• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • isi surat penduduk bali kepada menteri agama soal miss world 2013

ExistzAvatar border
TS
Existz
isi surat penduduk bali kepada menteri agama soal miss world 2013
MINGGU, 01 SEPTEMBER 2013 | 23:10 WIB


Kolom Cari Angin: Miss World
TEMPO.CO, Jakarta-Yang saya hormati Menteri Agama Suryadharma Ali, saya mengabarkan kepada Bapak bahwa ada kemungkinan pergelaran Miss World tetap berlangsung di Bali. Dengan sangat menyesal, kami penduduk Bali tak bisa mengikuti saran Bapak agar memperhatikan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang isinya menolak keras penyelenggaraan Miss World itu.

Ormas-ormas Islam yang dimotori Front Pembela Islam (FPI) sudah jelas pula sikapnya menolak Miss World ini, bahkan menyebutkan akan dilaknat Allah jika pergelaran yang tak Islami itu dilangsungkan. Ternyata panitia Miss World bersama pemuka adat Bali sudah datang ke Pura Besakih untuk mohon restu ke hadapan Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Di media massa disebutkan, jika Miss World tetap digelar, FPI akan menguber panitianya. "Kalau aparat masih melindungi, akan kita tolak," ujar Misbahul Anam, Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI, dikutip dari media massa. Saya sempat takut. Tapi syukurlah, di media massa juga dikutip ucapan Jero Gede Suwena, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Bali, yang mendukung kontes Miss World. Ini membuat ketakutan saya sirna karena MUDP punya ribuan pecalang (petugas keamanan desa adat) yang siap mengamankan Bali dengan semangat "perang puputan". Apalagi Kepolisian Daerah Bali siap mengamankan perhelatan internasional itu. Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang juga mantan petinggi polisi, mendukung penuh acara budaya yang bersifat internasional ini. Rasanya tak mungkin FPI datang ke Bali dan main uber-uberan.

Pak Menteri Agama, saya dan mungkin seluruh pendeta di kalangan Hindu sejatinya tak ada urusan dengan perhelatan Miss World itu. Jangankan ikut jadi panitia, diundang pun ogah. Betapapun cantiknya wanita-wanita yang datang dari penjuru dunia, pasti tetap lebih cantik jika cucu saya didandani. Itu urusan duniawi, bukan urusan agama. Kalau kita menekuni spiritual dan setiap hari bergelut dengan ayat-ayat suci, rasanya aneh jika masih mengurusi atau tergiur atau tergoda oleh kecantikan visual. Ini ranah budaya.

Jika urusan budaya, kenapa agama dibawa-bawa? Miss World digelar di Bali, yang konon penduduknya mayoritas Hindu. Lha, kenapa fatwa MUI harus diperhatikan? Mestinya fatwa Parisada Hindu Dharma Indonesia--dan pasti mustahil ada fatwa seperti itu untuk acara budaya yang tidak melanggar agama. Kalau saran Pak Menteri kebablasan, nanti setiap acara apa pun di Bali--termasuk main layang-layang atau pesta ogoh-ogoh--jangan-jangan disuruh memperhatikan fatwa MUI.

Budaya itu beragam di Nusantara ini, dan NKRI dengan empat pilarnya--kayak menceramahi murid SD--menjamin keberagaman itu. Miss World dipadukan dengan budaya Bali, pembukaannya dengan tari kecak yang pemainnya bertelanjang dada--padahal peserta Miss World akan pakai kebaya. Mereka mengunjungi obyek wisata dengan pakaian adat Bali, karena ada obyek yang sekaligus menyatu dengan tempat suci. Apakah budaya lokal ini bertentangan dengan budaya nasional? Atau, budaya nasional harus menutup seluruh tubuh seperti budaya di Timur Tengah? Lalu, apakah budaya harus diseragamkan?

Tapi okelah, tak ada ruangan kalau saya curhat berkepanjangan, apalagi terkesan saya ngotot supaya Miss World digelar, padahal saya tak ada urusan dengan itu. Yang saya ngototkan adalah mari hormati kebhinekaan dan keberagaman dalam payung NKRI. Mari gunakan fatwa majelis agama untuk pengikut agama yang bersangkutan, bukan untuk masalah berbangsa dan bertanah air. Saya malu masalah seperti ini muncul setelah 68 tahun merdeka. Wassalam.

