Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dedisetyawan86Avatar border
TS
dedisetyawan86
Waduk, Ikan, dan Predator?
emoticon-2 Jempolemoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star emoticon-2 Jempol


Waduk, Ikan, dan Predator?


VS


Waduk, Ikan, dan Predator?


Waduk, Ikan, dan Predator?


Ikan Aligator Berkembang di Waduk Jatiluhur


Waduk, Ikan, dan Predator?

Ikan aligator (Atractosteus spatula) | Wikimedia Commons


JAKARTA, KOMPAS.com— Ikan spesies invasif karnivora asal Amerika dan Meksiko, yaitu ikan aligator, dan ikan piranha yang berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan, sudah terlepas di Waduk Jatiluhur dan Cirata. Pemerintah didesak bertindak cepat untuk memastikan pengidentifikasian dan mengambil langkah penanganan eradikasi secara total.

Informasi keberadaan aligator dan piranha itu didasarkan dokumen Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kawasan perairan Waduk Jatiluhur telah terintroduksi ikan aligator kecil (Lepisosteus oculatus) dan ikan aligator besar (Atractosteus spatula) serta beberapa spesies invasif yang relatif tak membahayakan manusia, seperti ikan marinier (Parachromis maraguense), golsom (Amphilophus alfari), red devil (Amphilophus citrinellus), dan petek (Parambassis sp). Sementara ikan piranha (Serrasalmus serrulatus) dilaporkan telah terintroduksi di Waduk Cirata.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kelautan dan Perikanan Ahmad Poernomo, akhir pekan lalu, membenarkan terjadi introduksi ikan aligator secara tak sengaja. "Ada usaha keramba jaring apung di Jatiluhur yang ternyata memelihara ikan aligator," katanya.

Umumnya, izin keramba diberikan bagi pembudidayaan spesies ikan untuk tujuan konsumtif, seperti mujair, nila, dan mas.

Seperti namanya, bagian kepala ikan aligator seperti kepala buaya. Ikan yang bisa mencapai panjang 3 meter atau lebih itu bersifat karnivora, memakan ikan lain. Populasi ikan-ikan tersebut di perairan dikhawatirkan mengurangi populasi ikan-ikan konsumsi bernilai ekonomi yang selama ini menghidupi masyarakat.

Ahmad Poernomo menyebutkan, sejauh ini, ikan aligator yang terlepas dilaporkan sebanyak enam ekor. "Kami sudah meminta agar ikan aligator lain diangkat dari karamba, dipindahkan. Informasi yang saya terima ada 17 ikan yang dipindahkan," katanya.

Namun, ia belum menerima laporan jumlah ikan aligator terlepas yang tertangkap. Yang jelas, seperti diberitakan di Kompas.com, Desember 2012, satu spesimen ikan aligator didapat Dinas Peternakan Purwakarta dari tangkapan warga.

Ikan piranha


Waduk, Ikan, dan Predator?


Terkait ikan piranha, Ahmad menyatakan sudah menerima laporan itu. Namun, kebenaran identifikasi dari laporan tersebut masih disangsikan. Laporan diterima dari kelompok masyarakat pengawas perikanan setempat, beberapa waktu lalu.

"Kemungkinan itu sejenis ikan bawal. Sekilas memang mirip antara bawal dan piranha," ujarnya.

Secara terpisah, Fayakun Satria, Kepala Balai Penelitian, Pemulihan, dan Konservasi Sumber Daya Ikan di Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, juga menyangsikan laporan keberadaan ikan piranha itu. Ia juga menduga ikan tersebut sejenis bawal.

"Saat awal-awal laporan adanya ikan aligator itu, kan, yang disebut malah ikan arapaima. Bisa jadi salah identifikasi," katanya.

Meski demikian, tahun 2014, pihaknya menganggarkan kegiatan survei untuk memastikan kebenaran introduksi piranha terjadi di Cirata. Kegiatan itu juga untuk mendapatkan spesimen piranha jika terbukti benar.

Dampak langsung


Dihubungi dari Jakarta, Muhammad Husein dari Masyarakat Akuakultur Indonesia dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) di Purwakarta mengatakan, keberadaan ikan aligator yang terlepas di waduk selama hampir satu tahun terakhir sangat meresahkan nelayan. Ia terkejut ada laporan bahwa Waduk Cirata terintroduksi piranha.

"Kalau benar ikan piranha telah masuk ke waduk kami, kenapa pemerintah diam saja. Harusnya segera menyosialisasikan secara luas agar masyarakat berhati-hati," kata Husein.

Ikan piranha dan aligator sama-sama bersifat komunal. Ikan piranha, meski berukuran kecil, memiliki gigi-gigi setajam silet. Bersama kelompoknya, ikan tersebut bisa menghabiskan satu ayam dengan cepat.

Keduanya termasuk dalam spesies invasif yang diduga kuat masuk melalui para penghobi atau pengoleksi ikan. Dalam berbagai kesempatan, Guru Besar Perikanan Universitas Diponegoro Slamet Budi Prayitno menjelaskan, ikan-ikan invasif tersebut bisa masuk ke ekosistem sungai atau danau/waduk secara sengaja atau tidak.

"Untuk ikan piranha, seharusnya secara tegas tak boleh masuk ke Indonesia," katanya. Namun, biasanya, memasukkan ikan piranha dilakukan dengan melaporkannya sebagai ikan bawal. Bentuk fisik keduanya yang mirip bisa mengelabui petugas yang kapasitas identifikasinya terbatas.

Di alam, keberadaan flora dan fauna invasif berdampak pendek dan panjang pada ekosistem. Dalam jangka pendek, flora-fauna asli akan berkurang, sedangkan dampak panjangnya adalah kepunahan tanpa sempat memanfaatkan keanekaragaman hayati. (ICH/KOMPAS CETAK)

5 Alasan piranha dan ikan aligator bisa hidup di Indonesia


Waduk, Ikan, dan Predator?


1. Kemampuan adaptasi


Pakar Perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Triyanto mengatakan, ikan-ikan endemik negara lain bisa saja hidup di Indonesia dengan cara adaptasi, misalnya piranha dan aligator itu. Bahkan dia menyebut banyak ikan-ikan bukan asli Indonesia, kemudian beradaptasi hingga berkembang biak di Indonesia.

Yang dikhawatirkan kalau berkembang biak. Bisa saja nanti ikan (aligator) di Waduk Jatiluhur berkembang biak. Yang perlu dikhawatirkan kan itu, bisa memangsa ikan-ikan di sana. Kalau seperti itu bisa bahaya. Ini mirip hama keong emas. Keong emas itu bukan asli Indonesia, awalnya ga banyak, tapi lama-lama berkembang biak, malah jadi hama pertanian, ujarnya.

Tapi apa mungkin ikan endemik Amazon bisa hidup di Indonesia? Dia menjawab, kalau adaptasi, ya bisa lah. Banyak to, ikan-ikan yang bukan asli Indonesia kemudian beradaptasi di Indonesia. Adaptasi saja, lama-lama juga pasti bisa. Contohnya ikan hias di Indonesia banyak, yang dari Brazil, Amerika dan Afrika, misalnya ikan-ikan hias itu.

Waduk, Ikan, dan Predator?


2. Dibudidayakan

Alasan lain karena ikan-ikan itu dibudidayakan. Misalnya ikan aligator. Awalnya spesies ikan pemakan daging (karnivora) yang lepas di waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, itu dibudidayakan warga setempat sebagai ikan hias.

Namun pada akhir 2011 lalu budidaya ikan aligator ketahuan, lalu didatangi Dinas Perikanan dan Peternakan setempat. Akhirnya ikan-ikan hasil budidaya diangkut ke Jakarta. Tapi ternyata, beberapa ikan itu ada yang lepas ke dalam Waduk dan tetap hidup sampai sekarang.

Ada yang membudidayakan di waduk, terus dikasih tahu kalau ikan itu dilarang dibudidayakan, lalu ikannya di bawa ke Jakarta. Nampaknya ada sisa ikan lepas ke waduk, kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan setempat Herry Hermawan, kepada merdeka.com, Selasa (10/9).

Waduk, Ikan, dan Predator?


3. Dijadikan ikan hias di rumah

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, Herry Hermawan, ikan aligator kecil (Lepisosteus oculatus) selama ini memang banyak dipelihara sebagai ikan hias rumahan. Ikan ini dipelihara untuk keperluan pribadi. Tapi bila ikan ini dilepas ke perairan umum, kemudian jadi besar bisa berbahaya karena memangsa ikan jenis lain.

Waduk, Ikan, dan Predator?


4. Stok makanan berlimpah

Beberapa jenis ikan karnivora dilarang dibudidayakan di perairan umum, termasuk jenis piranha dan aligator. Alasannya, ikan itu dianggap berbahaya karena bisa merusak sumber daya perairan. Ikan jenis ini memangsa ikan jenis lain sehingga akan berdampak pada berkurangnya ikan tangkapan nelayan.

Contohnya di Waduk Jatiluhur. Aligator bisa hidup sampai sekarang karena stok makanan masih banyak. Menurut Pakar Perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Triyanto, saat ini mungkin belum berbahaya karena stok makanan masih banyak.

Tapi kalau makanan sudah habis, yang namanya hewan, khawatirnya nanti menyerang manusia karena tidak ada lagi makanan, ujarnya.

5. Iklim di Amazon mirip dengan di Indonesia

Hutan hujan tropis amazon di bagian benua Amerika Selatan dikenal sebagai habitat asli ikan piranha dan aligator. Hutan itu memiliki kondisi iklim yang mirip dengan wilayah Indonesia, misalnya hutan Kalimantan. Begitu juga dengan beberapa satwa, ada beberapa jenis satwa yang sama-sama menghuni dua wilayah tropis ini.

Contohnya adalah Pesut, ular anaconda dan beberapa hewan langka yang hanya ada di Kalimantan dan Amazon. Kehidupan alam dan hutan di Amazon tak jauh beda dengan hutan Kalimantan. Lembab, becek, berawa serta terdapat danau-danau kecil yang kaya akan kehidupan khas lahan basah.

Tapi apa mungkin ikan endemik Amazon bisa hidup di Indonesia? Pakar Perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Triyanto menjawab, kalau adaptasi, ya bisa lah. Banyak to, ikan-ikan yang bukan asli Indonesia kemudian beradaptasi di Indonesia. Adaptasi saja, lama-lama juga pasti bisa. Contohnya ikan hias di Indonesia banyak, yang dari Brazil, Amerika dan Afrika, misalnya ikan-ikan hias itu.

WAJIB
emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)
emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)
emoticon-Blue Guy Cendol (L)

DILARANG
emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)
emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)
emoticon-Blue Guy Bata (L)
Diubah oleh dedisetyawan86 11-09-2013 14:49
0
5.5K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.4KThread88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.