PERJALANAN: Pada suatu waktu.

Kau orang yang terus belajar, apapun terus kau pelajari, meragukan apapun dan siapapun juga bagian dari mempelajari.

Kau perhatikan banyak hal-hal yang berubah maupun yang sudah sangat kokoh, sehingga ia tak memerlukan perubahan lagi untuk menjadi sempurna.

Kau juga mempelajari konsep kejujuran, keterbukaan, kegamblangan, hingga apapun yang kau inginkan tersingkap jelas bagi mata orang lain, pun mesti terang benderang, tidak ada yang coba kau tutup-tutupi, semuanya mesti telanjang bulat.

Suatu hari kau lanjutkan perjalanan hidupmu, bertemu dengan medan baru, orang-orang baru, yang tak pernah dapat kau terka isi kepalanya. Kau jalan santai, karena kau tak punya niat membantai. “kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana saja”, kau ingat petuah kuno itu dengan jelas dibenakmu, lalu kau langkahi lagi perjalanan.

Ditengah panasnya perjalanan, sesekali pasti kau temui orang yang akan menyapamu, bertanya apakah kau sudi menahan langkahmu lalu mampir ke dalam pondoknya. Karena ia ingin mendengar segala tetek-bengek perjalananmu, suka dukamu. Ia juga ingin dapat pelajaran dari raut wajahmu yang berdebu.

Lalu, dengan senang hati kau tunda perjalananmu.