Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Di Saat-saat Akhir Hidupnya, Sisca Menangis sambil Mencium Kalung Salib

Felmentia1Avatar border
TS
Felmentia1
Di Saat-saat Akhir Hidupnya, Sisca Menangis sambil Mencium Kalung Salib


BANDUNG, KOMPAS.com— Suasana di Jalan Cipedes RT 7 RW 1 Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Senin, 5 Agustus 2013, sekira pukul 18.00 WIB, sepi. Pada saat itulah, terjadi peristiwa memilukan yang merenggut nyawa Franciesca Yofie alias Sisca.


Gadis cantik berusia 34 tahun itu menjadi korban kejahatan. Tubuhnya penuh luka akibat terseret ratusan meter, mengikuti laju motor yang dikendarai A (24) dan W (39), dua orang yang sebelumnya mengaku merampas tas milik Sisca.

Sisca yang sekarat lantas dibuang oleh kedua pelaku di sisi jalan. "Saya nih yang melihat jelas dengan kepala mata saya sendiri, korban itu digusur sama pelaku. Saya pikir orang itu membawa apa ya? Saya pikir membawa boneka, soalnya tidak bersuara dan badannya kecil juga," kata saksi mata, RZ, kepada Kompas.com saat ditemui di Cipedes, Kamis (15/8/2013) kemarin.

Sementara, saksi mata lain, AT, yang mengaku berada di jarak 10 meter dari tempat dibuangnya Sisca, juga mengaku melihat dua orang yang membuang tubuh gadis malang itu. "Saya melihatnya pas korban itu digeletakkan, tapi samar karena terhalang lampu. Itu yang digeletakkan apa ya, kata saya bertanya kepada saudara saya ini," aku AT.

Sesaat kemudian, kata AT, kedua pengendara motor langsung kabur dengan menghidupkan kendaraannya. "Saya sempat teriak kepada yang membawa motor itu, 'woooy lalaunan mawa motor teh, bisi nabrak budak', (pelan-pelan bawa motor, nanti menabrak anak-anak)," kata AT.

Kemudian, AT menghampiri "barang" yang diletakkan kedua pengendara itu. Ternyata ketika dicermati, barang itu adalah sesosok wanita berbaju hitam dalam posisi telungkup berlumuran darah. "Sejak saat itu, saya berteriak, warga pada keluar semua," kata AT.

Warga kaget dan kebingungan melihat kondisi Sisca yang pada saat itu tergeletak dengan darah berceceran. Saat itu, korban masih hidup. Warga hanya menutup korban dengan kain, tidak berani menyentuh korban karena takut disalahkan polisi.

"Darah dari tubuhnya terus mengalir, terutama yang paling banyak mengalir dari kepalanya. Saya hanya bisa nangis, mau nolong enggak bisa. Si enengnya (korban) masih hidup, masih bernapas, darahnya terus mengalir, di jalan itu merah, penuh darah. Kasihan melihat dia, saya mau nolong enggak bisa. Saya suruh aja si eneng itu berdoa sesuai agamanya," ujar AT.

Darah Sisca terus mengalir, korban terdengar menangis meski tidak keras. "Iya, si enengnya nangis, ngeluarin suara, tapi tidak keras. Kasihan, saya juga sampai ikut nangis, mungkin karena menahan sakit ya. Nangisnya begini, heeeeuuuhhhh, heeeeeuuuhhhh, heuuuu," kata AT.

Cium kalung salib

Suasana saat itu sangat sedih. Sementara itu, korban merintih tak henti. Polisi dan ambulans pun tak kunjung datang. LL, saksi lainnya, lalu membisikkan kata ke telinga korban untuk berdoa. Mendengar bisikan LL, korban berusaha mengambil kalung salib dari dadanya dengan tangan yang saat itu berlumuran darah sambil telungkup. Kalung itu diciumnya.

