Kaskus

Entertainment

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • [PARAH] Polisi Menodong Rider Moge Dengan Senjata Laras Panjang Saat Razia

zfranAvatar border
TS
zfran
[PARAH] Polisi Menodong Rider Moge Dengan Senjata Laras Panjang Saat Razia
Permisi Momod / mimin ane ada berita kmaren pagi nih abis kopdar bareng club moge paginya dapet berita yg bikin panas emoticon-Mad (S). simak yaa gan .

Mohon di emoticon-Rate 5 Star

Wajib Komeng yaa emoticon-I Love Kaskus (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

Polisi Menodong Rider Moge Dengan Senjata Laras Panjang Saat Razia di Perempatan Cempaka Putih


[PARAH] Polisi Menodong Rider Moge Dengan Senjata Laras Panjang Saat Razia

Dear Bikers,



Saya (Admin DM) ingin menceritakan kejadian yang terjadi kepada saya pada tanggal 17 Agustus Sabtu subuh jam 1:30. Jumat malam itu saya sedang riding menggunakan motor Ducati Streetfighter 848 dan teman saya menggunakan Cagiva Raptor 1000. Setelah bertemu dengan sahabat dari luar kota, dan kebetulan masih dalam suasana lebaran, kami melakukan perjalanan pulang dari Hotel Borobudur ke arah Pulo Mas. Rencananya hanya untuk makan malam saja sih, tetapi namanya juga bersilaturahmi, ya bablas deh sampai tengah malam.



Di perempatan Cempaka Putih kami berhenti pada saat lampu merah, dan kami berhenti agak lama, sekitar 60 detik plus. Kebetulan menggunakan Bluetooth Sena (handsfree khusus helm) pada helm kami masing masing, teman saya berbicara “Wah ada apa ya di seberang. Seperti ada razia tapi kok berhentiin bus juga?”. Saya menjawab “mungkin mencari pendatang baru.” Terus teman saya bilang “ya sudah, kita ambil jalur kiri supaya naik putaran ke atas ke arah Cempaka Mas. Kamu duluan saya di belakang. Kalau di berhintiin, ya berhenti saja!”



Saat itu tidak ada 1 pun polisi berdiri di tengah jalan memberikan aba aba berhenti kepada kendaraan yang ingin mengambil jalur kiri untuk naik over pass. Pada saat sudah melintas perempatan, saat itu juga salah 1 Polisi yang tadinya berdiri dekat trotoar pemisah jalur cepat dan jalur lambat berjalan ke arah lintasan saya dan tanpa aba aba disuruh berhenti, dia ARAHKAN SENJATA LARAS PANJANG kepada saya. Saya berhenti persis di depan Polisi itu, dengan posisi dada saya hanya sekitar 1 meter dari ujung senjata beliau. Betul bro bikers, saya di berhentikan dengan TODONGAN SENJATA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Motor saya matikan, sambil berteriak dengan nada suara keras “Kamu kenapa memperhintakan saya seperti itu. Kurang aja begitu caranya. Bukan begitu cara melakukan razia!!!” Saya turun dari motor dan mulai berteriak lagi “Saya tidak terima ini. Mana pimpinan kamu? Jelas jelas ini sudah kurang ajar..!!” Posisi motor masih DI TENGAH JALAN. Saya sudah tidak perduli lagi karena memang saya merasa tidak bersalah, dan saya tidak menerima di perlakukan dengan cara itu. Mungkin karena suara saya yang begitu keras walaupun masih memakai helm, pasukan langsung mengepung saya dan teman saya.



Perkiraan saya ada sekitar 15-20 Polisi berseragam, dan 5-7 Polisi berpakaian preman. Mereka mulai meneriakin saya. Ada yang mengatakan “mau mati kamu disini?” Ada juga yang mengatakan “woi, jangan macam macam sama kami!” Betul bros, itu kata kata yang keluar dari mulut mereka. Karena saya merasa tidak terima dengan perlakuan tersebut, saya teriak kembali. “Ini akan saya bikin heboh di media.!!” “Kalian semua tidak ada ampun, saya akan laporkan ini ke media. Pantesan nama POLISI JELEK DI MATA MASYARAKAT” Saat itu saya sudah tidak perduli lagi, mau di gebukin Polisi kek, mau di tembak kek, saya orangnya terlalu idealist untuk menyerah saat itu.



Pada saat situasi masih heboh dan suasana sangat panas, saya mulai mondar mandir (pacing) di depan mereka semua. Seperti orang kesurupan. Sambil berteriak “pokoknya ini akan masuk media online dan Koran. Percaya deh, kalian semua akan bermasalah”. Salah satu anggota Polisi yang juga memegang senjata laras panjang balas berteriak “woi, ini PERINTAH DARI KAPOLRI”.. Saat itu juga saya balas berteriak “woi bodoh, Kapolri tidak sebodoh kamu main todong senjata kepada rakyat sipil saat razia”… Pada saat keluar kata bodoh dari mulut saya, sekitar 30 Polisi beramai ramai berteriak dengan kata kata “bisa mati kamu disini. Diam kamu”… Pokoknya suasana panas sekitar 3-4 menit. Berkali kali saya berteriak “saya mau ngomong sama pimpinan kalian. Mana pimpinan kalian..??”



