- Beranda
- The Lounge
Alasan untuk Tidak Meremehkan Sepak Bola Italia
...
![mesaidlg](https://s.kaskus.id/user/avatar/2012/02/07/avatar4006566_4.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
mesaidlg
Alasan untuk Tidak Meremehkan Sepak Bola Italia
Sebelumnya cek REPOST atau gak
Spoiler for buka:
![Alasan untuk Tidak Meremehkan Sepak Bola Italia](https://dl.kaskus.id/content.screencast.com/users/mesaidlg/folders/Snagit/media/b1342acb-6cd9-433b-aa67-15e2786c9ebb/08.28.2013-11.27.24.png)
Quote:
Ditulis oleh: Aditya Nugoho
Tidak ada klub-klub Italia di semi final Liga Champions musim lalu. Sulit pula berharap kejadian musim 2002/2003 lalu terulang dalam waktu dekat ketika terdapat tiga wakil mereka di babak babak semi final Liga Champions. Yang banyak dibahas sekarang adalah dari sepak bola Italia adalah soal kemunduran.
Sepak bola Italia dilanda krisis finansial, kering prestasi, salah urus dalam manajemen, infrastruktur stadion yang buruk, sepinya penonton hingga maraknya skandal. Namun mengatakan bahwa sepak bola negeri ini tengah mengalami dekadensi dan bergerak menuju stagnansi mungkin sesuatu yang terlalu prematur. Italia nyatanya masih memiliki stok berlebih dalam hal pemain dan pelatih berbakat.
Dari perspektif tim nasional, performa tim Azzurri juga tengah memikat. Tahun lalu mereka meraih gelar runner-up Piala Eropa dan kini tengah memimpin Grup B kualifikasi Piala Dunia 2014. Mereka juga baru saja menempati peringkat ke-3 Piala Konfederasi 2013.
Sementara itu, tim muda mereka tampil menawan dan telah menjadi runner up Piala Eropa U-21 yang berlangsung di Israel tahun ini. Tidak lama lagi, nama-nama seperti Lorenzo Insigne, Riccardo Saponara, Alessandro Florenzi, Marco Veratti dan kawan-kawan yang menjadi poros permainan Azzurrini akan naik pangkat untuk menjadi punggawa Azzurri.
Tidak hanya stok pemain berbakat yang tetap tersedia, sepak bola Italia juga terkenal sebagai produsen pelatih handal, yang oleh publik mereka dikenal dengan sebutan ‘Mister’. Saat ini, sangat banyak pelatih muda Italia yang mulai berkibar di kancah sepak bola Eropa.
Para Mister ini terkenal detail, disiplin dan ahli taktik. Sebelumnya dunia telah mengenal Vittorio Pozzo, seorang jenius yang membawa Italia meraih gelar Piala Dunia beruntun tahun 1934 dan 1938. Ada lagi Nereo Rocco yang dikenal sebagai salah satu pelopor taktik bertahan terkenal, Catenaccio. Catenaccio kemudian meraih kemenangan dibawah polesan Enzo Bearzot, saat tim Azzurri memenangi gelar Piala Dunia tahun 1982.
Selanjutnya, kemunculan Arrigo Sacchi di akhir tahun 80an saat ia mencuat bersama AC Milan mengubah pandangan publik terhadap pelatih Italia. Dengan taktik zone press dan garis pertahanan yang tinggi, ia mendobrak kebiasaan pelatih-pelatih Italia yang identik dengan catenaccio. Taktik Sacchi yang kemudian membawa Milan pada kesuksesan besar ini oleh banyak pengamat dipercaya menjadi inspirasi bagi tim-tim besar berikutnya seperti FC Porto di tahun 2004 dan Barcelona era Pep Guardiola.
Produksi pelatih Italia terletak di Coverciano, sebuah desa di daerah Tuscan. Di Coverciano, mereka dididik untuk menjadi pelatih handal dengan kurikulum yang sistematis. Tidak sekadar pusat pendidikan, di Coverciano juga terdapat museum yang menampilkan sejarah perjalanan sepak bola Italia, hal yang memantik kebanggaan dan nasionalisme bagi para peserta pelatihan.
Coverciano jugalah yang menghasilkan pelatih seperti Carlo Ancelotti, lulusan tahun 1997 yang menghasilkan tesis “Il Futuro del Calcio: Piu Dinamicita” atau “Masa Depan Sepak Bola: Lebih Dinamis”. Juga terdapat karya Roberto Mancini, lulusan tahun 2001 yang berjudul “Il Trequartista” menelisik peran seorang gelandang serang.
Kompetisi Serie A musim 2012/2013 yang baru berakhir hanya menampilkan Vladimir Petkovic sebagai pelatih asing di Serie A yang bertahan hingga akhir musim. Musim ini, hanya AS Roma dibawah kendali Rudi Gardia dan Napoli dibawah arahan Rafael Benitez yang mengikuti jejak Lazio untuk memakai pelatih asing. Sementara klub-klub besar lain seperti Juventus, AC Milan dan Inter Milan mempercayakan kursi kepelatihan mereka pada pelatih lokal.