"Saya bilang gini sambil berbisik, Neng yang sabar ya Neng, tahan, berdoa aja sama Tuhan Neng. Si enengnya langsung berusaha mengambil kalung salib itu. Kalung salib langsung dicium. Sampai polisi datang, kalung itu pun tetap menempel pada bibirnya," ungkap LL.

Selama kurang dari dua jam itu, lanjut AT, darah dari kepalanya terus-menerus mengalir semakin banyak. Warga berkerumun pada saat itu. Namun, warga tidak berani menyentuh korban karena takut bermasalah dengan polisi.

"Ya kan, kami di sini nunggu polisi, polisi datangnya telat. Kami tidak berani menyentuh korban karena takut kena sidik jari sama polisi. Kami cuma tutupi saja badan korban pakai kain karena celananya juga kan lepas," ujar AT.

Sementara, kata IN, saksi lainnya, polisi telat datang ke lokasi. Korban baru dapat dilarikan ke rumah sakit pada pukul 20.00 WIB. "Polisi datang telat banget, korban di sini juga nunggu sangat lama. Jam 8-an lah korban baru dapat dilarikan ke rumah sakit. Hampir dua jam korban nunggu," kata IN.

"Bohong bangetlah, sempat saya baca di koran kalau pada saat kejadian itu, katanya gini, dijelaskan, 'Untung saja pada saat kejadian ada mobil patroli polisi yang lewat', bohonglah. Yang jelas mah polisinya telat datang," kata IN.

"Beda cerita mungkin ya kalau polisi datang lebih cepat dan si eneng cepat-cepat dibawa ke rumah sakit dan bisa ditolong," sambung IN lirih.

http://regional.kompas.com/read/2013...campaign=Khlwp

kasihan sekali sisca ini... semoga ia di terima di sisi Tuhan dan pembunuh serta otak dari kasus ini dapat hukuman yg berat... di hukum sama seperti korbannya


Soal Rambut Sisca, Polisi dan Kompolnas Adu Mulut




BANDUNG, KOMPAS.com — Sejumlah perwira polisi di aula Mapolrestabes Bandung di Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat, terlibat perdebatan dengan tiga anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) soal rambut Franciesca Yofie (34) yang dikatakan tersangkut gir, Jumat (16/8/2013).

Adu mulut terjadi di depan motor barang bukti yang kala itu dipakai pelaku W (34) dan A (24) merampok korban yang akrab disapa Sisca itu.

Tiga Komisioner Kompolnas ialah Edi Saputra Hasibuan, Hamidah Abdurachman, dan M Nasser. Sementara itu, dari pihak polisi Polrestabes Bandung ada Kabid Dokes Polda Jabar Kombes Pol Pramujoko dan Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko.

Perdebatan kian seru dan menegangkan saat Kompolnas mempertanyakan rambut Sisca yang tersangkut gir, tetapi motor masih bisa tetap melaju.

Hamidah Abdurachman jongkok sambil meneliti bagian gir motor Satria R yang sudah dipreteli itu.

"Yang enggak masuk akal posisi korban ketika nyangkut di gir motor itu gimana? Muka korban itu gimana posisinya? Masak motor masih bisa jalan?" tanya Hamidah kepada sejumlah perwira polisi itu, Jumat.

Kabid Dokes Polda Jabar Kombes Pol Pramujoko pun menjawab, "jadi kan korban pada saat itu sempat memeluk pelaku W. Motor dalam keadaan melaju, kemudian karena korban mengikuti, pelaku menebaskan golok sambil membelakangi. Korban terjatuh, dan kemudian rambut korban masuk gir sehingga terseret."

Anggota Kompolnas lainnya, M Nasser, terlihat keheranan mendengar penjelasan para perwira polisi itu.

"Ya, boleh lah memberikan argumentasi, tapi yang realistis lah. Saya hargai argumen Anda, saya hargai keilmuan Anda," katanya.

http://regional.kompas.com/read/2013...campaign=Khlwp

mana yg menurut anda benar??
Diubah oleh Felmentia1 16-08-2013 10:43
0
4K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.