- Beranda
- The Lounge
Pelatih Timnas U-19 Myanmar Tertarik Melatih di Indonesia
...
TS
playboyhtc
Pelatih Timnas U-19 Myanmar Tertarik Melatih di Indonesia
Quote:
Quote:
JAKARTA – Pelatih tim nasional (timnas) U-19 Myanmar, Gred Zeise, tertarik untuk mengadu nasib di kacah sepak bola Indonesia. Pelatih berpaspor Jerman ini, terbuka jika ada tawaran baik dari klub ataupun timnas Indonesia.
Menyambangi Sekretariat PSSI Pers di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (17/9/2013), bersama Eddy Syah yang dikenal sebagai agen pemain atau pelatih, Zeise mengutarakan ketertarikannya menjadi pelatih di Indonesia karena melihat potensi persepakbolaan Indonesia.
“Saya sangat tertarik untuk melatih di Indonesia baik sebagai pelatih di klub ataupun timnas. Ini adalah pertama kalinya saya ke Indonesia. Dan saya melihat potensi yang bagus di sepak bola Indonesia. Sebelumnya, saya sudah melatih di level dua Bundesliga (Liga Jerman), Belgia, dan Maladewa,” ungkap Zeise.
Dari biodata yang dibagikannya kepada wartawan, terdapat sederet pengalamannya saat berlatih. Seperti di antaranya sebagai direktur akademi Hertha BSC Berlin (Jerman), pelatih kepala Danang Ciry FC (Vietnam), pelatih KRC Herelbeke (Belgia), dan saat ini berstatus pelatih kepala di timnas U-19 dan U-21 Myanmar.
Bersama timnas U-19 Myanmar di ajang Piala AFF U-19, Zeise gagal mengantar Myanmar lolos dari Grup B yang ditempati Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sejauh ini, timnas U-19 Myanmar hanya mampu duduk di peringkat keempat klasemen sementara dengan koleksi empat poin. Hasil dari sekali menang, sekali imbang, dan dua kali kalah.
“Zeise memang baru kali ini datang ke Jakarta dan Indonesia. Dia merasa tertarik untuk bisa melatih di Indonesia,” ujar Eddy.
Menyambangi Sekretariat PSSI Pers di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (17/9/2013), bersama Eddy Syah yang dikenal sebagai agen pemain atau pelatih, Zeise mengutarakan ketertarikannya menjadi pelatih di Indonesia karena melihat potensi persepakbolaan Indonesia.
“Saya sangat tertarik untuk melatih di Indonesia baik sebagai pelatih di klub ataupun timnas. Ini adalah pertama kalinya saya ke Indonesia. Dan saya melihat potensi yang bagus di sepak bola Indonesia. Sebelumnya, saya sudah melatih di level dua Bundesliga (Liga Jerman), Belgia, dan Maladewa,” ungkap Zeise.
Dari biodata yang dibagikannya kepada wartawan, terdapat sederet pengalamannya saat berlatih. Seperti di antaranya sebagai direktur akademi Hertha BSC Berlin (Jerman), pelatih kepala Danang Ciry FC (Vietnam), pelatih KRC Herelbeke (Belgia), dan saat ini berstatus pelatih kepala di timnas U-19 dan U-21 Myanmar.
Bersama timnas U-19 Myanmar di ajang Piala AFF U-19, Zeise gagal mengantar Myanmar lolos dari Grup B yang ditempati Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sejauh ini, timnas U-19 Myanmar hanya mampu duduk di peringkat keempat klasemen sementara dengan koleksi empat poin. Hasil dari sekali menang, sekali imbang, dan dua kali kalah.
“Zeise memang baru kali ini datang ke Jakarta dan Indonesia. Dia merasa tertarik untuk bisa melatih di Indonesia,” ujar Eddy.
Quote:
Tahan Malaysia, Garuda Muda Melaju ke Semifinal
Indonesia melaju ke semifinal Piala AFF U-19 usai bermain imbang 1-1 melawan Malaysia. Tim asuhan Indra Sjafri itu akan menghadapi Timor Leste di laga empat besar demi memperebutkan tiket ke final.