*Putu Setia
@MPUJAYAPREMA
Dimuat di Koran Tempo edisi Senin, 1 September 2013

Berita Terkait
MUI Tolak Ajang Miss World di Indonesia
MUI Yakin Miss World Umbar Aurat
Hizbut Tahrir Tolak Kontes Miss World di Indonesia
Target FPI: Paksa SBY Batalkan Miss World
Nikmati Majalah Tempo dan Koran Tempo untuk Tablet iPad dan Android Anda, klik disini



Berita Terkait Home
• Target FPI: Paksa SBY Batalkan Miss World
• MUI Yakin Miss World Umbar Aurat
• MUI Mengaku Ditawari jadi Penasehat Miss World
• Panitia Miss World Bujuk MUI?
• MUI Tolak Ajang Miss World di Indonesia
   

Komentar
• Baca Komentar[0]
• Kirim Komentar
   
Bisnis| Bola| Gaya| Dunia| Metro| Politik| Olahraga| Otomotif| Seleb| Tekno| Travel| Berita Foto| Fokus| Cari Angin| Caping| Opini| Kolom
©2011 - Tempo.co

buat ane pribadi sebagai umat muslim setuju dengan isi surat ini.. kasihan sekali.. mereka juga punya budaya lokal.. punya keyakinan sendiri.. tp bahkan mereka tdk bs membuat keputusan apapun untuk daerahnya dan penduduk bali itu sendiri...

TS sendiri sebagai muslim cukup tenang mendengar tidak adanya bikini dlm miss world yg pertama kalinya digelar tanpa bikini.. tp mgkn sebagian org ada yg mengganggap kurang dll dll.. itu kembali kepada hak masing2 pribadi.. TS tidak ingin mencampuri dan mengomentari..

TS tidak memihak pihak manapun.. TS hanya berharap keputusan apapun yang diambil tdk memecah belah NKRI yang sangat kita cintai.. jangan sampai ada bibit2 perpecah belahan antara sesama rakyat indonesia.. sungguh sedih bila membayangkan NKRI harus dipisah2 menjadi beberapa negara.. tidak cukupkah sipadan dan ligitan? tidak cukupkah timor leste? tidak cukupkah dengan papua yang diincar asing?


TS juga berharap semoga segera mencapai titik temu bagi pihak2 yang bertikai... supaya indonesia baik muslim kristen katolik hindu budha bisa bercengkrama.. duduk bersama.. tertawa bersama.. dan saling belajar satu sama lain untuk saling melengkapi.. anak2 bermain bersama di taman.. saling bercanda berlarian.. emoticon-Sorry

TS memohon supaya tidak ada debat kusir dalan thread ini. tdk ada emosi dan kepentingan kelompok golongan dan sebagainya...

TS sangat sangat menginginkan NKRI dari sabang sampai merauke yang damai apapun agama dan keyakinannya..

umat hindu hanya tersisa di bali dan di wilayah lain tersebar hanya sedikit.. TS tidak membela umat hindu apalagi miss world 2013... TS hanya tidak menyukai cara cara kekerasan yang dikedepankan salah satu ormas.. meskipun TS tau tidak semua lapisan masyarakat setuju dengan kekerasan..
FATWA MUI pun sudah jelas dan tegas... tp MUI sendiri tidak pernah mengedepankan cara2 kekerasan..
bukankah Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita bahwa hati yang lembut dan hangat mampu mencairkan gunung es dan bahkan peperangan?... bukankah kebesaran hati mampu menyatukan umat manusia? bukankah kesabaran dan kelembutan mampu memberikan pengertian kepada umat manusia...
TS ingin sekali melihat hamba2 Allah yang menolak dengan senyum.. protes dengan santun penuh nuansa islami yang lembut..
ingat bahwa Islam itu besar.. tp islam tidak akan pernah menekan atau mendzalimi yang kecil..

TS sendiri seorang mualaf baru sekitar 6tahun.. mungkin TS tidak paham seperti agan2 yg belajar agam sejak dr kecil.. Tapi TS paham... TS menjadi mualaf karna terdorong oleh kelembutan seseorang muslim yang begitu besar di Mata TS... kesabarannya... tutur katanya... prinsip2nya... toleransinya... ilmu agama maupun ilmu dunia nya yang begitu mudah dicerna dan membuat hati tentram... TS tidak terdorong menjadi mualaf karna kekerasan.. karna cacian makian dan hinaan serta pemaksaan... marilah kita menjadi Muslim2 yang bersahaja... penuh kelembutan dan kebesaran dari agama Islam.. supaya orang2 sebanyak mungkin tergerak hatinya kepada agama kita ini..

cinta tanah air.. cinta indonesia.. cinta merah putih..

semoga Allah SWT memberikan jalan keluar untuk hamba2nya tanpa kekerasan tapi penuh dengan senyum dan gelak tawa di bumi nusantara ini... aminn ya Allah...

emoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh Existz 04-09-2013 12:30
0
11.3K
144
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.