Jakarta, 10 Dzulqa’idah 1434/16 September 2013 (MINA) – Dalam orasinya menentang pagelaran Miss World 2013 di tengah puluhan ribu massa Islam, tokoh nasionalis dan mantan Anggota DPR RI Permadi mengingatkan bahwa rakyat Indonesia dan umat Islam jangan mau ditipu oleh panitia Miss World.

“Jangan mau rakyat indonesia, umat Islam, ditipu oleh panitia Miss World. Miss world itu sudah mempunyai standar. Ada yang diukur badannya, ada yang pakai bikini. Jika ada yang mengatakan itu tidak ada, maka jelas-jelas bohong,” kata Permadi, Sabtu sore (14/9) di depan Grand Hyatt Hotel, yang didesak untuk membatalkan reservasi (perjanjian pesanan) kamar hotel bagi para kontestan Miss World 2013.

Permadi yang suka berpakaian warna hitam itu menegaskan bahwa pernyataan pemerintah dan penyelenggara acara “ratu sejagad” yang mengatakan tidak ada kontes bikini, adalah penipuan terhadap rakyat Indonesia dan umat Islam.

Ia juga mengungkapkan bahwa mantan Presiden RI Soekarno mengajarkan Trisakti, salah satunya adalah kepribadian di bidang budaya dan menolak berbagai acara miss.

“Saya adalah seorang nasionalis dan Soekarnois. Bung karno mengajarkan kita trisakti, salah satunya adalah berkepribadian di bidang budaya dan menolak acara miss-miss-an,” kata Permadi.

Pernyataan Permadi itu diperkuat oleh pengakuan Andi Nurhayati, mantan Franchise Holder (pemegang waralaba) Miss World, Miss Universe, Miss Asia, dan Miss International dari Indonesia.

Dalam suratnya kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nurhayati mengungkapkan bahwa kontrak Official Entry Form peserta Miss World atau ajang pemilihan Ratu Internasional, sejak berdiri pertama kali tahun 1951 adalah baku dan tidak pernah berubah.

Dua penilaian penjurian yang baku tersebut yaitu, pertama harus bagus figure (badan) yang dinilai dengan menggunakan swimsuit (pakaian renang). Kedua, harus ditunjang dengan beauty of face (kecantikan wajah), kelembutan, pesona, tingkah laku dan kepribadian dengan menggunakan kostum nasional dan gaun malam.

Nurhayati adalah orang yang pertama kali ditunjuk di Indonesia dari badan Miss World London sebagai Franchise Holder Miss World sejak tahun 1976 hingga 1992.

Selain itu, dalam suratnya, Nurhayati menceritakan, pada ajang Miss Asia Quest 1982 di Malaysia, untuk open completion (penilaian terbuka) di atas panggung dan broadcast di televisi, peserta tidak menggunakan pakaian renang, akan tetapi karena penjurian kompetisi pakaian renang tetap ada, maka peserta tetap ada penjurian pakaian renang secara tertutup.

Pada ajang Miss World 1983, peserta negara dari Indonesia, peserta khusus yang menggunakan kain untuk menutupi swimsuit yang dipakainya pada saat broadcast di televisi, akan tetapi penjurian swimsuit tetap dilakukan. (L/P09/R2).

Mi’raj News Agency (MINA)

source http://www.mirajnews.com/indonesia/9...iss-world.html