Pesawat Antonov Berutang Rp 46 Miliar ke Bandara Hang Nadim
TS
0ralucu
Pesawat Antonov Berutang Rp 46 Miliar ke Bandara Hang Nadim
BATAM- Pesawat kargo Antonov seri An-26 berbendera Rusia yang rusak terparkir di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, ternyata berhutang Rp 46 miliar kepada pihak bandara.
Sejak dua tahun lalu terparkir, pesawat ini memiliki tagihan Pelayanan Jasa Pendaftaran, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) sebesar Rp 46.144.920 juta. Terhitung sejak 1 Januari 2012 hingga 30 Juni 2013.
Kabid Keuangan dan Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso mengatakan, PJP4U yang harus dibayarkan Antonov hingga 30 Juni 2013 ini sebesar Rp 46.144.920 juta.
"Yang harus dibayarkan dari 1 Januari 2012 hingga 30 Juni 2013 sebesar 4.857,36 dolar Amerika atau setara dengan Rp 46.144.920 juta (kurs 9.500)," ujar Suarso saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/7/2013).
Dia menjelaskan, peswat Antonov seri An-26 tersebut telah parkir di Bandara Hang Nadim Batam sejak Oktober 2011 lalu. Dan telah pernah melakukan pembayaran untuk fee landing dan PJP4U nya.
"Untuk fee landing dan PJP4U tahun 2011 lalu telah lunas dibayar, tinggal yang 2012 hingga 2013 saja lagi," jelasnya.
Quote:
antonov An26...
saya kira antonov An 225
semoga cepet di bayar...
DARI KASKUSER
Quote:
Original Posted By ronronn►Oii drpd berantem saling menyalahkan nih ane ksh berita barunya
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Apron sisi barat Bandara Udara Hang Nadim Batam, jadi pusat perhatian warga yang kebetulan berada di sekitar lokasi itu, Sabtu (3/12/2011) siang.
Sebuah pesawat berukuran raksasa jadi tontonan menarik warga karena bukan merupakan pemandangan yang biasa terjadi.
Warga yang hanya melihat dari jarak sekitar 100 meter karena dibatasi pagar kawat ini tidak menyia nyiakan momen itu.
Bergantian mereka mengabadikan foto dengan latar belakang pesawat Antonov AN 124 buatan Rusia, pesawat yang diketahui sebagai salah satu pesawat raksasa di dunia.
Bukan hanya warga, beberapa orang pegawai berseragam Departemen Perhubungan dan Ditpam juga tidak ingin ketinggalan. Posisi pesawat dengan moncong atau bagian depan mengangkat ke atas ini jadi momen yang patut Bukan hanya warga, beberapa orang pegawai berseragam Departemen Perhubungan dan Ditpam juga tidak ingin ketinggalan. Posisi pesawat dengan moncong atau bagian depan mengangkat ke atas ini jadi momen yang patut Bukan hanya warga, beberapa orang pegawai berseragam Departemen Perhubungan dan Ditpam juga tidak ingin ketinggalan. Posisi pesawat dengan moncong atau bagian depan mengangkat ke atas ini jadi momen yang patut Bukan hanya warga, beberapa orang pegawai berseragam Departemen Perhubungan dan Ditpam juga tidak ingin ketinggalan. Posisi pesawat dengan moncong atau bagian depan mengangkat ke atas ini jadi momen yang patut diabadikan.
"Keren nih, ada pesawat aneh, moncongnya terangkat ke atas. Bagus untuk latar belakang foto," kata seorang warga yang bersama puluhan lainnya berjubel di pagar pembatas bandara samping VVIP Bandara Hang Nadim.
Pesawat kargo dengan kapasitas muat 150 ton ini landing di Bandara Hang Nadim sekitar pukul 09.30 pagi, setelah melakukan perjalanan jauh dari Norwegia.
Pesawat ini mengangkut production raser untuk keperluan pengerjaan proyek perminyakan di perairan Natuna, yang didatangkan oleh PT PAN.
"Kami sengaja mencarter khusus pesawat, karena kebutuhan akan alat ini sangat urgent, barang ini harus segera ada untuk dipasang di perairan Natuna. Kalau lewat trasportasi laut memakan waktu cukup lama," kata FX Supriyono, Grand Manager PT PAN, yang memantau langsung pemindahan alat ini ke mobil trailer pengangkut.
Menurut Supriyono, bukan baru kali ini pesawat raksasa tersebut mendarat di Bandara Hang Nadim.
Pesawat yang dicarter oleh PT PAN ini adalah yang keenam kalinya pesawat kargo terbesar kedua ini setelah Antonov AN 225 Mriya menjajal mulusnya landasan pacu Hang Nadim.
"Bandara kita ini adalah bandara internasional, dan memiliki landasan pacu yang cukuk untuk dipakai mendarat pesawat ukuran raksasa seperti Antonov AN 124 buatan Rusia. Itu sebabnya sebagian orang memilih untuk lewat dari Changi Singapura, saya jadi bertanya kenapa tidak lewat Hang Nadim Batam yang punya kita sendiri," terangnya.
Supriyono menyebut sempat bertanya kepada kepada pilot pesawat tentang penilaiannya terhadap Bandara Hang Nadim untuk landing pesawat sebesar itu.
Jawaban yang didapatnya justru sang pilot memuji kualitas landasan Bandara Hang Nadim.
"Mereka mengakui panjang landasannya sudah cukup layak untuk pendaratan pesawat berukuran besar. Kualitasnya landasannya disebutnya sudah standar internasional," "Mereka mengakui panjang landasannya sudah cukup layak untuk pendaratan pesawat berukuran besar. Kualitasnya landasannya disebutnya sudah standar internasional," "Mereka mengakui panjang landasannya sudah cukup layak untuk pendaratan pesawat berukuran besar. Kualitasnya landasannya disebutnya sudah standar internasional," "Mereka mengakui panjang landasannya sudah cukup layak untuk pendaratan pesawat berukuran besar. Kualitasnya landasannya disebutnya sudah standar internasional," ungkapnya.
Langkah yang sudah diambilnya ini, Supriyono ingin agar diikuti oleh pengusaha lain yang mendatangkan kargo dari luar negeri agar se
Quote:
Original Posted By wiry►ya ampun.. itu pesawat masih mangkrak di situ ya? Gak terasa udah 2 tahun ..