Tampil di bawah dukungan sekira 35 ribu suporter yang memadati Stadion Delta Sidoarjo, Rabu (18/9/2013) malam WIB, Indonesia langsung memainkan pola menyerang. Kapten tim Evan Dimas Darmono memimpin lini tengah untuk memberikan suplai bola kepada dua striker Dinan Javier dan Ilham Udin Armaiyn.
Permainan cepat diperagakan kedua kubu. Indonesia tampil lebih dominan dalam penguasaan bola, sementara Malaysia lebih menunggu untuk kemudian melakukan serangan balik cepat.
Setelah terlibat duel sengit nan keras di 15 menit pertama, Indonesia dikejutkan oleh gol Malaysia pada menit ke-19. Berawal dari sebuah skema serangan balik cepat, striker Muhammad Jafri berhasil mengejar sebuah umpan terobosan dan kemudian melepas tembakan keras dari luar kotak penalti, tanpa mampu dibendung kiper Ravi Murdianto. 1-0 Malaysia memimpin.
Terkejut dengan gol Malaysia, skuad Garuda Muda coba meningkatkan tempo permainan. Namun, karena kurang tenang, permainan dari kaki ke kaki yang biasa diperagakan tidak berjalan baik. Justru, pemain kerap salah umpan.
Di lain kubu, Malaysia justru bermain lebih tenang. Mereka kerap merepotkan lewat skema serangan balik dan memperlambat tempo sekaligus membuang waktu dengan memanfaatkan momentum benturan yang kerap terjadi.
Indonesia baru punya peluang bersih pada menit ke-39, Hendra Sandi Gunawan melakukan overlap di sisi kiri pertahanan Malaysia dan kemudian melepaskan umpan silang. Sayang, tandukkan Dinan di depan masih terlalu lemah sehingga mudah diamankan kiper Malaysia.
Memasuki interval kedua, Indonesia meningkatkan tempo permainan. Masuknya Maldini di awal babak kedua membuat Indonesia tampil lebih agresif di sisi lapangan. Maldini bahkan punya peluang menyamakan kedudukan dengan sepakan dari dalam kotak penalti. Sayang upayanya masih bisa digagalkan kiper Malaysia.
Tidak menunggu waktu lama, Garuda Muda sukses menyamakan kedudukan melalui kaki Ilham Udin Armaiyn di menit ke-50. Berawal dari sepakan keras Evan Dimas yang membentur tiang, bola muntah disambar Ilham Udin ke gawang kosong.
Usai menyamakan kedudukan, penampilan Garuda Muda semakin gencar melakukan serangan. Peluang emas pun diperoleh oleh Armayin. Namun tendangan dari dalam kotak penatli itu belum mampu menambah jumlah gol.
Indonesia terus menyerang demi mendapatkan gol. Kini upaya Hargianto yang menerobos dari lini sayap kiri gagal menambah pundi-pundi gol setelah tendangannya masih menyamping dari tiang gawang Malaysia.
Malaysia muda sendiri terlihat tidak mampu mengembangkan permainan usai terus diserang oleh Indonesia. Praktis, Malaysia lebih banyak menempatkan pemainnya di lini pertahanan.
Sampai pertandingan selesai skor akhir tetap imbang 1-1. Hasil ini membawa Garuda Muda melenggang ke babak semifinal Piala AFF U-19 untuk menghadapi Timor Leste.
Quote:
Indonesia melaju ke semifinal Piala AFF U-19 usai bermain imbang 1-1 melawan Malaysia. Tim asuhan Indra Sjafri itu akan menghadapi Timor Leste di laga empat besar demi memperebutkan tiket ke final.
Tampil di bawah dukungan sekira 35 ribu suporter yang memadati Stadion Delta Sidoarjo, Rabu (18/9/2013) malam WIB, Indonesia langsung memainkan pola menyerang. Kapten tim Evan Dimas Darmono memimpin lini tengah untuk memberikan suplai bola kepada dua striker Dinan Javier dan Ilham Udin Armaiyn.
Permainan cepat diperagakan kedua kubu. Indonesia tampil lebih dominan dalam penguasaan bola, sementara Malaysia lebih menunggu untuk kemudian melakukan serangan balik cepat.
Setelah terlibat duel sengit nan keras di 15 menit pertama, Indonesia dikejutkan oleh gol Malaysia pada menit ke-19. Berawal dari sebuah skema serangan balik cepat, striker Muhammad Jafri berhasil mengejar sebuah umpan terobosan dan kemudian melepas tembakan keras dari luar kotak penalti, tanpa mampu dibendung kiper Ravi Murdianto. 1-0 Malaysia memimpin.