Tidak heran, Italia dilanda surplus pelatih hingga mampu mengekspor banyak ahli taktik mereka keluar negeri. Fabio Capello, Claudio Ranieri, Luciano Spaletti, Roberto Di Matteo bersama Ancelotti dan Mancini telah lebih dulu mengukir cerita mereka masing-masing di luar kompetisi Italia.
Kini publik juga menantikan kiprah Paolo Di Canio di Sunderland dan yang terbaru adalah Fabrizio Ravanelli yang dipercaya menukangi klub Prancis, Ajaccio.
Regenerasi mister di Italia masih akan berjalan. Andrea Stramaccioni, Vincenzo Montella, Fabio Liverani dan Eusebio Di Francesco adalah kloter berikutnya. Masih banyak nama lainnya seperti Gennaro Gattuso yang kini melatih Palermo dan Devis Mangia yang baru membawa tim Azzurrini ke final Piala Eropa U-21. Stramaccioni mungkin bernasib kurang baik seiring terpuruknya prestasi Inter Milan. Namun di lain pihak, Montella dan Di Francesco tengah merajut karir gemilang di Fiorentina dan Sassuolo. Montella mampu membawa Fiorentina ke peringkat 4 musim lalu, sementara Di Francesco membawa Sassuolo promosi ke Seri A untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Satu lagi yang tengah menjajaki dunia kepelatihan adalah Filippo Inzaghi, eks penyerang Italia. Setelah menutup karirnya sebagai pemain tahun 2012 lalu, ia kemudian ditunjuk melatih tim Allevi U-15 Milan. Sukses memoles para pemuda itu, Pippo kemudian naik kelas menjadi pelatih tim Primavera mulai musim depan. Kursi pelatih senior, entah di Milan atau klub lain rasanya tidak lama lagi akan ia genggam.
Dengan tetap menjamurnya pelatih dan pemain-pemain berbakat, rasanya sulit untuk begitu saja menepikan sepak bola Italia dari jajaran top dunia. Jika suatu saat Prandelli mundur, FIGC selaku federasi sepak bola Italia akan bingung memilih siapakah suksesor Prandelli berikutnya. Namun kebingungan FIGC ini adalah sebuah kebingungan yang membanggakan, karena mereka akan bingung memilih mana yang terbaik di antara stok pelatih handal yang melimpah.
Tidak ada klub-klub Italia di semi final Liga Champions musim lalu. Sulit pula berharap kejadian musim 2002/2003 lalu terulang dalam waktu dekat ketika terdapat tiga wakil mereka di babak babak semi final Liga Champions. Yang banyak dibahas sekarang adalah dari sepak bola Italia adalah soal kemunduran.
Sepak bola Italia dilanda krisis finansial, kering prestasi, salah urus dalam manajemen, infrastruktur stadion yang buruk, sepinya penonton hingga maraknya skandal. Namun mengatakan bahwa sepak bola negeri ini tengah mengalami dekadensi dan bergerak menuju stagnansi mungkin sesuatu yang terlalu prematur. Italia nyatanya masih memiliki stok berlebih dalam hal pemain dan pelatih berbakat.
Dari perspektif tim nasional, performa tim Azzurri juga tengah memikat. Tahun lalu mereka meraih gelar runner-up Piala Eropa dan kini tengah memimpin Grup B kualifikasi Piala Dunia 2014. Mereka juga baru saja menempati peringkat ke-3 Piala Konfederasi 2013.
Sementara itu, tim muda mereka tampil menawan dan telah menjadi runner up Piala Eropa U-21 yang berlangsung di Israel tahun ini. Tidak lama lagi, nama-nama seperti Lorenzo Insigne, Riccardo Saponara, Alessandro Florenzi, Marco Veratti dan kawan-kawan yang menjadi poros permainan Azzurrini akan naik pangkat untuk menjadi punggawa Azzurri.
Tidak hanya stok pemain berbakat yang tetap tersedia, sepak bola Italia juga terkenal sebagai produsen pelatih handal, yang oleh publik mereka dikenal dengan sebutan ‘Mister’. Saat ini, sangat banyak pelatih muda Italia yang mulai berkibar di kancah sepak bola Eropa.
Para Mister ini terkenal detail, disiplin dan ahli taktik. Sebelumnya dunia telah mengenal Vittorio Pozzo, seorang jenius yang membawa Italia meraih gelar Piala Dunia beruntun tahun 1934 dan 1938. Ada lagi Nereo Rocco yang dikenal sebagai salah satu pelopor taktik bertahan terkenal, Catenaccio. Catenaccio kemudian meraih kemenangan dibawah polesan Enzo Bearzot, saat tim Azzurri memenangi gelar Piala Dunia tahun 1982.
