Dengan tingkat kematian sebesar 1,6 juta per tahun, bisnis yang berhubungan dengan kematian menjadi sesuatu yang menjanjikan di Jepang. Peluang inilah yang diambil oleh seorang pengusaha asal Yokohama bernama Hisayoshi Teramura. Setelah sebelumnya membuka bisnis pemakaman dan rumah duka, Hisayoshi membuka hotel unik yang diberi nama Lastel. Di tempat ini, anggota keluarga yang ditinggalkan bisa menemani mayat yang tengah menunggu antrean proses kremasi.
Lagi-lagi di Jepang itu kreativitas itu bener-bener hidup, lihat saja Hisayoshi Teramura ( pemilik hotel ). Seperti layaknya hotel biasa, hotel mayat di jepang ini juga menyediakan layanan kamar. Para penyewa disediakan peti mati cantik, dilengkapi dengan rangkaian bunga yang indah. Jenazah juga diperlakukan bak raja atau ratu. Mereka didandani, dipakaikan baju terbaik dan diletakkan di kamar berpendingin udara ekstra.
Hotel mayat ini memiliki 40 kamar bagi jenazah. Setiap malamnya, keluarga penyewa dikenakan biaya hingga 12.000 yen atau sekitar Rp1,3 juta. Teramura mengaku hotelnya sering didatangi pasangan bulan madu yang mengira itu adalah tempat penginapan.======
Hotel untuk para mayat ini bernama Lastel, menawarkan kamar untuk si mayat dengan sewa harian ¥ 12.000 (sekitar Rp. 1.400.000,-) dimana keluarga korban dapat sementara untuk menyimpan (atau mungkin memberi liburan untuk si mayat) saat si mayat menunggu giliran antrianpada krematorium kota yang akhir-akhir ini sedang ramai.
Di Yokohama, mayat menunggu kira-kira sampai 4 hari sebelum masuk dapur alias dikremasi, hal ini otomatis memberikan Hotel Lastel daftar tamu yang enggan menunggu giliran di rumahnya sendiri Ini juga untuk menghindari mayat menginap di rumah yang sempit selama dia menunggu giliran.
Menggunakan sistem pnyimpanan mayat yang canggih dan otomatis, hotel ini menyimpan dan mengawetkan mayat dengan suhu yang dingin, selama mayat-mayat ini bersemayam beberapa hari di ruang yang bisa dilihat, siang dan malam keluarga atau teman-teman mendiang bisa datang untuk memberikan penghormatan terakhirnya.
Penginapan Hisayoshi Teramura dari luar tampak seperti hotel-hotel kecil lainnya yang berada di kota pelabuhan, kadang-kadang ada pasangan kekasih yang keliru masuk dan memesan kamar, sementara sang staff mengatakan, "Kami hanya menyediakan ruangan dengan suhu dingin...!"
sumber 1
sumber 2