Terkejut dengan gol Malaysia, skuad Garuda Muda coba meningkatkan tempo permainan. Namun, karena kurang tenang, permainan dari kaki ke kaki yang biasa diperagakan tidak berjalan baik. Justru, pemain kerap salah umpan.
Di lain kubu, Malaysia justru bermain lebih tenang. Mereka kerap merepotkan lewat skema serangan balik dan memperlambat tempo sekaligus membuang waktu dengan memanfaatkan momentum benturan yang kerap terjadi.
Indonesia baru punya peluang bersih pada menit ke-39, Hendra Sandi Gunawan melakukan overlap di sisi kiri pertahanan Malaysia dan kemudian melepaskan umpan silang. Sayang, tandukkan Dinan di depan masih terlalu lemah sehingga mudah diamankan kiper Malaysia.
Memasuki interval kedua, Indonesia meningkatkan tempo permainan. Masuknya Maldini di awal babak kedua membuat Indonesia tampil lebih agresif di sisi lapangan. Maldini bahkan punya peluang menyamakan kedudukan dengan sepakan dari dalam kotak penalti. Sayang upayanya masih bisa digagalkan kiper Malaysia.
Tidak menunggu waktu lama, Garuda Muda sukses menyamakan kedudukan melalui kaki Ilham Udin Armaiyn di menit ke-50. Berawal dari sepakan keras Evan Dimas yang membentur tiang, bola muntah disambar Ilham Udin ke gawang kosong.
Usai menyamakan kedudukan, penampilan Garuda Muda semakin gencar melakukan serangan. Peluang emas pun diperoleh oleh Armayin. Namun tendangan dari dalam kotak penatli itu belum mampu menambah jumlah gol.
Indonesia terus menyerang demi mendapatkan gol. Kini upaya Hargianto yang menerobos dari lini sayap kiri gagal menambah pundi-pundi gol setelah tendangannya masih menyamping dari tiang gawang Malaysia.
Malaysia muda sendiri terlihat tidak mampu mengembangkan permainan usai terus diserang oleh Indonesia. Praktis, Malaysia lebih banyak menempatkan pemainnya di lini pertahanan.
Sampai pertandingan selesai skor akhir tetap imbang 1-1. Hasil ini membawa Garuda Muda melenggang ke babak semifinal Piala AFF U-19 untuk menghadapi Timor Leste.
Quote:
RD Juga Lirik Evan Untuk Seleksi Timnas U-23
JAKARTA – Performa apik Evan Dimas Darmono di ajang Piala AFF U-19 menjadi buah bibir. Penampilan menawan gelandang kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 17 tahun silam ini, juga tidak luput dari penilaian tiga pelatih nasional Indonesia.
Walau berposisi asli sebagai jenderal lapangan tengah, nama Evan melejit menjadi pencetak gol terbanyak bagi Garuda Jaya, julukan timnas U-19. Koleksi lima gol yang berhasil dicatatkannya, hanya satu tingkat di bawah top skor sementara Piala AFF U-19 asal Vietnam Nguyen Van Toan.
Benny Dollo, mantan pelatih timnas Indonesia periode 2000-2001 dan 2008-2010, melihat Evan adalah pemain yang menjanjikan di masa yang akan datang. Akan tetapi Bendol, sapaan akrab Benny Dollo, berpesan, di usia yang masih sangat muda Evan wajib membekali diri dengan sikap disiplin tinggi.
“Jika melihat gayanya bermain, Evan sangatlah menjanjikan. Akan tetapi butuh disiplin tinggi untuk terus menjaga performa. Karena masa depannya akan seperti apa, itu kembali kepada yang bersangkutan. Banyak pemain di usia muda bagus, tapi tidak bisa berbuat apa-apa saat masuk ke jenjang senior,” ungkap Bendol.
Tidak hanya Bendol yang melihat ada bakat mengkilap dari pemain kelahiran 13 Maret 1995 tersebut. Nil Maizar yang juga sempat menukangi timnas senior pada periode 2012-2013, melihat ada sosok gelandang serang masa depan Tanah Air pada diri Evan. Bukan tidak mungkin penerus Firman Utina ada di diri Evan.
