Pondok Modern Darussalam Gontor adalah Pondok Pesantren yang didirikan oleh K.H. Imam Zarkasyi, K.H. Ahmad Sahal, dan K.H. Zainuddin Fannanie yang disebut Trimurti oleh kalangan Pesantren. Untuk mengenai lebih jelasnya silahkan ke sini

Namun beberapa kalangan atau orang di luar Pondok Modern Darussalam Gontor banyak yang mengira atau berprasangka beberapa hal berikut.

1. Masuk Gontor atau lulusan Gontor mengikuti ormas Muhammadiyah. Faktanya filasafat pondok Gontor Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan sudah menjadi prinsip santri, guru, pengurus serta keluarga pondok. Gontor bukan beraliran Muhammadiyah, NU, atau ormas lain yang tidak bisa penulis tulis satu persatu. Gontor beraliran Ahlu Sunnah wal Jama’ah jadi alumni gontor mau terjun ke Muhammadiyah, ke NU boleh boleh saja dan sah sah saja. Karena salah satu orientasi Pondok adalah Kemasyarakatan.

2. Gontor tidak mengajari kitab kuning ya? Bisa dibilang pemberian pengkajian kitab klasik diberikan pada waktu khusus dan kelas tertentu saja di kelas 5 KMI dan kelas 6 KMI yang disebut dengan Usbu’ Dirasah fii Kutubi At Turast. Kenapa? Pertanyaan ini yang sering ditujukan kepada alumni. Jawabannya adalah karena kelas 5 dan 6 dianggap mumpuni dalam bahasa Arab untuk mengkaji buku-buku dan literatur Islam dengan bimbingan dan pengawasan musyrif dan pembimbing dengan metode berkelompok dan diskusi dalam memecahkan masalah-masalah fiqih, hadist, tauhid, dan tafsir merujuk kepada kitab-kitab karangan ulama-ulama besar Islam.

3. Gontor tidak memberikan materi Alfiah, Jurumiah dalam mengembangkan Bahasa Arab. Memang, setiap pesantren di Jawa memiliki metode berbeda untuk mengajarkan Bahasa Arab. Metode yang dipakai oleh PMDG adalah metode langsung, anak baru yang baru masuk KMI diwajibkan memakai bahasa Arab dan Inggris dalam percakapan sehari-hari dibawah bimbingan dan toleransi dari pengurus asrama dan pengurus OPPM, metode ini melatih santri untuk percaya diri berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris dan terbukti efektif dalam pendidikan bahasa di PMDG. Bukan berarti metode lain salah, melainkan berbeda tapi memiliki tujuan yang sama.

4. Alumni Gontor/Pesantren Gaptek. Nah, ini yang menurut saya paling mengganjal. PMDG mendapatkan bantuan dari Depag berupa Laboratorium 3 Lantai beserta isinya, guna meningkatkan kemampuan sains dan teknologi santri, berupa lab komputer, kimia, biologi, fisika, elektronik, dan keterampilan. Dan banyak alumni yang diterima diberbagai universitas negeri yang mengambil jurusan sains dan teknologi.

5. Gontor itu punya kiai siapa? Pasti saya jawab, Gontor itu punya ummat, Gontor sudah diwakafkan jadi keluarga ahli waris tidak berhak menuntut sesuatu dari pondok karena sudah diwakafkan kepada ummat Islam. Oleh karena itu, dibentuk badan wakaf sebagai lembaga tertinggi dengan fungsi yang sama seperti parlemen dalam pemerintahan sebuah negara.

Mungkin hanya 5 poin penting yang bisa ditulis kalau ada tambahan silahkan… hehehe