Jia Xiang - Kungfu Wing Chun Bailong (Naga Putih) termasuk salah satu aliran kungfu yang langka. Perguruan Kungfu selatan Wing Chun Naga Putih biasanya hanya ada di negara Cina dan sejumlah kawasan asia seperti di Indonesia.


Demikian ungkap Gatut Suwardana, guru di perguruan kungfu Wing Chun Naga Putih saat Jia Xiang Hometown mengunjungi perguruannya di Kompleks Departement Pertanian, Jalan Kenanga 5 no.19 Atsiri Permai, Citayam, Jawa Barat, Rabu (31/7/13).


Menurut Gatut, perguruan itu sudah dibuka sejak 1996, persisnya di Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma. “Murid yang diterima di perguruan ini harus melalui serangkaian tes fisik yang ditentukan oleh perguruan,” ujar Gatut.
Namun bila menelisik ke belakang, tutur Gatut, kungfu ini pertama kali diperkenalkan tahun 1970 oleh pendekar She Han Giok Gian di Malang, Jawa Timur. Saat itu banyak yang ingin menjadi muridnya, namun sang pendekar tidak dengan mudah menerimanya. She Han beralasan bahwa dari sisi fisik mereka tidak masuk dalam kriteria. Karena itulah kungfu aliran tersebut perkembangannya lama di Indonesia.


“Dulu belajar kungfu di Indonesia dilarang. Sebab rezim Orde Baru melarang kebudayaan Tionghoa, sehingga kungfu ini tidak berkembang,” tambahnya. Selain itu kerahasiaan dari jurus tertentu yang sudah menjadi budaya dalam perguruan kungfu menjadi penghambat juga.
Tetapi itu bukan penghalang, sebab peminat kungfu pun makin banyak. Bahkan dari seribu murid, 30 persennya bukan etnis Tionghoa. Begitu juga dengan kungfu Wing Chun Bailong yang peminatnya dari berbagai kalangan. Mereka pun tidak segan membayar tinggi asalkan mendapat pelajaran kungfu yang berkualitas. Kini ada sekitar 1000 murid yang belajar di perguruan itu.
Tidak herab bila sekarang perguruan Naga Putih ini sudah ada juga di Surabaya, Bandung dan Malang. Sementara di Jakarta ada di beberapa lokasi.


Bicara soal biaya, setiap murid paling tidak harus merogoh kocek sebesar Rp200.000 per orang per bulan. Bagiaman program prifat? Ada juga, tetapi biayanya pun berbeda yaitu dua juta rupiah per bulan, dengan frekwensi latihan hanya empat kali latihan dalam sebulan di rumah murid. Sejumlah murid yang tamat dari perguruan ini juga ada yang menjadi guru kungfu atau bintang film laga di Indonesia.
“Saya sudah 3 tahun belajar di perguruan ini dan sekarang mengajar anak-anak di wilayah Bandung, Jawa Barat,” ujar Bavis Agung kepada Jia Xiang Hometown.

Ada yang khusus dari perguruan ini yaitu tingginya animo murid untuk belajar wing chun. Akhirnya perguruan ini membuka kelas wing chun sejak 12 Agustus 2009. Gaya silat ini juga dikenal dengan nama “Wingchun Naga Putih” alias “Bailong Wingchun”


Gaya wing chun Naga Putih adalah wing chun orthodoks dan tradisional, yaitu periode awal yang melekat dengan sejarah Shaolin ketika zaman Dinasti Qing. Konon, wing chun merupakan teknik bersilat yang diciptakan oleh Bhiksuni Ng Mui bersama empat pendekar Shaolin lainnya untuk mempersiapkan para bhiksu Shaolin menghadapi serangan pasukan Dinasti Qing.
Kala itu, sebagian besar pendekar Shaolin masih di level menengah. Secara fisik mereka sangat kuat, namun teknik bersilatnya belum matang. Akhirnya, kelima pakar beladiri itu menformulasikan sebuah teknik yang efisien, efektif, namun sangat mematikan.


Beberapa tahun kemudian, Bhiksuni Ng Mui mengajarkan teknik dahsyat ini kepada Yim Wingchun. Akhirnya teknik bersilat ini dinamakan wing chun, sesuai nama pendekar perempuan tersebut.
Jadi, gaya Bailong Wing Chun adalah wing chun aliran Yongchun yang berasal dari Cina daratan, berbeda dengan wingchun lainnya yang berasal dari Hongkong. [JX/For/E4]

http://jia-xiang.biz/read/kungfu-win...bagai-kalangan

kayak di film ip man gan