“Dia pemain bertalenta. Dari gol pertama, kedua, dan ketiga, terlihat jika dia mempunyai wawasan bermain yang bagus. Fisik, taktik, dan mental bertandingnya sangat menonjol. Mudahan-mudahan saja dirinya bisa tetap rendah hati demi masa depannya,” papar Nil.
“Tipe bermain gelandang bertahan memang sedikit lebih mudah dari seorang gelandang serang. Di mana dalam posisi gelandang serang, karakter pemain juga sangatlah menentukan. Dan saat ini, kita sudah memiliki calon gelandang serang masa depan. Yaitu dalam diri Evan Dimas,” sambung mantan pemain timnas Indonesia tersebut.
Melihat performa apik Evan di timnas U-19, bukan tidak mungkin namanya bisa masuk dalam daftar Timnas U-23 di ajang SEA Games XXVII 2013 Myanmar, akhir Desember mendatang. Tim kepelatihan tim Garuda Muda di bawah komando Rahmad Darmawan, memiliki niat untuk memberikan kesempatan kepada Evan untuk mengikuti seleksi.
“Dengan usia yang masih muda, dia memperlihatkan suatu kemampuan yang sangat ideal. Dia juga punya kepercayaan diri yang tinggi. Kans untuk masuk seleksi timnas U-23, kami baru akan diskusikan juga apakah perlu atau tidak mengikuti seleksi. Kalau memang bisa bermain seperti itu juga di level yang lebih tinggi, pasti akan membantu,” jelas RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan.
Quote:
JAKARTA – Performa apik Evan Dimas Darmono di ajang Piala AFF U-19 menjadi buah bibir. Penampilan menawan gelandang kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 17 tahun silam ini, juga tidak luput dari penilaian tiga pelatih nasional Indonesia.
Walau berposisi asli sebagai jenderal lapangan tengah, nama Evan melejit menjadi pencetak gol terbanyak bagi Garuda Jaya, julukan timnas U-19. Koleksi lima gol yang berhasil dicatatkannya, hanya satu tingkat di bawah top skor sementara Piala AFF U-19 asal Vietnam Nguyen Van Toan.
Benny Dollo, mantan pelatih timnas Indonesia periode 2000-2001 dan 2008-2010, melihat Evan adalah pemain yang menjanjikan di masa yang akan datang. Akan tetapi Bendol, sapaan akrab Benny Dollo, berpesan, di usia yang masih sangat muda Evan wajib membekali diri dengan sikap disiplin tinggi.
“Jika melihat gayanya bermain, Evan sangatlah menjanjikan. Akan tetapi butuh disiplin tinggi untuk terus menjaga performa. Karena masa depannya akan seperti apa, itu kembali kepada yang bersangkutan. Banyak pemain di usia muda bagus, tapi tidak bisa berbuat apa-apa saat masuk ke jenjang senior,” ungkap Bendol.
Tidak hanya Bendol yang melihat ada bakat mengkilap dari pemain kelahiran 13 Maret 1995 tersebut. Nil Maizar yang juga sempat menukangi timnas senior pada periode 2012-2013, melihat ada sosok gelandang serang masa depan Tanah Air pada diri Evan. Bukan tidak mungkin penerus Firman Utina ada di diri Evan.
“Dia pemain bertalenta. Dari gol pertama, kedua, dan ketiga, terlihat jika dia mempunyai wawasan bermain yang bagus. Fisik, taktik, dan mental bertandingnya sangat menonjol. Mudahan-mudahan saja dirinya bisa tetap rendah hati demi masa depannya,” papar Nil.
“Tipe bermain gelandang bertahan memang sedikit lebih mudah dari seorang gelandang serang. Di mana dalam posisi gelandang serang, karakter pemain juga sangatlah menentukan. Dan saat ini, kita sudah memiliki calon gelandang serang masa depan. Yaitu dalam diri Evan Dimas,” sambung mantan pemain timnas Indonesia tersebut.
Melihat performa apik Evan di timnas U-19, bukan tidak mungkin namanya bisa masuk dalam daftar Timnas U-23 di ajang SEA Games XXVII 2013 Myanmar, akhir Desember mendatang. Tim kepelatihan tim Garuda Muda di bawah komando Rahmad Darmawan, memiliki niat untuk memberikan kesempatan kepada Evan untuk mengikuti seleksi.
“Dengan usia yang masih muda, dia memperlihatkan suatu kemampuan yang sangat ideal. Dia juga punya kepercayaan diri yang tinggi. Kans untuk masuk seleksi timnas U-23, kami baru akan diskusikan juga apakah perlu atau tidak mengikuti seleksi. Kalau memang bisa bermain seperti itu juga di level yang lebih tinggi, pasti akan membantu,” jelas RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan.
Quote:
Spoiler for Tentang Evan Dimas Kapten U19 Miris:
Jalan yang harus dilalui kapten timnas Indonesia U-19, Evan Dimas, untuk menjadi pesepakbola sangat berliku. Lantaran kondisi perekonomian keluarganya yang pas-pasan, maka untuk membeli sepatu bola saja Evan Dimas hanya bisa menahan rasa iri.
Evan Dimas berasal dari keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu. Ayahnya, Condro Darmono, hanya seorang petugas keamanan. Sedangkan ibunya, Ana, pernah menjadi seorang asisten rumah tangga dan sekarang menganggur.
Sebagai anak pertama, Evan memiliki tiga orang adik, dua di antaranya masih duduk di sekolah dasar. Sedangkan yang bungsu belum mencapai usia wajib sekolah. Namun dalam himpitan ekonomi, kedua orangtuanya tetap memberikan dukungan yang maksimal agar putra sulungnya bisa terus bermain sepak bola.
“Pernah ketika itu saya mau latihan, ibu saya pinjam sepeda motor sama orang, lalu diledek, ‘Makanya beli sepeda motor. Lalu ada orang kampung saya yang membela, ‘Jangan begitu. Semua ingin beli sepeda motor kalau punya (uang),” cerita Evan kepada Tribunnews.com.
Perkataan tersebut membuat Ana menangis dan Evan pun tidak tega melihat air matanya ibunya. Ana juga kerap menangis setiap kali melihat teman-teman Evan berangkat berlatih dengan mengendarai sepeda motor, namun kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinan untuk membeli sepeda motor. Evan pun hanya bisa terdiam dan tidak bisa meminta dibelikan.
Lainnya, terkadang, untuk membeli kaus kaki saja Evan sampai berpikir ulang bagaimana cara meminta kepada Ana. Sang ibu bahkan sampai berpatungan dengan saudara-saudaranya untuk membelikan Evan sepasang sepatu sepak bola.
“Sepatu sepak bola pertama saya mereknya Diadora, harganya Rp 15.000. Saya ingat dulu sepatu saya terlalu besar sehingga harus saya masukkan kain agar bisa pas. Umur sepatu itu tidak lama, kira-kira 3 minggu karena sepatunya sangat murah sehingga cepat rusak,” ungkap pemuda kelahiran 13 Maret 1995 tersebut.
“Terkadang saya iri lihat orang-orang yang bisa membeli sepatu baru untuk anaknya. Saya hanya berpikir kapan bisa membeli sepatu seperti itu, sedangkan ibu hanya jadi pembantu dan kadang berjualan kacang keliling kampung,” sambung Evan.
Quote:
Kapten Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas, ternyata sempat berniat berhenti menggapai mimpinya menjadi seorang pesepakbola.
Sejak pertama kali diajak oleh Ferry Ariawan, saudaranya yang kebetulan tinggal di belakang rumahnya, Evan Dimas langsung jatuh cinta kepada sepak bola. Rasa cinta tersebut kemudian membuat Evan bergabung dengan SSB Sasana Bakti pada usia 12 tahun.
Awal merintis ilmu sepak bola dirasa cukup memberatkan oleh Evan, maklum ketika itu SSB Sasana Bakti berada di kawasan Bogowonto, Surabaya Barat, sementara tempat tinggalnya berada di Ngemplak, Surabaya Utara.
Jarak yang terlalu jauh dan ketiadaan kendaraan untuk mengantar dirinya sehingga kerap datang terlambat bahkan absen latihan. Terkadang untuk mengakalinya Evan harus membawa sepatu bolanya ke sekolah untuk kemudian lanjut berlatih. Kelelahan dan perasaan tidak enak selalu menebeng dengan teman akhirnya membuat Evan enggan melanjutkan belajar di Sasana Bakti.
