Gubernur Joko Widodo jadi orang pertama yang menolak program mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang digagas pemerintah. Pria yang akrab disapa Jokowi itu tak ingin macet di Jakarta diperparah dengan mobil-mobil itu.
"Mobil murah itu enggak bener. Yang bener itu transportasi yang murah. Sekali lagi, mobil murah itu enggak bener, yang bener itu transportasi yang murah," kata Jokowi.
Jokowi lebih senang disediakan banyak angkutan umum yang nyaman dan murah. Jika yang ditambah kendaraan pribadi dan bukan angkutan umum, bukan tidak mungkin prediksi 2014 lalu lintas di Jakarta bakal stuck.
"Loh, transportasi massal dong, apa lagi. Tapi yang bayarnya murah. Untuk rakyat," lanjut Jokowi.
Tapi beberapa pihak berseberangan dengan pandangan Jokowi. Mereka berani memastikan mobil murah tak akan membuat macet Jakarta.
Berikut empat orang yang dengan tegas patahkan ketakutaan Jokowi soal mobil murah bakal perparah kemacetan di Jakarta:
Quote:
1. Ketua DPR Marzuki Alie
Spoiler for Ketua DPR Marzuki Alie:
Quote:
Ketua DPR Marzuki Alie heran dengan pandangan Jokowi soal mobil murah yang digagas pemerintah. Menurutnya, masalah kemacetan jangan dikambinghitamkan pada program ini.
"Itu (bereskan macet) kewajiban dari pada pemerintah daerah, jangan dikaitkan dengan industrialisasi, ini ngawur kita. Industrialisasi ini kita membangun, mempertahankan pertumbuhan, ini banyak loh urusannya, buka kesempatan kerja. Jadi jangan kita kaitkan dengan kemacetan," ujar Marzuki.
Marzuki sangat mendukung upaya pemerintah terkait mobil murah itu. Apalagi tahun depan, lanjut Marzuki, ada komunitas pasar ASEAN atau pasar tunggal ASEAN yang harus siap dihadapi dengan produk-produk kita.
"Masalah macet, transportasi umum kita dukung, transportasi murah kita dukung, itu hal yang berbeda. Karena pasar tunggal 2015 kita harus tahu loh, ini masalah komitmen. Jadi ASEAN community 2015, komunitas asean 2015, pasar tunggal Asean. Kalau kita nggak bisa berbuat produk-produk yang punya daya saing tinggi, Indonesia hanya menjadi pasar dari negara-negara Asean," jelasnya.
Quote:
2. Mantan Wapres Jusuf Kalla
Spoiler for Jusuf Kalla:
Quote:
Pandangan yang sama, juga disampaikan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Menurut pria yang akrab disapa JK ini, sangatlah diskriminatif jika melarang mobil murah meluncur di jalanan Jakarta, sementara mobil merah terus berseliweran.
"Kalau alasannya mobil murah menambah kemacetan, apakah mobil mahal tidak menyebabkan kemacetan," cetus JK di sela-sela acara Singapore Summit.
JK menambahkan, dulunya orang sangat berharap pemerintah menyediakan mobil murah. Tapi saat, permintaan diwujudkan, JK heran kenapa malah yang terjadi penolakan.
"Itu tidak adil bagi mereka yang berkemampuan rendah," tambahnya.
Quote:
3. Wapres Boediono
Spoiler for Boediono:
Quote:
Gubernur Joko Widodo sampai berkirim surat pada Wapres Boediono, soal keresahan pada program mobil murah. Surat itu pun sudah diterima Boediono.
Secara umum, Boediono menegaskan tak ada seorang pun yang bisa melarang warga untuk memiliki mobil apalagi yang ramah lingkungan. Dengan penjelasan Boediono saat membuka kegiatan IIMS beberapaa waktu lalu, artinya secara tersirat dia menolak permintaan Jokowi untuk mengkaji ulang program mobil murah itu.
"Jadi jangan mengorbankan tulang punggung industri nasional, karena nanti dampaknya pada lapangan kerja. Saya mengerti concern Pak Gubernur dan pak Wagub, saya siap mendampingi untuk menangani berama-sama," jelas Wapres Boediono.
Penjelasan itu didengar langsung Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama yang kebetulan hadir di acara yang sama. Boediono memilih pemerintah daerah membuat sistem pembatasan kendaraan seperti jalan berbayar atau Elektronic Road Pricing (ERP).
"Kita tidak perlu melarang orang beli mobil. Beli boleh, tapi kita bebani biaya kalau masuk jalan-jalan di Jakarta. Jadi ERP ini mari sama-sama segera kita laksanakan. Ini barangkali solusi yang lebih baik," tambahnya.
Quote:
4. Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama
Spoiler for Basuki Tjahaja Purnama:
Quote:
Untuk program mobil murah, Jokowi dan Ahok punya padangan berseberangan. Jokowi menolak, tapi Ahok justru mendukung.
Menurut Ahok, mobil murah dan ramah lingkungan tak membawa dampak negatif untuk Jakarta. Justru memberikan kontribusi untuk UKM.
"Mobil murah tidak apa-apa, justru menguntungkan. Kita ekspor kan kayak tadi misalkan salah satu perusahaan Korsel dia ekspor saja satu bulan USD 10 juta, ekspor ke Thailand. Ini juga nambahin ekspor kan jadi bahan," kata Ahok di Balai Kota Jakarta.
"Kita tentu secara jujur berharap tidak banyak mobil nambah di DKI. Tapi kalau program nasional harus didukung, ya ga bisa dilawan kan," tegas Ahok.