Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kortikalAvatar border
TS
kortikal
[Sok Kaya] Gaya Hidup Jadi Faktor Pelajar Menjadi PSK
Javanews.co, Bandung – Fantastisnya jumlah PSK di tingkat anak usia sekolah, disebabkan oleh beberapa faktor dalam kehidupan para PSK tersebut. Selain masalah pribadi, biasanya para pelajar yang menjadi PSK menjadi korban gaya hidup.

Faktor gaya hidup juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap pramuriaan anak.

” Jadi anak-anak kita itu hanya untuk bisa misalnya nongrong di kafe, nongkrong di tempat jajan elite, itu “mau”,” kata Wakil Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Yeni Huriyani usai acara seminar nasional psikologi di Aula Unisba, Rabu (4/9).

Bahkan dalam kasus yang ditangani P2TP2A , rudapaksaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak itu ternyata diming-imingnya duit 5rb,10rb. Mereka mau. Karena rudapaksaan itu dilakukan berulang-ulang, bukan sekali.

” Nah rudapaksaan yang dilakukan berulang-ulang dengan diiming-imingi uang 5rb, 10rb, itu karena anak ingin jajan di Alfamart, Indomart. Dia ga jajan, uang jajannya cuma 2 rb dari orang tua, ga cukup,” jelasnya

Yeni menyebut terjadinya pramuriaan anak disebabkan karena adanya jaringan dan lebih parahnya lagi germonya itu tak lain adalah temannya sendiri yang menghubunginya melalui Blackberry (bbm,red)

“Teknologi semakin mempermudah. Teknologi kemudian menjadi pisau bermata dua, di satu sisi dia akan membuat orang cerdas, aware, hi tech, namun disisi lain dia juga akan menjerumuskan,” katanya

Jadi memang orang tua lanjut dia,harus sadar teknologi.

Untuk itu hal ini harus menjadi pehatian bagi sekolah-sekolah, terutama SMP dan SMA, Karena memang usian remaja berada dalam situsi yang krisis disitu.

” Mereka kan usia peralihan ya, dari anak-anak menjadi remaja. Nah kalo mereka salah berteman, salah informasi, ini akan menjadi persoalan,” ucapnya

Namun disisi lain, pihaknya juga menyimpan keprihatinan, sebab pihak sekolah juga seringkali menutup mata, takut sekolahnya tercemar, aib dan sebagainya.

” Saya sangat prihatin, ketika kasus korban rudapaksaan misalnya, anak tidak bisa lagi diterima disekolahnya, kemudian kita tarik ke sekolah lain untuk penggantinya, sekolah lain juga ketakutan. Tapi ini kesulitan kita. Ini faktanya,” katanya

Untuk itu dia berharap peran serta seluruh masyarakat agar masalah ini tidak meluas lebih jauh.

“Nah makanya pihak sekolah, pihak masyarakat, LSM, Pemerintah harus hand by hand bisa menangani setiap persoalan yang ada di masyarakat sekecil apapun dengan benar,” pungkasnya.(Dir/rief)
sumber
Pantes pada sdh pada bisa beli Iphone, Ipad emoticon-Cape d... (S)emoticon-Cape d... (S)
0
2.2K
24
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.