Selanjutnya, kemunculan Arrigo Sacchi di akhir tahun 80an saat ia mencuat bersama AC Milan mengubah pandangan publik terhadap pelatih Italia. Dengan taktik zone press dan garis pertahanan yang tinggi, ia mendobrak kebiasaan pelatih-pelatih Italia yang identik dengan catenaccio. Taktik Sacchi yang kemudian membawa Milan pada kesuksesan besar ini oleh banyak pengamat dipercaya menjadi inspirasi bagi tim-tim besar berikutnya seperti FC Porto di tahun 2004 dan Barcelona era Pep Guardiola.
Produksi pelatih Italia terletak di Coverciano, sebuah desa di daerah Tuscan. Di Coverciano, mereka dididik untuk menjadi pelatih handal dengan kurikulum yang sistematis. Tidak sekadar pusat pendidikan, di Coverciano juga terdapat museum yang menampilkan sejarah perjalanan sepak bola Italia, hal yang memantik kebanggaan dan nasionalisme bagi para peserta pelatihan.
Coverciano jugalah yang menghasilkan pelatih seperti Carlo Ancelotti, lulusan tahun 1997 yang menghasilkan tesis “Il Futuro del Calcio: Piu Dinamicita” atau “Masa Depan Sepak Bola: Lebih Dinamis”. Juga terdapat karya Roberto Mancini, lulusan tahun 2001 yang berjudul “Il Trequartista” menelisik peran seorang gelandang serang.
Kompetisi Serie A musim 2012/2013 yang baru berakhir hanya menampilkan Vladimir Petkovic sebagai pelatih asing di Serie A yang bertahan hingga akhir musim. Musim ini, hanya AS Roma dibawah kendali Rudi Gardia dan Napoli dibawah arahan Rafael Benitez yang mengikuti jejak Lazio untuk memakai pelatih asing. Sementara klub-klub besar lain seperti Juventus, AC Milan dan Inter Milan mempercayakan kursi kepelatihan mereka pada pelatih lokal.
Tidak heran, Italia dilanda surplus pelatih hingga mampu mengekspor banyak ahli taktik mereka keluar negeri. Fabio Capello, Claudio Ranieri, Luciano Spaletti, Roberto Di Matteo bersama Ancelotti dan Mancini telah lebih dulu mengukir cerita mereka masing-masing di luar kompetisi Italia.
Kini publik juga menantikan kiprah Paolo Di Canio di Sunderland dan yang terbaru adalah Fabrizio Ravanelli yang dipercaya menukangi klub Prancis, Ajaccio.
Regenerasi mister di Italia masih akan berjalan. Andrea Stramaccioni, Vincenzo Montella, Fabio Liverani dan Eusebio Di Francesco adalah kloter berikutnya. Masih banyak nama lainnya seperti Gennaro Gattuso yang kini melatih Palermo dan Devis Mangia yang baru membawa tim Azzurrini ke final Piala Eropa U-21. Stramaccioni mungkin bernasib kurang baik seiring terpuruknya prestasi Inter Milan. Namun di lain pihak, Montella dan Di Francesco tengah merajut karir gemilang di Fiorentina dan Sassuolo. Montella mampu membawa Fiorentina ke peringkat 4 musim lalu, sementara Di Francesco membawa Sassuolo promosi ke Seri A untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Satu lagi yang tengah menjajaki dunia kepelatihan adalah Filippo Inzaghi, eks penyerang Italia. Setelah menutup karirnya sebagai pemain tahun 2012 lalu, ia kemudian ditunjuk melatih tim Allevi U-15 Milan. Sukses memoles para pemuda itu, Pippo kemudian naik kelas menjadi pelatih tim Primavera mulai musim depan. Kursi pelatih senior, entah di Milan atau klub lain rasanya tidak lama lagi akan ia genggam.
Dengan tetap menjamurnya pelatih dan pemain-pemain berbakat, rasanya sulit untuk begitu saja menepikan sepak bola Italia dari jajaran top dunia. Jika suatu saat Prandelli mundur, FIGC selaku federasi sepak bola Italia akan bingung memilih siapakah suksesor Prandelli berikutnya. Namun kebingungan FIGC ini adalah sebuah kebingungan yang membanggakan, karena mereka akan bingung memilih mana yang terbaik di antara stok pelatih handal yang melimpah.
Quote:
JIKA THREAD INI BAGUS, BOLEH DONK GAN
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
Quote:
[URL="http://id.olahraga.yahoo.comS E N S O Rarena/alasan-untuk-tidak-meremehkan-sepak-bola-italia-104759106.html"]SUMBER[/URL]
Diubah oleh mesaidlg 28-08-2013 04:54
0
1.8K
Kutip
14
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.3KThread•84KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru