklaim bisa menyembuhkan penyakit usus yang dideritanya justru karena merokok.

Melansir laman Dailymail Kamis (13/9), Stephen Pendry (23 tahun) menderita nyeri luar biasa akibat penyakit usus yang disebut ulcerative colitis pada Februari empat tahun silam. Pendry harus melewati nyeri yang luar biasa pada ususnya ditambah kelelahan, sesak napas, dehidrasi dan diare 15 kali sehari.

Sadar kondisinya semakin parah, Pendry memutuskan untuk berhenti kuliah. "Saking parahnya saya harus ditandu untuk sampai di rumah sakit dan sempat diopname selama tiga hari. Saya tampak pucat dan sangat kekurangan darah," kata Pendry.

Tak lama Pendry kembali ke kampus mengambil jurusan farmakoloi di Bristol University meski sakit colitis menggerogotinya. Namun, di sana ia menemukan studi tentang ulcerative colitis persisnya pada April 2012 yang menerangkan pasien sembuh total setelah menggunakan koyo yang berbahan nikotin.

Menurut pria kelahiran Croydon, selatan London ini, menentang rekomendasi dokter pada umumnya untuk menjalani operasi invasive. Alasannya, sejumlah pasien ulcerative colitis mengalami pemulihan pasca diberi nikotin itu dan mulai merokok.

Maka, Pendry sejak itu memutuskan merokok terlebih obat-obatan dari dokter hanya menimbulkan efek samping dan nyeri yang tak tertahankan.

“Saya mengalami sakit kepala hebat akibat obat yang saya minum. Lalu saya mengetahui bahwa ternyata merokok adalah metode yang cukup sering direkomendasikan di Amerika dan saya pun memutuskan untuk mencobanya," katanya.

Hasilnya, Pendry sembuh total hanya dalam seminggu mengonsumsi nikotin dari rokok. "Merokok itu opsi terakhir saya karena saya benar-benar tak mau memakai kantung kolostomi pada usia 23 tahun. Colitis membuat saya tak bisa melakukan apa-apa. Tapi berkat merokok, saya tak lagi merasakan gejala apapun. Saya tahu tentulah kontroversial jika saya mengatakan bahwa merokok dapat memberikan efek positif tapi nyatanya dokter tak selalu tahu apa yang terbaik untuk pasiennya," terangnya.

Bagi Pendry rokok memiliki efek yang lebih baik daripada koyo nikotin. Lagipula koyo itu tak selalu tersedia di NHS, harganya juga terlalu mahal untuk seukurannya.

"Saya hanya merokok empat kali sehari sehingga saya dapat menghabiskan satu pak rokok dalam beberapa hari, artinya metode ini terbilang lebih murah. Saya pun terbantu karena sebagai mahasiswa yang tinggal di kontrakan berbagi rokok dengan teman-teman adalah hal biasa," imbuhnya.

Sementara itu, Consultant Gastroenterologist dari York Hospital Dr Sean Kelly mengatakan apa yang dilakukan Pendry ini memang dapat melindungi pasien dan melawan ulcerative colitis.

“Tetapi kita jarang menggunakan tembakau sebagai terapi medis konvensional,” katanya dalam dalam jurnal British Medical Journal.

Kelly menuturkan, ulcerative colitis seringkali ditemukan pada pasien yang baru saja berhenti merokok. Kemungkinannya tiga kali lebih besar bagi orang yang baru berhenti merokok tapi ia tak tahu sebabnya.

“Sebenarnya sekitar 20 tahun yang lalu ada banyak studi yang mempelajari penggunaan koyo nikotin untuk mengobati ulcerative colitis tapi penelitiannya tak berjalan efektif," pungkasnya.

Berbeda halnya dengan pakar kesehatan yang juga Director of Research and Policy dari yayasan Action on Smoking and Health, Martin Dockrell. Menurutnya, penyembuhan cara Pendry itu bukan berasal dari rokok, tapi dari nikotinnya.

Lagipuala, masih ada berbagai cara lain yang lebih aman untuk mendapatkan nikotin, entah itu dengan koyo atau terapi penggantian nikotin (nicotine replacement therapy). Intinya adalah pasien harus terlebih dulu konsultasi dengan dokter, karena merokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan siapapun. (Vina)

Keterangan foto: Stephen Pendry mengklaim menemukan obat penyakit usus yakni dengan cara merokok. Diambil dari www.dailymail.co.uk