Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

touhuaAvatar border
TS
touhua
PUTRI PENGUSAHA TIONGHUA INI DIPILIH JADI POLISI


“HALO, selamat pagi. Polres Metro Jakarta Barat, dengan Bripda Yolla Bernanda, ada yang bisa dibantu,” sapa seorang wanita di ujung telepon dengan suara ramah namun tegas.

Nada bicaranya sama dengan Polisi Wanita (Polwan) lainnya di seluruh Nusantara ketika menerapkan motto polisi Melayani dan Mengayomi. Tetapi jika sudah bertatap muka, barulah orang tahu siapa Bripda Yolla Bernanda sebenarnya.

Ditemui di Mapolres Jakarta Barat, beberapa waktu lalu, gadis berkulit putih, rambut lurus, dan setinggi 165 cm itu selalu murah senyum. Gaya bicaranya blak-blakan. Dari wajahnya orang mudah menyangka Yolla berasal dari Manado. “Bukan, saya ini keturunan China. Tinggal di Glodok, Jakarta Barat,” ujarnya.

Sontak Warta Kota terkejut mendengarnya. “Heran ya? Ada orang China yang jadi Polwan. Saya juga bingung. Ingat, negara ini sudah sangat maju. Saya lahir dan besar di tanah Indonesia. Jadi punya hak yang sama menjaga negara,” tegas Yolla.

Yolla lahir di Jakarta, 2 September 1982 dengan nama asli Chang Mei Xiang. Dian dan orangtuanya tinggal di Jalan Mangga Besar I Dalam No 24 RT 08/01 Tamansari, Jakarta Barat. Yolla adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Tan Yu Hin dan Khou Loen Nio yang pengusaha baju dan barang elektronik di Glodok.

Menjadi Polwan bukanlah impiannya semula. Sejak kecil, lulusan SDK Suci Hati itu ingin menjadi anggota Komando Wanita Angkatan Darat. Dia terinspirasi film Rambo yang dibintangi Sylvester Stallone. Sejak itu, seluruh pakaiannya yang feminim diganti dengan baju Army Look.

LULUS SMPK dan SMAK Kalam Kudus, gadis itu meminta izin orangtuanya untuk mendaftar sekolah calon bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat. Permintaan itu ditolak. Yolla nekat mendaftar tetapi gagal. Terpaksa dia masuk Universitas Tarumanagara, tahun 2002.

Di sana, Yolla masuk dalam jajaran Resimen Mahasiswa (Menwa). “Buat pelipur lara, gara-gara ditolak orangtua dan gagal lulus tes Secaba,” tuturnya yang sangat ingin mengoperasikan senapan otomatis M-16 dan AK-47.

Impian lamanya terus mengganggunya. Tak tahan, Yolla mendaftar Secaba Polwan di Mapolres Jakarta Barat tahun 2004. Lagi-lagi, tak ada satu anggota keluarganya yang tahu. Tak disangka dia lulus tes dan langsung dikirim ke asrama Sepolwan di Ciputat. Baginya, polisi atau tentara sama-sama sebagai abdi negara.

Yolla pergi ke asrama dengan rasa takut kepergok orangtuanya. “Saya cuma pamit seminggu, dengan alasan ikut pelatihan Menwa. Cuma adik saya yang tahu ke mana sebenarnya saya pergi. Mereka sejak awal memberi dukungan,” tuturnya penyuka olahraga bela diri itu.

Dua bulan di asrama tanpa memberi kabar, membuat Tan Yu Hin dan Khouw Loen Nio kelabakan. Seluruh saudara, teman, kenalan, dan kampus dihubungi. Nyaris Yolla dianggap anak hilang dan hendak dilaporkan ke polisi. Situasi gawat itu membuat kedua adiknya segera memberi kabar ke Yolla.

Begitu mendapat izin bermalam di luar, Yolla pulang dengan seragam Secaba Polwan. Ibu dan dua adiknya menyambut dengan gembira. Kecuali ayahnya yang tetap dengan wajah kesal. “Dua hari dicuekin dan enggak dikasih makan,” kenang gadis yang terpilih menjadi peserta Turnamen Judo Piala Kapolri Cup 2006 ini mewakili Polres Jakarta Barat.

Sikap keras ayahnya tak menghentikan Yolla meraih cita-cita. Lulus sekolah dan menyandang pangkat Bripda dia kembali pulang. Kali ini, ayahnya tersenyum tulus. Yolla dipeluknya erat sambil menyampaikan kebanggaannya. Beberapa detik kemudian, ayahnya menegaskan, “Jangan bekerja setengah hati. Kamu kini sudah menjadi milik negara.”

Ada kenangan manis selama berada di asrama Sepolwan. Terlebih setelah seluruh temannya tahu Yolla adalah warga keturunan China. Ketika dia membaca sumpah dengan cara agama Budha. Sejak itu, Yolla kerap disapa Cici (panggilan gadis China–Red). Biar sudah jadi Polwan, Yolla belum puas. Tahun 2007, dia berniat masuk Akpol tahun 2007.



SEperti biasa setiap tahun dalam beberapa tahun belakangan ini, masyarakat etnis Tionghoa merayakan perayaan imlek. Tetapi yang ingin kita katakan bahwa perayaan imlek tidak hanya berhenti sekedar perayaan semata tapi kita harus berani mendobrak batasan-batasan yang dibuat oleh manusia secara diskriminatif. Kita semua ingin orang bicara Indonesia tidak ada lagi orang bicara batak, makasar, ambon, cina dll, semua adalah Indonesia. Sudah tidak relevan lagi kita bicara mayoritas dan minoritas.

SEbuah acara Talk Show yang disiarkan Global TV, menampilkan seorang yang berani mendobrak batasan-batasan itu dan menentang batasan-batasan yang ditentukan oleh manusia secara tidak adil.

NAmanya Tjan Mei Xiang alias Yola Bernanda. Sebaiknya anda yang menduga perempuan keturunan Tionghoa ini berpenampilan lemah lembut harus berhati-hati, selain jago bela diri dia juga berprofesi sebagai penakluk penjahat di tanah air ini. Apa pekerjaan perempuan keturunan Tionghoa ini? Tjang Mei Xiang alias Yola adalah polisi, polisi berpangkat briptu. Ya Briptu Tjang Mei Xiang ! Namun demikian menjadi polisi bukanlah cita-cita yang mudah diraih oleh seorang Yolanda, yang lahir dari keturunan Tionghoa. Dia harus memutar akal agar mendapat ijin dari orang tuanya.

BErtugas di Polres Jakarta Barat, Yola memegang tanggungjawab besar, pekerjaan sehari-harinya adalah menyamar dan menangkap penjahat. Dibalik keturunan etnis Tionghoa, Yolanda berujar “harapan saya sih…semoga keturunan etnis Tionghoa itu bisa masuk di kalangan TNI, Polisi maupun PNS lainnya supaya bisa membaur dengan etnis lain, tidak minoritas-minoritas melulu”.

UNgkapan Yolanda tidaklah berlebihan. Karena seperti yang dirasakan oleh kita juga, kaum etnis Tioghoa cenderung berkelompok sendiri dengan etnisnya dalam bingkai pekerjaan perdagangan, pendidikan ataupun profesi. Masih sedikit bagi sebagian etnis Tionghoa mencoba dan berkesadaran seperti yang dilakukan Tjang Mei Xiang alias Yolanda Bernanda. Tidaklah heran kemudian seorang Yolanda alias Tjang Mei Xiang mengungkapkan kebanggaannya “Saya bangga menjadi Warga Negara Indonesia, Saya bekerja di Kepolisian sejak tahun 2004, Saya bangga banget…”.

KIta disini bersama-sama menegaskan kembali Indonesia terdiri dari 17.000 pulau yang berjajar dari barat sampai ke timur tumbuh dalam kebhinnekaan. Pendiri bangsa Ir.Soekarno Presiden Pertama RI menyadari hal itu dengan menggali nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dituangkan dalam Pancasila. Seluruh etnis memiliki kepentingan dan kewajiban yang sama untuk membangun bangsa dan negeri tercinta ini, lebih-lebih pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan UU No.40/2008 yang melarang diskriminasi RAS dan ETNIS. Seluruh warga bangsa punya kewajiban yang sama untuk menjaga negeri ini sejahtera dan aman, tidak ada lagi bersikap apatis disaat negeri ini mengalami chaos dengan melakukan eksodus keluar negeri. Dan juga punya hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas yang diberikan negara lewat perintah UUD 1945.

TIdak ada alasan bagi seluruh etnis untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan selaras, tinggal bagaimana etnis Tionghoa, India..dll memberikan contoh kata dan tindakannya seperti yang dilakukan BRIPTU TJANG MEI XIANG dan tokoh-tokoh fenomenal lain YAP THIAM HIEN tokoh hukum, Kwee Kian Gie tokoh politik; tidak lagi sekedar lips service dan ceremonial

UPDATE[/B] [B]MASUK MURI GAN !!!
Polwan Lulusan CABA Keturunan Cina Pertama



Rekoris : Yolla Bernanda
Dalam rangka memperingati HUT MURI yang ke-20, tahun 2010 dilaksanakan kegiatan pengujian sekaligus penyerahan sertifikat MURI bagi insan Indonesia yang berprestasi. Kegiatan berlangsung pada 03 Pebruari 2010 di Jaya Suprana School of Performing Art, Mall of Indonesia, Jakarta Utara.
Diubah oleh touhua 13-12-2012 14:19
0
22.8K
70
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.