Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

f45caAvatar border
TS
f45ca
Masih ada yang ingat sama Dukun AS? masuuuk
Dukun AS tiba-tiba santer ke seantero negeri, bahkan
dunia, setelah praktik perdukunan yang dilakoninya
berujung pada pembunuhan 42 perempuan pada
kurun waktu 1986-1997.
Ahmad Suraji alias Nasib Kelewang alias Datuk alias
Dukun AS, lahir pada 10 Januari 1949. Pria tamatan
SD ini menikahi tiga kakak beradik kandung.
Dukun AS memiliki sembilan anak. Mereka tinggal
serumah dengan dukun AS dan istri-istrinya di
kawasan Sei Semayang, Sunggal, Deli Serdang,
Sumatera Utara.
Cerita Dukun AS mencari kesaktian terungkap ke
publik setelah polisi menemukan mayat Sri Kemala
Dewi (21) pada 27 April 1997. Dari keterangan yang
dikumpulkan polisi, perempuan itu diketahui terakhir
berobat ke rumah Dukun AS.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi pun
memastikan Sri Kemala Dewi dibunuh oleh Dukun
AS. Dia pun ditangkap bersama seorang istrinya,
Tumini.
Dari pengembangan penyelidikan, ditemukan 41
perempuan lain yang menjadi korban. Jasad mereka
ditemukan di perkebunan tebu Sei Semayang, Deli
Serdang, tak begitu jauh dari kediaman Dukun AS.
Para korban ini juga diduga sebagai pasien yang
datang berobat karena percaya dengan kesaktian
Dukun AS.
Media massa saat itu ramai-ramai memberitakan,
Dukun AS membunuh karena hendak
menyempurnakan ilmu hitam yang sedang
dipelajarinya. Agar ilmunya sempurna, dia dikabarkan
harus membunuh 70 perempuan dan mengisap air liur
mereka.
Kesaktian Dukun AS ini pula yang membuat banyak
rumor muncul ke publik. Misalnya, beredar kabar
bahwa tidak ada yang berani menggebuki Dukun AS
yang sudah tertangkap, karena dia masih sakti.
Penggalian jasad para korban pun melibatkan 'orang
pintar'.
Dukun AS akhirnya divonis mati Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, Deli Serdang pada
27 April 1998, karena dinilai terbukti membunuh 42
perempuan itu. Sementara Tumini, sang istri, dijatuhi
hukuman seumur hidup. Sebelum dieksekusi, Dukun
AS ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Tanjung Gusta.
Meski banyak yang meragukan kesaktiannya, Dukun
AS tetap dihargai meski berada di dalam penjara. Saat
di penjara, ada saja orang yang meminta pelet
kepadanya.
"Tadi siang banyak, tapi sudah habis, semua saya kasih
ikan," kata Dukun AS sambil tertawa dan menunjuk
kolam ikan kecil dekat blok tahanannya di Lapas
Tanjung Gusta, Medan.
Dukun AS mengaku banyak orang yang berobat
kepadanya. Pasiennya termasuk pegawai Lapas dan
keluarga mereka. Bukan itu saja, sekali waktu, tepat
pada Hari Raya Idul Fitri pada 2001, Dukun AS
dikunjungi dua laki-laki muda, seorang perempuan
muda dan anak kecil.
Mereka duduk di ruang tamu Lapas Tanjung Gusta.
Menurutnya, para penjenguk tersebut adalah putra,
putri, menantu dan cucunya yang datang dari Riau.
Di akhir pertemuan, Dukun AS memberikan sebuah
mini compo kepada putrinya. Padahal biasanya,
pengunjung yang memberikan sesuatu kepada
tahanan, bukan sebaliknya.
Dukun AS mengaku mini compo itu didapatnya dari
orang yang berobat kepadanya. Dia mengaku sudah
memiliki mini compo di dalam sel tahanan, karenanya
mini compo tersebut diberikan kepada putrinya.
Meski berada di dalam tahanan, Dukun AS mengaku
banyak pasien yang berobat kepadanya. Dia mengaku
masih banyak orang yang percaya pada kesaktian yang
dimilikinya.
Namun, kisah kesaktian Dukun AS berakhir pada 10
Juli 2008. Sekitar pukul 22.00 WIB, dia
mengembuskan nafas terakhir di hadapan regu tembak
Brimob Polda Sumut.
0
12.6K
9
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.