Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

danielleinadAvatar border
TS
danielleinad
Mau berantas MAKSIAT>> Hajar blehh..masuk sini!!
Ketika kita mencoba menghentikan kemaksiatan.

Arti MAKSIAT secara umum adalah hal/tindakan/perbuatan/perilaku yang melanggar perintah Allah. Jadi semestinya, apa pun yang kita pikirkan, lakukan dan katakan yang tidak berkenan kepada kemualian Allah, itu adalah perbuatan maksiat.

Namun belakangan ini kata maksiat, lebih berkonotasi pada hal yang berhubungan dengan dosa dunia malam. Misalnya prostitusi, perjudian dan narkoba (walaupun hal ini sering juga dilakukan saat siang bolong). Ketiga hal ini paling dicecar oleh pihak-pihak yang menganggap dirinya “berwenang” memberantas kemaksiatan. Dan sering terjadi pula pemberantasan ini dilakukan dengan tindak kekerasan. Ini sama artinya memberantas kemaksiatan dengan perbuatan maksiat pula!

Berdasarkan judul di atas, maka tulisan ini mencoba membahas dari segi setiap pribadi manusia, bukan dari sisi pandangan sekelompok pihak “berwenang”.

Pertanyaannya, apakah kita bisa menghentikan/memberantas kemaksiatan yang ada di dunia ini? Atau dalam lingkungan yang lebih kecil, di sekitar kita? Jawabannya adalah tidak mungkin bisa! Kenapa?

Perbuatan maksiat diciptakan oleh iblis dan iblis ini adalah malaikat murtad yang masih mempunyai “skill” malaikat Allah. Artinya, ilmunya sudah tingkat dewa – kata orang. Manusia memang diciptakan, bahkan lebih mulia dari malaikat surga, tapi malaikat adalah makhluk dengan keahlian khusus yang tentunya tidak dimiliki atau belum dimilki manusia. Demikian juga tentu dengan keahlian iblis laknat itu.

Itu sebabnya Allah memberikan manusia hikmat dalam menjalani hidup. Manusia diberikan pencerahkan akan apa itu dosa dan kebenaran. Dan manusia juga diberi kemampuan untuk menolak kemaksiatan. Tapi hal ini bisa kita lakukan jika kita mengenal dan beriman pada Allah yang benar. Karena sumber kebenaran itu hanya bisa kita dapat dari Allah, bukan karena kita pintar kemudian kita jadi tahu kebenaran, yang ada malah jadi ateis!.

Bicara maksiat dalam konteks perilaku biologis (sexual), ini lebih berat lagi untuk diberantas. Karena hal ini lah yang ternyata paling disukai manusia. Itu sebabnya (barangkali), ketika manusia pertama jatuh dalam dosa, selain ketakutan, hal lain yang paling disadari adalah MALU, karena telanjang! “Terungkaplah” dalam pikiran manusia, bahwa telanjang itu malu dan tidak baik. Tapi pada saat bersamaan - atau dalam proses selanjutnya – muncul pula keingintahuan tentang ketelanjangan itu.

Allah jelas tahu akan hal ini, tapi demi kelangsungan hidup manusia di Bumi, dengan “terpaksa” Allah memberitahukan “ilmu” perkimpoian. Semestinya Allah tahu akan konsekuensinya menggungkap salah satu “ilmu” ini. Itu sebabnya pada saat bersamaan Allah memberi hukum perkimpoian. Bahwa yang boleh melakukan hal tersebut hanya jika sudah sah menjadi suami-istri.

Pada saat itu hukum lain bisa dibilang belum ada!

Tapi kita masih mempunyai “kerabat” si iblis laknat ini. Penebar terror dosa ini tidak tinggal diam. Dalam perkembangannya, seperti biasa, ada istilah, tidak ada peraturan yang tidak bisa dilangar. Dan timbullah benih-benih kemaksiatan ini. Hal ini bisa dilihat dari perilaku manusia pada masa-masa awal kehidupan. Bisa dikatakan hampir setiap laki-laki pada masa itu pasti mempunyai lebih dari satu istri. Jika mau dinalar, salah satu alasannya pasti karena kebutuhan biologis dengan dalih untuk memperbanyak keturunan. Mungkin pada masa itu bisa dibenarkan.Tapi turunan dari perilaku tersebut – dalam konteks dosa atas hasutan si iblis laknat – manusia pasti tergoda untuk “mencicipi” manusia lain (lawan jenis, ya bahkan sesama jenis). Hal ini lah yang menjadi cikal bakal adanya bisnis prostitusi!

Maka sebelum bisnis ini akhirnya menjadi tenar, Allah memberikan hukum lain bagi manusia untuk perilaku menyimpang ini, yang intinya, manusia harus taat pada Allah. Ketaatan ini hanya bisa kita lakukan jika kita punya iman yang teguh pada Allah. Bahwa kesucian harus dijunjung tinggi dan dijaga.

Tentunya Allah tidak sekedar memberi begitu saja dan membiarkan kita bersusah payah menjalankan kemauan Allah tersebut. Tapi Allah – dengan kemahaberadaannya – selalu mendampingi kita sehingga ketika kita diperhadapkan pada kemaksiatan, kita tahu apa yang harus kita lakukan. Hanya saja pada saat bersamaan, si iblis laknat juga ada bersama kita, dan memberitahu kita apa yang harus kita lakukan. Tentunya selalu berlawanan dengan usul Allah. Disini, hanya ketaatan dan keimanan yang bisa menentukan!

Jadi dasar memberantas kemaksiatan bukan dengan berperang dengan kemaksiatan secara frontal dengan kekuatan fisik, karena jelas hal ini tidak akan habisnya, karena kekuatan fisik secara emosi lebih menjurus ke hal negatif. Allah jelas tidak setuju dengan yang namanya RUSUH. Merusak dan menganiaya pelaku maksiat sama artinya bahwa kita belum mengerti akan Allah. Allah adalah kasih, dan Allah mampu membuat pelaku maksiat sekaliber dewa pun menjadi baik, bahkan kalau perlu, menjadi Nabi.

Jika hanya amarah yang kita lampiaskan pada pelaku maksiat, hanya akan menimbulkan amarah dan dendam baru. Sebaliknya, dengan kasih dan ketulusan untuk memaafkan dan membina pelaku maksiat, akan menimbulkan kasih baru bagi orang lain. Toh, hukum itu tetap ada. Jika sebuah negara melarang prostitusi, perjudian dan narkoba, maka biarkan hukum yang menindak. Tapi ingat, hal ini tetap tidak akan membuat kemaksiatan lenyap.

Daripada capai tarik emosi dan otot, bukankah lebih baik memberantas kemaksiatan dengan kasih? Membina para pelaku maksiat untuk kembali ke jalan yang benar, dan mendidik anak sejak dini dengan pendidikan yang benar adalah hal yang lebih mulia tentunya. Dengan jumlah anggota para pihak “berwenang”, seperti cukup untuk bisa menjadi pencerah dan pendidik secara one-on-one atau dalam sekelompok kecil.

Maka jika ditanya lagi, “Apakah kemaksiatan bisa dihentikan?” Jawabannya ada pada setiap pribadi kita. Karena maksiat adalah keputusan kita sendiri. Dan ingat kata maksiat bukan hanya urusan dosa dunia malam. Berbohong, korupsi, membunuh, main hakim sendiri, sok tahu, sok jago, naik motor/mobil ugal-ugalan, supir tembak, calo, nyeberang sembarangan, dsj. Itu juga MAKSIAT!
0
3.2K
58
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.3KThread88KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.