Dar! Der! DOR! 2 ribu orang modar semua..............
TS
celeng.boneng
Dar! Der! DOR! 2 ribu orang modar semua..............
Tentu agan-agan sudah membaca berita ini kan?
Spoiler for Kejamnya Premanisme di Ibu Kota:
SUNGGUH mengerikan premanisme di Ibu Kota Jakarta. Sepertinya kota ini hanya milik mereka yang kuat saja. Sepertinya warga di Jakarta berlomba menjadi serigala bagi yang lainnya. Mereka yang tidak memiliki kekuatan hanya menjadi bulan-bulanan dari mereka yang memiliki kekuasaan.
Keadaan ini bukan tidak disadari oleh pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak lama memerintahkan untuk membasmi premanisme dari negeri ini. Namun perintah Presiden itu hanya ditanggapi saat diucapkan, setelah itu semuanya berjalan seperti biasa lgi.
Kita memang pernah melihat bagaimana polisi kemudian bertindak tegas. Orang-orang seperti John Kei dan Hercules dicokok karena dianggap sebagai biang premanisme. Namun ketika keduanya sudah berada di dalam tahanan, ternyata premanisme tidak juga berkurang.
Belum lama ini kita melihat bagaimana seorang pedagang kopi dianiaya secara tidak manusiawi hanya karena tidak mau membayar uang keamanan. Akibat ketidakpatuhannya untuk membayar uang keamanan, ia disekap beberapa hari dan disiksa secara sadis.
Beruntung perempuan itu berhasil kabur dan lari untuk meminta pertolongan. Dengan itulah polisi kemudian segera datang dan menangkap preman-preman yang melakukan penyiksaan terhadap perempuan pedagang kopi.
Kita tentu menghargai tindakan polisi yang begitu sigap. Mereka segera bertindak untuk menegakkan keadilan dan meringkus para preman yang melakukan penyiksaan dengan menggelandang mereka ke kantor polisi.
Hanya saja pertanyaannya, apakah keadilan itu bisa ditegakkan sampai proses di pengadilan dan para preman itu dijatuhi hukuman? Apakah para preman itu kemudin akan kapok dan tidak akan mengulangi perbuatannya?
Terus terang kita tidak yakin bahwa tindakan tegas itu akan mengurangi premanisme yang terjadi di Jakarta. Bahkan sangat mungkin mereka itu akan semakin menjadi-jadi setelah keluar dari penjara. Bukan tidak mungkin mereka kemudian akan melakukan balas dendam kepada perempuan yang menjebloskan mereka ke dalam penjara.
Ibu kota negara ini sangat menakutkan bagi kita yang mengenalinya secara detail. Premanisme bukan hanya terjadi di tingkat akar rumput, tetapi juga di kelompok elite. Mereka yang mempunyai kekuatan, maka merekalah yang akan menjadi penguasa.
Orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh membanting tulang justru tidak dihargai. Justru mereka menjadi bulan-bulanan. Mereka dipaksa untuk membiayai kenikmatan dari mereka yang mampu pamer kekuatan.
Sepanjang penghargaan tidak didasarkan kepada karya, maka sepanjang itu premanisme akan terus berjaya. Apalagi penegak hukum seringkali menutup mata terhadap kenyataan yang ada. Mereka membiarkan premanisme itu merajalela dengan segala bentuknya.
Tidaklah mungkin premanisme diberantas secara musiman. Harus ada langkah yang sungguh-sungguh apabila memang ingin menghapuskan premanisme dari negeri ini. Tidak boleh ada toleransi kepada mereka yang mengumbar kekuatan sebagai simbol mereka.
Kekuatan manusia itu sebenarnya terletak pada akal dan budinya. Kita seharusnya menempatkan dua hal itu lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Sebab, dengan itulah orang dipacu untuk meraih yang terbaik dan peradaban bangsa dibangun dari kemampuan bangsa itu dalam mengembangkan akal dan budi sampai ke posisi yang paling tinggi.
Semakin rendah peradaban bangsa maka semakin tinggi mereka menempatkan okol dari akal. Bangsa yang hanya menjadikan okol sebagai kekuatan, kemudian hanya akan menjadi budak dari materi karena menganggap kekayaan materi itulah yang paling penting dalam hidup ini.
Padahal hidup bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan materi belaka. Bahkan seringkali dikatakan bahwa manusia tidak hanya cukup roti, mereka jugaa membutuhkan komedi. Bangsa yang maju selalu melengkapi kehidupan dengan cita rasa kebudayaan yang tinggi.
Kita masih menjadi bangsa yang mengutamakan materi. Akibatnya, tidak usah heran apabila kemudian segala sesuatu didekati hanya sekadar menang dan kalah. Agar bisa menjadi pemenang, maka kita berlomba menumpuk kekuatan, karena menganggap kekuatan itulah yang menjadi segala-galanya.
Potret premanisme yang ada di negeri ini sangat mudah bisa dirasakan. Mereka yang memiliki akal dan budi hanya bisa mengelus hati. Mereka hanya bisa prihatin melihat bagaimana kekuatan itu dipamerkan hanya untuk menjadikan dirinya sebagai penguasa dan kemudian bangga ketika menjadi serigala bagi yang lainnya. Ironis sekali memang negeri ini!
Tahun 1980-1985, tindakan para preman yang menamakan dirinya Gali alias gabungan anak liar semakin meresahkan. Mereka merampok, mencuri hingga merudapaksa korbannya. Warga ketakutan dan tak berdaya menghadapi aksi para preman itu.
Beberapa waktu kemudian, munculah istilah penembak misterius atau petrus. Mereka menghabisi para preman ini tanpa proses peradilan. Kalau tidak ditembak, para preman akan dijerat tali sampai mati.
Disebut petrus karena memang 'pasukan' ini bukan kesatuan resmi. Walau begitu anggota petrus ini hampir dipastikan anggota ABRI. Mereka berbekal sejumlah daftar, lalu menghabisi para preman yang sudah menakut-nakuti masyarakat.
Presiden Soeharto secara terbuka mengakui petrus memang untuk membuat para penjahat takut.
Soeharto muak melihat orang tua dirampok lalu dibunuh. Ada juga istri dirampok dan dirudapaksa di depan suaminya.
"Itu sudah keterlaluan! Apa hal itu mau didiamkan saja? Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment, tindakan tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya, harus dengan kekerasan. Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan ya, mau tidak mau ditembak. Karena melawan, maka mereka ditembak," kata Soeharto dalam buku biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana.
Lalu untuk shock theraphy, sengaja mayatnya dibuang agar jadi tontonan dan membuat preman lain keder.
"Supaya orang banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bisa bertindak dan mengatasinya. Tindakan ini dilakukan supaya bisa menumpas semua kejahatan yang sudah melampaui batas kemanusiaan itu," beber Soeharto.
Petrus terbukti efektif meredakan kejahatan para preman itu.
Komnas HAM mencatat ada 2.000 korban selama petrus gentayangan. Sumber lain menyebut korban petrus mencapai 10.000 orang. Tahun 2012, Komnas HAM menyimpulkan petrus adalah pelanggaran HAM berat.
Kalau sekarang, mungkinkah hal beikut ini terjadi?
Spoiler for Mungkinkah ini terjadi?:
Diubah oleh celeng.boneng 21-09-2013 16:01
0
4.1K
Kutip
48
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru