lee89sivaAvatar border
TS
lee89siva
5 fakta menarik dalam Buddhisme. yang kita kenal Agama Buddha.
Buka service layanan gratis yang mau belajar
agama buddha sms aja or call ke nomer
08999104988...

Yang mau gabung ke group buddhis ane klick aja
https://www.facebook.com/groups/BuddhismTalk/

Yang bilang agama mu agama mu, agamaku agamaku satu aja pertanyaan ane, napa buka thread agama orang laen?
ane disini cuma mau share ada agan" yang ga fanatik mau tambah wawasan. ok thanks


All I wanted to do is kindness ...
Straighten out and clarify the views of the non-buddhist to the Buddhist view, thought and tradition...
Religion is just cover, the quality of that person is the actually that matter...
best religion in the world is nothing if the person is evil, not tolerance with another, and fanatic... wake up guys... emoticon-Smilie


1. Agama Buddha sebenar nya bukanlah agama, melainkan filsafat. Karena agama mengharuskan untuk percaya sedangan Buddha sendiri tidak menyuruh kita untuk percaya melainkan Ehipasshiko yaitu datang, lihat dan buktikan sendiri. apakah ajaran nya benar? apakah berguna buat anda? apakah tidak merugikan makluk lain? Sekiranya benar ada nya bermanfaat untuk anda maka anda boleh menerima nya. Apabila anda tidak merasa berguna dan tidak masuk akal Buddha menyuruh kita untuk tidak percaya. Tiada paksaan bagi kita untuk percaya, the choice is yours, Buddha hanya menunjukan jalan nya saja, Tinggal kita punya kesadaran engga buat jalanin nya.

Aku tidak mengajar untuk menjadikan mu
muridku, aku tidak tertarik menjadikan mu
muridku, aku bahkan tak tertarik mengubah
tujuan hidupmu, karena setiap orang ingin lepas
dari penderitaan. cobalah apa yang aku temukan
ini dan nilai lah oleh dirimu sendiri jika itu baik
bagimu terimalah, jika tidak jangan engkau
terima.
(Buddha Sakyamuni)


Tidak berbuat kejahatan,
banyak berbuat kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
ini adalah inti ajaran para Buddha,



2. Umat Buddha bukan lah penyembah patung, dalam Buddhisme sering kali umat lain mengganggap agama Buddha penyembah berhala, sesat dan lain". Sebenar nya patung yang kita sujudti itu hanya visualisasi symbol dari Buddha, kita bersujud hanya berhormat pada "Jasa" Buddha yang telah menjadi "Guru" (bukan Tuhan). Layak nya kita menghormat bendera merah putih tuk menghormat "Jasa" pahlawan bukan memberhalakan pahlawan yang telah gugur.

3. Tuhan dalam Buddhisme adalah yang tak terdefinisikan, Buddha mengajaran Tuhan itu adalah sesuatu yang tak diciptakan, tak berawal, tak berbentuk, kosong, tapi ada, ada tapi kosong... emoticon-No Hope manusia belom sampai pengetahuan dan kuasa untuk tau apa itu Tuhan, tapi hanya bisa di selami di ketahui untuk yang batin nya sudah tercerahkan, tersadarkan.. sulit nya menerangkan Tuhan seperti katak menjelaskan daratan pada ikan. Pesan ts untuk tidak memperbincangkan Tuhan antar agama karena punya definisi masing" nanti bisa menuimbulkan perpecahan antar planet, eh maksud ane antar agama.


Bagi yang mau Tuhan itu definisi nya mungkin sama aja kaya nibbana, untuk mengerti agan mesti baca sutta hati yang di ucapin bhikku Tong Sam Cong

Om Terpujilah Sang Terang Guru yang Agung (Tathagata), Yang Arya Prajnaparamita.

Ketika Sang Arya Bodhisatva Avalokitesvara memasuki dalam kondisi kepenuhan roh (janna samadhi meditasi tertinggi) yaitu Hikmat kebenaran yang tidak terbatas (Prajnaparamita), Ia memandang kedalam panca khanda, dan mendapatkan pencerahan bahwa karakter dasar panca khandha --- bentuk, perasaan, pencerapan, pikiran, kesadaran --- pada kodratnya adalah karakter kekosongan. (baris tambahan diluar bahasa pali: Sehingga dapat mengatasi segala bentuk penderitaan).

Demikianlah O, Sariputra, segala bentuk (rupa) adalah kekosongan (sunyata), dan sesungguhnya kondisi kekosongan ini adalah bentuk (rupa), kekosongan tidak dapat dibedakan dari bentuk (rupa), bentuk (rupa) juga tidak dapat dibedakan dari kekosongan. Segala kekosongan itulah bentuk (rupa). Demikian sama juga kebenaran dari perasaan (vedana), pencerapan (sanna), pikiran (sankhara), kesadaran (vinnana).

Demikianlah O, Sariputra, segala kebenaran (Dhamma) memiliki karakter dasar kekosongan, segalanya adalah tidak ditimbulkan (tanpa awal), juga tidak dipadamkan (tanpa akhir), tidak dicemarkan (tidak kotor), juga tidak disucikan (tidak bersih), tidak ada cacat (tidak berkurang) juga tidak ada dilengkapi (tidak bertambah).

Oleh karena itu O, Sariputra, di dalam karakter kekosongan tiada bentuk juga tiada perasaan, juga tiada pencerapan, juga tiada pikiran, juga tiada kesadaran. Tidak ada mata (caksuh), telinga (srotram), hidung (grahnam), lidah (jihva), badan (kaya), batin (manasa). Tiada bentuk (rupa), suara (sabda), bau (gandah), rasa, sentuhan (sparstavyam), maupun objek objek dari pikiran. Tiada unsur penglihatan (caksu dhatu), dan seterusnya hingga tiada unsur kesadaran pikiran (mano-vinnanam dhatu).

Tiada kegelapan batin (avijja), juga tiada akhir dari kegelapan batin (avijja-ksayo), dan seterusnya, hingga tiada usia tua dan kematian (jaramaranam-ksayo), juga tiada akhir dari usia tua dan kematian. Demikian pula, tiada penderitaan (dukkha), tiada asal mula dukkha (samudayah), tiada lenyapnya dukkha (nirodha), tiada jalan menuju lenyapnya dukkha (marga). Tiada pengetahuan kebijaksanaan (jahna), tiada pencapaian (prapti), dan tiada akhir pencapaian (abhi samaya).

Oleh karena itu O, Sariputra, karena bodhisatva tidak ada yang dicapai, karena pikirannya berada di dalam kepenuhan roh prajnaparamita. berdiam didalam kondisi tidak adanya macam macam rintangan pikiran. Karena tidak adanya macam macam rintangan pikiran, maka tidak ada rasa takut dan ragu, Ia mengatasi segala hal hal yang menyesatkan, dan hingga akhirnya mencapai Nibbana.

Semua Buddha dari tiga masa --- masa lalu, masa sekarang, masa mendatang --- yang kepenuhan roh Prajnaparamita mencapai tingkat kebuddhaan yang tertinggi, yaitu SamyakSambodhi. Yaitu Pencerahan yang Sempurna, yang Tertinggi, yang Tiada taranya.

Oleh karena itu semua mahluk harus tahu, Prajnaparamita, adalah panggilan (mantra) yang agung, panggilan (mantra) yang sempurna pengetahuannya, panggilan (mantra) yang tertinggi, panggilan (mantra) yang tiada taranya, panggilan (mantra) yang pasti dapat melenyapkan semua penderitaan (dukkha), adalah kebenaran mutlak, yang tidak mungkin salah. Dengan kekuatan Prajnaparamita menyampaikan panggilan (mantra) ini.

Bunyinya demikian: Gate (Pergilah), Gate (Pergilah), Paragate (Pergilah menangkan), Parasamgate (Pergilah semua menangkan), Bodhisvaha (O, Terpujilah Yang Terang / "Tercerahkan").


4. Semua orang bisa jadi Buddha? caranya? mengikuti 8 jalan kebenaran

1. Pandangan Benar . Cara yang tepat untuk
berpikir tentang hidup adalah melihat dunia
melalui mata Sang Buddha - dengan
kebijaksanaan dan belas kasihan.

2. Pikiran Benar. Kita adalah apa yang kita
pikirkan. Pikiran-pikiran yang jernih dan baik
membangun karakter-karakter yang baik dan
kuat.

3. Ucapan Benar. Dengan mengucapkan kata-
kata yang baik dan bermanfaat, kita dihormati
dan dipercaya oleh semua orang.

4. Perilaku Benar. Tidak peduli apa yang kita
katakan, orang lain mengenal kita dari cara kita
berperilaku. Sebelum kita mengkritik orang lain,
pertama-tama kita harus melihat kelakuan kita
sendiri.

5. Penghidupan Benar. Ini berarti memilih
pekerjaan yang tidak menyakiti orang lain. Sang
Buddha berkata, "Jangan mencari nafkah Anda
dengan merugikan orang lain. Jangan mencari
kebahagiaan dengan membuat orang lain tidak
bahagia."

6. Usaha Benar. Sebuah kehidupan yang
berharga berarti melakukan yang terbaik setiap
saat dan memiliki niat baik terhadap orang lain.
Ini juga berarti tidak menyia-nyiakan upaya pada
hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang
lain.

7. Perhatian Benar. Ini berarti sadar akan
pikiran, kata-kata, dan perbuatan kita.

8. Konsentrasi Benar. Fokus pada satu pikiran
atau objek pada satu waktu. Dengan melakukan
ini, kita bisa tenang dan mencapai kedamaian
pikiran yang sejati.
Setelah Jalan Mulia Berunsur Delapan dapat
dibandingkan dengan mengolah taman, tapi
dalam Buddhisme seseorang memupuk
kebijaksanaannya sendiri. Pikiran adalah tanah
dan pikiran adalah benih. Perbuatan-perbuatan
adalah cara seseorang merawat taman.
Kesalahan-kesalahan kita adalah rumput liar.
Mencabutinya adalah seperti menyiangi taman.
Panen adalah kebahagiaan sejati dan abadi.


dan bukan hanya itu saja kita harus berkesadaran tinggi dan melenyapkan tiga akar kejahatan yaitu nafsu kemelekatan duniawi, kebencian dan kebodohan batin.

Ini adalah cara untuk mengakhiri reinkarnasi yang terus menerus, reinkarnasi yang terus menerus adalah penderitaan, pangeran Sidharta pun muak lalu ia meditasi sampai pencerahan dan menjadi Buddha, nah dalam Buddhisme, surga dan neraka pun tidak kekal semua tergantung karma yang kita buat, setelah karma kita semua berbuah disana kita terlahir kembali menjadi manusia atau mahkluk lain nya, Kecuali sang Buddha yang telah mencapai Nibbana yang telah kekal, yang merupakan kebahagiaan sejati untuk selama lamanya.

5. Sebagian umat awam liat kelenteng, barongsai, naga, hio, dupa dan lain" sebenar nya bukan lau pure Buddhisme, melainkan asimilasi tradisi dari China, semasa Buddha hidup dia ga pernah minta di buatin patung, minta di sembah dan lain".



FAQ:
Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma masing-masing.


BONUS AYAT SUCI DHAMMAPADA pilihan ane......


I. SYAIR-SYAIR KEMBAR - Yamaka Vagga
(1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin,
pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat,
maka penderitaan akan mengikutinya,
bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

(2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin,
pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni,
maka kebahagiaan akan mengikutinya,
bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

(3) “Ia menghina saya,
ia memukul saya,
ia mengalahkan saya,
ia merampas milik saya.”
Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu,
maka kebencian tak akan pernah berakhir.

(4) “Ia menghina saya,
ia memukul saya,
ia mengalahkan saya,
ia merampas milik saya.”
Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu,
maka kebencian akan berakhir.

(5) Kebencian tak akan pernah berakhir,
apabila dibalas dengan kebencian.
Tetapi, kebencian akan berakhir,
Bila dibalas dengan tidak membenci.
Inilah satu hukum abadi.

VIII. RIBUAN - Sahassa Vagga

(100) Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

(111) Walaupun seseorang hidup seratus tahun,
tetapi tidak bijaksana dan tidak terkendali,
sesungguhnya lebih baik adalah kehidupan sehari dari orang yang bijaksana dan tekun bersamadhi.

IV. BUNGA-BUNGA - Puppha Vagga

(48) Orang yang mengumpulkan bunga-bunga kesenangan indria,
yang pikirannya kacau dan tak pernah puas,
akan berada di bawah kekuasaan Sang Penghancur (kematian).

(46) Setelah mengetahui bahwa tubuh ini bagaikan busa,
dan setelah menyadari sifat mayanya,
maka hendaknya seseorang mematahkan bunga nafsu keinginan,
dan menghilang dari pandangan raja kematian.

(47) Orang yang mengumpulkan bunga-bunga kesenangan indria,
yang pikirannya kacau,
akan diseret oleh kematian.
Bagaikan banjir besar menghanyutkan sebuah desa yang tertidur.

(48) Orang yang mengumpulkan bunga-bunga kesenangan indria,
yang pikirannya kacau dan tak pernah puas,
akan berada di bawah kekuasaan Sang Penghancur (kematian).

(49) Bagaikan seorang kumbang mengumpulkan madu dari bunga-bunga tanpa merusak warna dan baunya;
demikian pula hendaknya orang bijaksana mengembara dari desa ke desa.

(51) Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum;
demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

(52) Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum;
demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

(54) Harumnya bunga,
tidak dapat melawan arah angin.
Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati.
Tetapi harumnya kebajikan,
dapat melawan arah angin;
harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.

XII. DIRI SENDIRI - Atta Vagga

(160) Diri sendiri sesungguhnya adalah pelindung
bagi diri sendiri.
Karena siapa pula yang dapat menjadi pelindung
bagi dirinya?
Setelah dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik,
ia akan memperoleh perlindungan
yang sungguh amat sukar dicari.

(165) Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan,
oleh diri sendiri seseorang menjadi suci.
Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri.
Tak seseorang pun yang dapat mensucikan orang lain.

(166) Jangan karena demi kesejahteraan orang lain
lalu seseorang melalaikan kesejahteraan sendiri.
Setelah memahami tujuan akhir bagi diri sendiri,
hendaklah ia teguh melaksanakan tugas kewajibannya.

IX. KEJAHATAN - Papa Vagga


(119) Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik,selama buah perbuatan jahatnya belum masak,
tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak,
ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk.

(120) Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk,selama buah perbuatan bajiknya belum masak,
tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak,
ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik.

(125) Barangsiapa berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci, dan orang yang tidak bersalah,
maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu,
bagaikan debu yang dilempar melawan angin.

(127) Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga,
dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri dari akibat perbuatan jahatnya.

(128) Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga,
dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri dari kematian.

XI. USIA TUA - Jara Vagga

(147) Pandanglah tubuh yang indah ini, penuh luka,
terdiri dari rangkaian tulang, berpenyakit serta memerlukan banyak perawatan.
Ia tidak kekal serta tidak tetap keadaannya.

(148) Tubuh ini benar-benar rapuh,
sarang penyakit dan mudah membusuk.
Tumpukan yang menjijikkan ini akan hancur berkeping-keping.
Sesungguhnya, kehidupan ini akan berakhir dengan kematian.

(149) Bagaikan labu yang dibuang pada musim rontok,
demikian pula halnya dengan tulang-tulang yang memutih ini.
Kesenangan apakah yang didapat dari memandangnya?

(150) Kota (tubuh) ini terbuat dari tulang belulang
yang dibungkus oleh daging dan darah.
Di sinilah terdapat kelapukan dan kematian,
kesombongan dan iri hati.

(152) Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi;
dagingnya bertambah
tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang.

(153) Dengan melalui banyak kelahiran
aku telah mengembara dalam samsara (siklus kehidupan).
Terus mencari,
namun tidak kutemukan pembuat rumah ini.
Sungguh menyakitkan kelahiran yang berulang-ulang ini.

(154) O, pembuat rumah, engkau telah ku lihat,
engkau tak dapat membangun rumah lagi.
Seluruh atapmu telah runtuh dan tiangmu belandarmu telah patah.
Sekarang batinku telah mencapai ‘Keadaan tak Berkondisi (Nibbana)’.
Pencapaian ini merupakan akhir daripada nafsu keinginan.

(155) Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci
serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda,
akan merana seperti bangau tua
yang berdiam di kolam yang tidak ada ikannya.

(156) Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci
serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda,
akan terbaring seperti busur panah yang rusak,
menyesali masa lampaunya

VI. ORANG BIJAKSANA - Pandita Vagga


(76) Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya,
seperti orang menunjukan harta karun,
hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu.
Sungguh baik dan tidak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana.

(77) Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik,
orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat.

(82) Bagaikan danau yang dalam,
airnya jernih dan tenang.
Demikian pula batin para orang bijaksana,
menjadi tentram karena mendengarkan Dhamma.

(83) Orang bajik membuang kemelekatan terhadap sesuatu,
orang suci tidak membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan nafsu keinginan.
Dalam menghadapi kebahagiaan atau kemalangan,
Orang bijaksana tidak menjadi gembira maupun kecewa.

(87) Meninggalkan rumah dan pergi menempuh kehidupan tanpa rumah,
demikian hendaknya orang bijaksana meninggalkan keadaan gelap (kebodohan),
dan mengembangkan keadaan terang (kebijaksanaan).
Hendaknya ia mencari kebahagiaan pada ketidakmelekatan yang sulit didapat.

(89) Mereka yang telah menyempurnakan pikirannya dalam Tujuh Faktor Penerangan,
yang tanpa ikatan, yang bergembira dengan batin yang bebas,
yang telah bebas dari kekotoran batin, yang bersinar,
maka sesungguhnya mereka telah mencapai Nibbana dalam kehidupan sekarang ini juga.

XVI. KECINTAAN - Piya Vagga

(213) Dari cinta timbul kesedihan,
dari cinta timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari rasa cinta,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

(214) Dari kemelekatan timbul kesedihan,
dari kemelekatan timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

(215) Dari nafsu timbul kesedihan,
dari nafsu timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari nafsu,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

(216) Dari keinginan timbul kesedihan,
dari keinginan timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari keinginan,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

sumber dan cerita lengkap setiap bait dapat di temukan di
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/

Yang ma berdana atau yang mau dana fangsen pelepasan makluk hidup demi menanam karma baik kirim ke rek bca 1830751455, bila agan ga punya waktu untuk fangsen tinggal sms ke 08999104988 untuk memberi keterangan dana lalu transver nanti ane fangsenin ikan nila atau mas kecil yang nanti nya buat makanan ikan arwarna sesuai uang yang agan transver. saya lampirkan foto fangsen nya .....
terimakasih.

sekian dulu... semua yang disini jaga kerukunan umat beragama yah...
harus bisa menghargai pendapat orang lain,..
ada yang mau berdana cendol makasih... emoticon-Blue Guy Cendol (L)
semoga semua makluk hidup berbahagiaemoticon-Blue Guy Cendol (L)

koment kaskuser yang baik:
Quote:


Quote:


Quote:


yang mau koment pesan ts....



Diubah oleh lee89siva 12-09-2013 16:35
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
79.8K
940
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.