Hari Selasa kemarin (10/9), Apple mengumumkan 2 produk baru yaitu iPhone 5S dan iPhone 5C. Ada yang menarik karena lini produk Apple telah berubah secara mendasar dalam beberapa tahun ini.



Saat ini, Apple lebih sering merespon tren konsumen dan bukannya menjadi pemimpin yang melempar ide dan perangkat model baru ke pasar.

Sebagai contoh iPad mini. Steve Jobs sendiri secara terbuka pernah menyatakan, "Alasan kami [tidak akan] membuat tablet 7 inci adalah karena kita tidak ingin menyentuh titik harga terendah. Layar yang terlalu kecil akan sulit mengekspresikan perangkat lunak.”

Tak disangkal, iPad 9,7 inci adalah fenomena. Akan tetapi iPad Mini? Bukankah itu respon Apple atas maraknya tablet 7 inci di pasar?

Butuh bukti lain? Pada Januari 2011 Saya memposting artikel mengenai “Membuang iPad dan meggantikannya dengan Galaxy Tab”. Tulisan saya dibaca oleh petinggi Apple dan mendapat banyak komentar dari pembaca. Jelas kan? Posisi iPad mini saat ini bukanlah game-changer, tapi follower.

Butuh contoh lain? Setelah beberapa saat mengabaikan perkembangan smartphone berlayar lebar, iPhone kemudian meluncurkan iPhone 5 dengan ukuran layar lebih besar dari iPhone 4. Mungkin Apple memang memiliki rencana untuk membuat smartphone dengan layar lebih besar. Namun mereka tidak mengemukakan hal tersebut secara gamblang. Malahan, mereka terus menerus berargumen bahwa ponsel yang lebih baik adalah ponsel yang bisa digunakan dengan satu tangan.

Yang terbaru, Apple menawarkan iPhone 5c yang tergolong murah dengan harga 99 dollar (berlaku di Amerika dengan ikatan kontrak operator). Munculnya iPhone 5c ini benar-benar keluar dari line-up produk iPhone yang telah dianut oleh Apple selama 6 tahun terakhir.

Penjualan iPhone sebelumnya masih tergolong bagus. Jadi mengapa mereka membutuhkan iPhone 5c?

Di negara dengan pasar smartphone yang cukup besar seperti India dan Cina, harga iPhone dinilai masih terlalu mahal. Mereka kemudian beralih ke smartphone Android yang harganya lebih murah. Jadi, Apple dengan iPhone 5c nya,-sekali lagi-, telah mengubah model bisnisnya untuk memenuhi tuntutan pasar.

Perubahan model bisnis Apple ini bukanlah hal yang buruk. Namun hal tersebut juga bukan menjadi sesuatu yang unik, yang selama ini melekat pada image Apple.

It’s ok, sebuah perusahaan memang harus mengembangkan produk dan layanan mereka. Produk Apple juga luar biasa. Saya sendiri membeli iPad Mini dan iPhone 5, dan Saya tidak menyesal karena telah membelinya. Yang saya sesalkan, Apple melakukan sesuatu yang benar-benar tidak perlu hingga saat ini: menyesuaikan produknya untuk bisa bersaing di pasar.

Anda bisa melihat bahwa beberapa fitur iPhone 5S bukanlah sesuatu yang baru. Teknologi low-power chip miliknya hampir sama dengan yang dipakai oleh Moto X besutan Google.

Meski demikian kehadiran chip A7 yang menjalankan komputasi 64 bit akan menambah performa iPhone. Kita juga tahu, sistem operasi iOS terkenal mampu berjalan dengan baik meski perangkatnya memiliki memori yang lebih kecil dibanding platform lain.

Inovasi Touch ID yang menampilkan tombol Home baru dengan teknologi sensor sidik jari juga sangat Saya sukai. Ini akan sangat membantu jika Anda melakukan autentikasi untuk membeli sesuatu dari iTunes. Saya berani bertaruh, para pembuat handset lainnya pasti akan berusaha untuk menemukan ide baru menyaingi Touch ID.

Tetapi apakah Apple benar-benar masih memimpin inovasi di pasar? Saya rasa tidak. Meski Saya juga punya sedikit keyakinan bahwa mereka akan membukukan rekor penjualan untuk iPhone dan iOS7 barunya.

Tulisan ini adalah pendapat Kevin C. Tofel, penulis di GigaOm Network yang diterbitkan di media Businessweek.

Arf/businesweek/foto engadget