VIVAnews - Lalat merupakan serangga yang lihai dalam menghindari serangan-serangan, sehingga sangat sulit untuk ditangkap atau ditepuk.
Kini kemampuan lalat itu terjawab. Tim peneliti dari Trinity College Dublin, Irlandia, menemukan bahwa ternyata lalat mempunyai kemampuan melihat dalam gerakan lambat atau slow motion.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa semakin kecil seekor hewan, maka semakin cepat tingkat metabolismenya. Namun, kondisi itu membuat lalat mengalami waktu yang lebih lambat, dilansir Telegraph, hari ini.
Artinya, di beberapa spesies, semakin kecil ukuran hewan, maka hewan tersebut akan melihat dunia dalam gerakan yang makin lambat.
Menurut pemimpin penelitian Dr Andrew Jackson, hasil penelitian ini berasal dari penelitian sebelumnya, mengenai kemampuan tiap hewan dalam mendeteksi kilauan cahaya secara terpisah.
"Ada perbedaan antara spesies berukuran besar dan kecil. Hewan berukuran kecil melihat dunia dalam gerakan lambat," kata Jackson.
Dia menjelaskan, kemampuan melihat dalam gerakan lambat juga dipengaruhi oleh bertambahnya usia. Sepertinya, menarik untuk melakukan penelitian terhadap anak-anak kecil yang selalu bergerak dengan cepat.
"Mungkin saja anak-anak kecil juga memiliki kemampuan melihat dalam gerak lambat. Kemampuan itu akan terus berkurang seiring dengan bertambahnya umur," tutur Jackson.
Sampai saat ini, sudah ada 30 spesies yang sudah diteliti, mulai dari tikus, belut, kadal, ayam, merpati, anjing, kucing, penyu, dan lainnya.
"Ini adalah kemampuan yang mengesankan dari otak hewan-hewan kecil. Lalat memang hewan kecil, tapi sangat sulit untuk ditangkap. Kemampuan itu jelas didapat dari penglihatannya dalam gerak lambat," tutup Jackson.
Quote:
Wajar saja kalau lalat sangat sulit untuk ditangkap atau ditepuk.
Lalat termasuk dalam kelompok serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha dan ordo Diptera. Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu, mempunyai antena yang berukuran pendek dan mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil (berfungsi menjaga kestabilan saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya terbang 1,6-3,2 km dari tempat tumbuh dan berkembangnya lalat.
Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu adanya mata majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Model penglihatan lalat ini juga menjadi “ilham” bagi ilmuwan kedokteran untuk menciptakan sebuah alat pencitraan (scan) baru.
Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap. sumber
Spoiler for rahasia dalam sayap lalat:
Sucinya lalat baik dalam keadaan hidup maupun telah mati, lalat tersebut tidak menajisi benda-benda yang dihinggapinya baik cair maupun padat.
Disunnahkannya menenggelamkan seluruh tubuh lalat ke dalam benda cair yang dijatuhi oleh lalat, kemudian diangkat dan dikeluarkan, lalu dimanfaatkan karena yang terjatuhi oleh lalat tersebut suci. Adapun jika yang terjatuhi oleh lalat tersebut benda padat maka buanglah bagian yang dijatuhi oleh lalat tersebut dan yang sekitarnya, sebab bagian sisanya (selain yang dibuang) dari zat padat tersebut tidak terkena penyakit.
Bahwa di salah satu sayap lalat ada penyakit dan di sayap lain ada obat. Jika lalat menghinggapi minuman, ia akan mengangkat sayap yang ada obatnya dan memasukkan sayap yang ada penyakitnya ke dalam minuman untuk menjaga sentajanya yang Allah titipkan di sayapnya dari kerusakan, ini akan menjadi simpanan baginya dalam kehidupannya ketika ia membutuhkannya. Ini adalah hikmah Allah, Dia memerintahkan agar sayap yang ada obatnya ditenggelamkan untuk menetralkan penyakit pada satu sayap tersebut.
Adapun membuang minuman (setelah kemasukan lalat), maka ini termasuk menyia-nyiakan harta, dan syariat Islam bukanlah semata untuk satu zaman saja atau untuk satu suku bangsa saja, lagipula minuman selalu sangat berharga di zaman kapanpun dan di tempat manapun, dan bagi suku bangsa mana saja.
Di hadits ini terdapat mukjizat ilmilah. Dalam pengetahuan modern telah digunakan mikroskop dan alat-alat lainnya sehingga menemukan bukti ilmiah adanya obat yang berbahaya di salah satu sayap lalat, dan menemukan adanya obat yang dapat menetralisir pada sayap lainnya. Syariat Allah memiliki rahasia-rahasia.
Para ulama menganalogikan kesucian lalat dengan seluruh jenis serangga yang tidak memiliki peredaran darah lalu mereka menghukumi kesuciannya dan tidak najis minuman atau makanan yang dihinggapi serangga-serangga tersebut baik makanannya itu banyak maupun sedikit. Hal itu karena penyebab najis tersebut adalah darah yang mengalir setelah kematiannya, dan sebab ini tidak ditemukan pada hewan yang tidak memiliki peredaran darah seperti lebah, nyamuk, serta jenis-jenis serangga lainnya.
sumber :
Hadits 12
عن أبي هريرة –رضي الله عنه- قال قال رسول الله –صلي الله عليه و سلم- ((إذا وقع الذباب في شراب أحدكم فليغمسه, ثم لينزعه, فإن في أحد جناحيه داء, و في الآخر شفاء))
أخرجه البخاري, و أبو داود, و زاد: ((و إنه يتقي بجناحيه الذي فيه الداء))
Dari Abu Hurairoh –radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Jika lalat hinggap ke minuman salah seorang diantara kalian, maka hendaklah ia menenggelamkannya, kemudian buanglah (lalat tersebut), karena sesungguhnya di salah satu sayapnya ada penyakit, dan di sayap lainnya ada obat”. Dikeluarkan oleh Al Bukhori, dan Abu Dawud, dan dia (Abu Dawud) menambahkan, “Sesungguhnya ia menjaga sayap yang di dalamnya ada penyakit”
update
Quote:
Mata Majemuk atau Mata Facet Lalat
Secara umum anatomi insekta terdiri atas 3 bagian: head, thorax dan abdomen. Sedangkan mata lalat terdiri atas beberapa bagian yang membentuk mata jala atau terlihat seperti lubang. Gabungan bagian -bagian itu dinamakan mata majemuk (compound eye). Lubang yang kita lihat adalah kornea, terdiri atas bebrapa mata facet. Tiap mata facet merepresentasikan sebuah elemen penglihatan tunggal, disebut ommatidium yang memanjang turun sampai ke inti mata. tiap omnatiodium terdiri atas :
[list=1]
[*]Corneal lens: sebuah hexagonal facet dengan selaput transparant yang membentuk lensa.
[*]Crystaline cone: gabungan dari 4 sel
[*]Pigmen cells, sekeliling crystaline cone dan retinula cells yang memisahkan satu ommatidium dengan ommatidium lainnya.
[*]Retinula cells, sel penglihatan pada tiap dasar ommatidium dengan struktur photoreceptor yang disebut rhabdom.
Sebuah mata majemuk lalat tersusun atas satuan optik berjumlah sangat banyak, masing-masing dengan lensa optiknya sendiri,dan menghasilkan sejumlah besar gambar. Rangkaian saraf dari setiap satuan optik mengambil hasil rata-rata dari gambar yang ada, sehingga dihasilkanlah sebuah bayangan gambar yang lebih jelas daripada latar belakang yang dipenuhi pengotor. Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia.Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita.Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghidar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap. Mata majemuk lalat merupakan alat tubuh terpenting yang memainkan peran dalam sistem penglihatan, sebuah fungsi teramat penting dalam kelangsungan hidup binatang tersebut. Ketika alat tubuh ini diteliti, akan kita saksikan lensa-lensa, yang secara khusus menghamburkan cahaya, membentuk permukaan cekung yang memberikan ruang penglihatan yang luas dan memusatkan bayangan [gambar yang terbentuk] pada satu titik pusat. Sisi-sisi satuan optik [optical unit] pada permukaan tersebut berbentuk segienam (heksagonal).
Berkat bentuk segienam ini, satuan-satuan optik itu satu sama lain terpasang rapat. Dengan cara ini, celah-celah kosong yang tidak diinginkan -- yang muncul
jika bentuk geometris lain digunakan -- tidaklah terbentuk; dengan demikian penggunaan paling menguntungkan dari luasan yang ada telah diterapkan. Meskipun berkas-berkas cahaya yang berasal dari sejumlah besar lensa diperkirakan akan menghasilkan sebuah bayangan gambar yang kacau, ini tidak pernah terjadi, dan lalat dapat melihat sebuah ruang penglihatan yang luas dalam satu bayangan gambar. sumber
Spoiler for update lalat:
Lagi santai asik-asik nongrong baca buku, nonton tv, atau minum teh/kopi dengan beberapa kue tiba2 seekor lalat datang mengganggu, benar2 terganggu bukan, tapi beberapa kali kita berusaha memukul sang lalat tapi entah mengapa mereka seakan tak bisa dipukul sama sekali dan selalu bisa mengindar, mengapa mereka bisa secepat itu?
“Sekarang saya punya jawabannya,” ujar Dickinson yang melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.
Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.
Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.
“Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai,” ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.
Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.
“Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya,” ujarnya.
Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan akurat sumber
Selama 20 tahun meneliti biomekanika sayap lalat, Michael Dickinson dari Institut Teknologi California (Caltech) baru memecahkannya sekarang. Itu pun karena dia selalu penasaran terhadap pertanyaan yang sederhana dan sering dilontarkan banyak orang yang ditemuinya.
“Sekarang saya punya jawabannya,” ujar Dickinson yang melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.
Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.
“Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai,” ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.
Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.
“Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya,” ujarnya.
Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan akurat kurang dari 100 milidetik.
[URL="aakonseling.wordpress.com Related Posts Plugin for WordPress, Blogger"]sumber[/URL]
Diubah oleh kartini31 18-09-2013 09:58
0
16K
Kutip
183
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!