“Saya bilang kepada ibu saya jika saya ingin pindah ke Mitra Surabaya karena lebih dekat. Selain itu saya tidak memiliki kendaraan sehingga tidak ada yang bisa mengantar saya. Ketika itu ibu tidak setuju, lalu saya bilang kalau tidak pindah saya tidak usah bermain sepak bola lagi,” tutur Evan kepada Tribunnews.com.
Ancaman Evan akhirnya berhasil membuat sang ibu mengalah. Evan akhirnya bergabung dengan SSB Mitra Surabaya yang berada di kawasan Lidah yang lebih dekat dari rumahnya SMP. Karier Evan bersama Mitra Surabaya kemudian meroket hingga akhirnya berhasil mendapat kesempatan mengikuti seleksi bersama Persebaya U-15 dan Medco Jawa Timur U-15 dan Evan berhasil lolos di kedua klub tersebut.
“Sayang saya tidak lolos seleksi SAD. Kegagalan itu tidak membuat saya patah semangat, saya terus berlatih hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi Porprov Jatim dan tim PON Jatim, alhamdulillah masuk. Kemudian coach Indra Sjafri memanggil saya untuk mengikuti seleksi tim nasional U-17,” ujar Evan.
Sejak pertama kali diajak oleh Ferry Ariawan, saudaranya yang kebetulan tinggal di belakang rumahnya, Evan Dimas langsung jatuh cinta kepada sepak bola. Rasa cinta tersebut kemudian membuat Evan bergabung dengan SSB Sasana Bakti pada usia 12 tahun.
Awal merintis ilmu sepak bola dirasa cukup memberatkan oleh Evan, maklum ketika itu SSB Sasana Bakti berada di kawasan Bogowonto, Surabaya Barat, sementara tempat tinggalnya berada di Ngemplak, Surabaya Utara.
Jarak yang terlalu jauh dan ketiadaan kendaraan untuk mengantar dirinya sehingga kerap datang terlambat bahkan absen latihan. Terkadang untuk mengakalinya Evan harus membawa sepatu bolanya ke sekolah untuk kemudian lanjut berlatih. Kelelahan dan perasaan tidak enak selalu menebeng dengan teman akhirnya membuat Evan enggan melanjutkan belajar di Sasana Bakti.
“Saya bilang kepada ibu saya jika saya ingin pindah ke Mitra Surabaya karena lebih dekat. Selain itu saya tidak memiliki kendaraan sehingga tidak ada yang bisa mengantar saya. Ketika itu ibu tidak setuju, lalu saya bilang kalau tidak pindah saya tidak usah bermain sepak bola lagi,” tutur Evan kepada Tribunnews.com.
Ancaman Evan akhirnya berhasil membuat sang ibu mengalah. Evan akhirnya bergabung dengan SSB Mitra Surabaya yang berada di kawasan Lidah yang lebih dekat dari rumahnya SMP. Karier Evan bersama Mitra Surabaya kemudian meroket hingga akhirnya berhasil mendapat kesempatan mengikuti seleksi bersama Persebaya U-15 dan Medco Jawa Timur U-15 dan Evan berhasil lolos di kedua klub tersebut.
“Sayang saya tidak lolos seleksi SAD. Kegagalan itu tidak membuat saya patah semangat, saya terus berlatih hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi Porprov Jatim dan tim PON Jatim, alhamdulillah masuk. Kemudian coach Indra Sjafri memanggil saya untuk mengikuti seleksi tim nasional U-17,” ujar Evan.
Quote:
Evan Dimas Ingin Bawa Kedua Orang Tuanya Naik Haji
Dukungan tulus dari ibunya untuk menjadi pesepakbola membuat Evan Dimas Darmono sering menangis jika mengingat hal tersebut. Sebagai balas budi, Evan Dimas pun berambisi membawa kedua orangtuanya menunaikan ibadah Haji.
Dengan beasiswa dan gaji sebagai pemain di Persebaya membuat Evan Dimas tidak lagi menjadi beban bagi kedua orangtuanya. Dari pendapatannya sebagai pemain, meski tidak seberapa Evan kerap menyisihkan untuk kemudian diberikan kepada ibunya. Tak hanya ibu, setidaknya Evan sudah bisa menghibur ketiga adiknya.
“Saya sayang sekali kepada adik-adik saya. Setiap saya pulang, pasti saya selalu ajak mereka bermain ke mana saja untuk menghibur mereka. Kadang saya juga suka menjajani mereka seperti makan bakso,” tutur Evan yang sudah pernah mengunjungi sejumlah negara di Asia berkat sepak bola.
Rasa cinta Evan kepada keluarganya sungguh mendalam. Evan mengakui sebagai pemain sepak bola dia harus kerap berjauhan dengan keluarganya.
“Saya selalu terpikirkan keadaan keluarga saya di rumah, tapi mau bagaimana lagi, ini sudah risikonya jadi pemain sepak bola. Untungnya sekarang komunikasi dengan keluarga sudah lebih mudah. Dulu saya tidak punya telepon genggam sehingga bingung bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka,” kata Evan kepada Tribunnews.com.
Sekarang Evan bisa mulai tersenyum. Perjuangan sulitnya dalam merintis karier terbayarkan oleh kesempatan membela tim nasional U-19 di Piala AFF. Sebagai tanda balas budi, Evan pun ingin mempersembahkan trofi juara kepada keluarga dan bangsa Indonesia.
“Saya sampai menangis karena terharu ingat pengorbanan ibu dan keluarga saya. Fokus saya saat ini adalah meraih prestasi dan menyenangkan orang tua. Kalau bisa saya ingin membawa mereka naik haji,” ungkap pemuda 18 tahun itu.
Dengan beasiswa dan gaji sebagai pemain di Persebaya membuat Evan Dimas tidak lagi menjadi beban bagi kedua orangtuanya. Dari pendapatannya sebagai pemain, meski tidak seberapa Evan kerap menyisihkan untuk kemudian diberikan kepada ibunya. Tak hanya ibu, setidaknya Evan sudah bisa menghibur ketiga adiknya.
“Saya sayang sekali kepada adik-adik saya. Setiap saya pulang, pasti saya selalu ajak mereka bermain ke mana saja untuk menghibur mereka. Kadang saya juga suka menjajani mereka seperti makan bakso,” tutur Evan yang sudah pernah mengunjungi sejumlah negara di Asia berkat sepak bola.
Rasa cinta Evan kepada keluarganya sungguh mendalam. Evan mengakui sebagai pemain sepak bola dia harus kerap berjauhan dengan keluarganya.
“Saya selalu terpikirkan keadaan keluarga saya di rumah, tapi mau bagaimana lagi, ini sudah risikonya jadi pemain sepak bola. Untungnya sekarang komunikasi dengan keluarga sudah lebih mudah. Dulu saya tidak punya telepon genggam sehingga bingung bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka,” kata Evan kepada Tribunnews.com.
Sekarang Evan bisa mulai tersenyum. Perjuangan sulitnya dalam merintis karier terbayarkan oleh kesempatan membela tim nasional U-19 di Piala AFF. Sebagai tanda balas budi, Evan pun ingin mempersembahkan trofi juara kepada keluarga dan bangsa Indonesia.
“Saya sampai menangis karena terharu ingat pengorbanan ibu dan keluarga saya. Fokus saya saat ini adalah meraih prestasi dan menyenangkan orang tua. Kalau bisa saya ingin membawa mereka naik haji,” ungkap pemuda 18 tahun itu.
Spoiler for Gak nolak:
Quote:
Spoiler for Minta tolong:
Quote:
Spoiler for Budayakan Di Kaskus:
Budayakan
Quote:
Sumber Karnah om Momod
Tapi kenapa gak pernah Jadi HT
1.http://bola.okezone.com/read/2013/09...h-di-indonesia
2.http://bola.okezone.com/read/2013/09...u-ke-semifinal
3.http://bola.okezone.com/read/2013/09...si-timnas-u-23
Sumber tentang Evan
4.http://www.tribunnews.com/superball/...i-sepatu-bagus
5.http://www.tribunnews.com/superball/...di-pesepakbola
6.http://www.tribunnews.com/superball/...di-pesepakbola
7.http://www.tribunnews.com/superball/...anya-naik-haji
Diubah oleh playboyhtc 28-04-2014 12:46
0
10.5K
Kutip
59
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya