Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Bernad Sihotang (48) oknum PNS Kantor Camat Jawa Maraja Bah Jambi, Simalungun akhirnya resmi ditahan Sat Rerskrim Polres Siantar, Kamis (5/9). Melalui penyelidikan dan tiga orang saksi, Bernad disangka menganiaya petugas polisi lalu lintas (Polantas) yang sedang bertugas di kantor Unit Lantas SIM di Jl. Sutomo, Siantar Selatan.

Kata Kaor Bin Ops (KBO) Iptu Lengkap Siregar, Bernad ditahan setelah menjalani pemeriksaan setelah menerima laporan Bripka Sarmail Purba. Selanjutnya melakukan penyelidikan sekaligus menahan Bernad karena sebelumnya oleh petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) mengamankan keduanya dari kantor SIM.

“Melalui keterangan tiga saksi yang langsung kita periksa setelah menerima laporan resmi korban (Sarmail Purba), selanjutnya memeriksa terlapor. Hasil sementara, diduga kuat Bernad melakukan penganiayaan,” kata Lengkap.

Menurutnya, penahanan Bernad sesuai prosedur hukum berlaku dan membenarkan pula, tersangka sudah membuat laporan ke pihak Provost Polres Siantar terkait perbuatan Sarmail. Hal itu juga menyangkut hak seseorang untuk melaporkan anggota Polri bila dirasa dirugikan.

“Laporan tetap ada tindak lanjutnya,” kata Lengkap lagi.

Sementara Sarmail ketika ditemui mengaku, sudah dalam kondisi baik dan kejadian itu dianggap sebagai pengalaman kerja. Bahkan dirinya menegaskan, saat itu hanya menegaskan dengan sangat bahwa pengurusan SIM yang sebelumnya diterbitkan oleh Polres Simalungun atau diluar wewenang Polres Siantar, harus kembali mengurus ke pihak Polres SImalungun Unit Lantas SIM di Jalan Sangnawaluh atau komplek Aspol.

“Ini menjadi pelajaran bagi saya, tak ada kita bentak namun mengarahkan dia (tersangka) untuk mengurus kembali perpanjangan SIM itu ke unit SIM Polres Simalungun,” kata Sarmail.

Terkait penahanan oknum PNS tersebut, Sarmail juga tak membantah adanya seseorang yang menyampaikan padanya untuk bersedia berdamai dengan Bernad. Hal itupun dianggapnya biasa, namun persoalan itu sudah menyangkut institusi hingga segala urusannya harus se-ijin dari pimpinannya. Malah ia mengaku tak ada unsur dendam pada tersangka, melainkan persoalan bias cepat selesai meski dalam ranah hukum.

“Aku tak ada dendam atau sakit hati. Adapun tawaran damai, aku anggap itu biasa dan tidak ada keberatan akan hal itu. Karena kejadiannya saat saya lagi bertugas, ya jelas menyangkut institusi tempat saya bekerja,” kata Sarmail.

Tak ubahnya ditegaskan Kasat Lantas AKP Lufti Amir ketika ditemui di ruang kerjanya, kejadian itu semata-mata pelajaran dalam bertugas menegakkan peraturan dan undang-undang. Bahkan ia sendiri tak tega dengan apa yang dialami terlapor (Bernad) dan anggotanya. Karena persoalan itu sudah diserahkan ke hukum, perwira yang baru bertugas sebulan lebih inipun berharap agar masyarakat luas mempercayakan tindakan hukum selanjutnya.

“Sayapun tak tega melihat bapak itu, tapi kita harus percaya hukum bertindak adil nantinya. Begitupun anggota saya yang sudah dilaporkan ke provost bila nantinya bersalah tetap mendapat sanksi dan itu tetap kita kawal,” tegas Lufti.

Selain itu, salah seorang tetangga Bernad yang ditemui disekitar kediamannya Jl. Tualang, Kel. Kahean, Siantar Utara menyebut Bernad sesosok pria yang memiliki emosi labil. Bahkan hal itu sudah dimaklumi para tetangga. Sehingga jika kenekatannya itu sampai menampar petugas tak lain karena emosi tak terkendali. Bahkan Bernad terkenal dengan ketegasannya dan tidak pernah berneko-neko dalam bekerja, bersosial maupun dalam aktifitas bersarikat.

“Dia (Bernad) ini orang tegas pak, tak banyak neko-neko. Tapi emosinya labil dan orangpun tau itu. Kami berharap agar polisi member dia rasa keadilan,” kata pria marga Siburian (40).

sumberosmetro medan