Pedagang Glodok: Kalau Dollar Rp 12.000, Enggak Usah Dagang Lagi
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang elektronik di kawasan Glodok, Jakarta Barat, merasa frustasi terhadap situasi ekonomi dalam negeri saat ini. Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat.
"Dollar-nya naik, harga naik, pembeli makin sepi. Kalau bukan langganan, enggak bakal ada yang beli. Kalau (dollar) sudah Rp 12.000, enggak usah dagang lagi deh, bubar pulang saja," ujar Joni (32), pemilik Toko Dunia, saat ditemui, Rabu (28/8/2013).
Menurut Joni, sebelum rupiah anjlok, dia masih bisa menjual 10-12 unit televisi dalam sehari. Namun saat ini, dia hanya bisa menjual maksimal 3 unit televisi per hari, bahkan terkadang pernah tidak sama sekali.
Robin (23), pemilik Toko Titi Jaya, mengatakan, barang-barang yang mengalami kenaikan signifikan merupakan barang yang sering dicari dan berharga di atas Rp 1 juta, seperti televisi dan kamera digital. Kenaikannya bisa mencapai 10 persen dari harga sebelumnya.
"Dulu sebelum dollar naik, masih bisa jual 6-7 kamera sehari, sekarang sehari bisa enggak sama sekali," ujar pemilik toko kamera ini.
Smber
Sektor rill makin sepi omset anjlok semoga saja badai cepat berlalu ntah kapan banyak orang awam taunya abis lebaran barang turun kok sekarang tambah naik