Banda Aceh, - Selama sepekan, rakyat Aceh akan disuguhi berbagai macam kebudayaan dan kerajinan khas dari tanah rencong. Gelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA), dibuat untuk terus mempertahankan nilai luhur budaya provinsi di ujung barat Indonesia tersebut.

Bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, gelaran PKA ini memiliki tiga dimensi penting. Berikut adalah 3 dimensi penting yang diucapkan SBY dalam kunjungan kerjanya di Banda Aceh, Jumat (20/9/2013).

Pertama, dimensi mental simbolik yang di dalamnya termasuk kepercayaan dan keyakinan sebagai wujud interaksi manusia dan pecipta alam semesta. Kedua, dimensi sosial yang terkait dengan pola interaksi antar masyarakat Aceh dinamis.

Ketiga, dimensi material menampilkan karya-karya terbaik dari puncak kreativitas rakyat Aceh.

Presiden juga menyatakan kalau Aceh juga memiliki budaya peninggalan sejarah. Mulai dari bangunan, makam tua hingga peninggalan pasca bencana tsunami.

"Semua itu menjadi daya tarik yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh dan Indonesia," ujarnya.

Ucapan SBY itu tentu mendapat respon dari Gubernur Aceh Abdullah Zaini. Dia mengatakan kalau pagelaran PKA juga sebagai refleksi pembangunan Provinsi Mangrove Aceh Darussalam.

Tidak hanya itu, tokoh politik Aceh, Teuku Riefky Harsya juga mengapresiasi langkah Presiden SBY yang mendukung segala bentuk kegiatan pariwisata di bumi serambi Mekah. Dia menjelaskan kalau rakyat Aceh sangat bangga dengan budaya adatnya yang telah dijunjung tinggi.

"Hadirnya Presiden SBY merupakan suatu kehormatan bagi kami. Kami berharap Aceh dapat terus menjunjung tinggi nilai budaya dan menjaga perdamaian dan toleransi demi kemajuan Aceh," ujar Teuku yang juga menjabat sebagai Sekertaris Fraksi Partai Demokrat.