Nah, pada saat itu teman saya berusaha menenangkan situasi. Ternyata pada saat saya lagi emosi dan heboh di depan anggota bawahan, dia sudah berbicara dengan pimpinan saat itu. Tiba tiba teman saya menarik saya dan katakana ayo pergi. Bos sudah bilang kita boleh jalan. Saya katakan kepada teman saya “tidak bisa. Ini semua tidak bisa di terima. Pimpiman harus minta maaf..!!” Teman saya kembali berteriak kepada saya “Roooooooon, ayo pergi..!! Naik motor kamu cepat!!!” Saya naik motor, diam sekitar 30 detik di atas motor, tidak menyalakan mesin, dan berpikir mau turun untuk memaksa pimpinan meminta maaf kepada saya.



Bagi bro riders yang pernah melewati perempatan Cempaka Putih, pasti tau dong betapa lebarnya persimpangan tersebut. Kalau memang saya niat mau menghindar, kenapa tidak langsung aja kami tancap gas belok kanan langsung atau belok kiri langsung. Toh saat itu persimpangan sangat sepi, dan bisa saja nyolong ke arah Tanjung Priok atau arah Cawang. Begini lah otak Kepolisian Indonesia. Tidak bisa memakai logika dan kurang berwibawa. Tetapi di percayakan menggunakan senjata laras panjang. Mau lakukan razia di perempatan yang lebar, ya dari 500 meter sudah kelihatan dong. Orang yang mau menghindar, apalagi menggunakan MOTOR GEDE bisa aja belok, atau mutar lawan arah. Siapa yang bisa mengejar. Wong gigi 3 aja sudah bisa dapat kecepatan 120 kilometer per jam. Masih ada 3 gir lagi.



Singkat cerita, kami sampai di tujuan. Teman saya berusaha menenangkan saya di rumahnya, sebelum saya melanjutkan perjalan pulang ke daerah Pulo Gebang, Cakung. Teman saya bercerita, pada saat situasi memanas, dan suasana tidak bisa lagi di kontrol oleh pimpinan Polisi saat itu, teman saya berusaha meyakinkan bahwa kami ini bukan penjahat yang mereka kejar kejar. Katanya ada anggota Polisi yang baru saja di tembak di Tangerang. Teman saya terangkan, kita berdua sudah lihat ada razia waktu masih di seberang perempatan. Kalau mau menghindar, bisa saja kami belok. Tetapi tidak, kami ingin melewati rute rencana kami walaupun ada razia. Kata teman saya, pimpinan saat itu (Katanya beliau adalah Kapolsek, nama tidak kelihatan karena memakai seragam lengkap tapi pakai jaket kulit hitam) MEMINTA MAAF. Pimpinan menghimbau teman saya untuk mengajak saya pergi. Anehnya, kenapa pimpinan tidak bisa mengontrol anak buahnya? Karena saat teman saya memanggil saya untuk pergi, anggota masih pada berteriak ke saya. Kata kata ancaman keluar dari mulut mereka. Tetapi pimpinan cuek saja. Seperti tidak bisa mengontrol anak buahnya. Teman saya ceritakan, bahwa pimpiman meminta teman saya untuk menenangkan saya, tetapi teman saya menjawab “bagaimana mau tenang Pak, saya saja masih kaget. Apa lagi teman saya yang di todong senjata, ya susah menenangkan diri. Kami ini sipil, tidak bersenjata, tidak perlu di perlakukan demikian” Begitu cerita teman saya. Teman saya juga terangkan, perempatan Cempaka Putih sangat lebar, kami bisa belok ke arah yang berbeda. Tidak harus melewati lokasi razia, dan memang sang pemimpin menerima logika tersebut. Saat itu juga pimpinan menerangkan kepada teman saya bahwa anggota merasa kami akan lari. Suara motornya keras dan sudah kedengaran dari jauh. Teman saya menjawab “ya namanya juga motor gede Pak, tidak di gas pun suaranya sudah keras, apa lagi waktu jalan ya lebih keras lah!!!”



Akhirnya kami di ijinkan jalan tanpa pemeriksaan identitas. Pimpinan saat itu memerintahkan kami pergi karena situasi memang sudah panas. Sepertinya pimpinan sadar bahwa kelakuan anak buahnya salah. Dengan melepaskan kami begitu saja, tanpa memeriksa identitas kami, beliau sadar apa yang terjadi sudah salah. Kami di ijinkan jalan seolah olah cara dia meminta maaf, perkataan maaf yang saya tuntut pada saat itu. Tetapi maaf, seperti yang saya katakan sebelumnya, saya terlalu idealist untuk membiarkan kejadian ini berlalu begitu saja. Kejadian ini harus di sebar luaskan sebagai pelajaran dengan upaya untuk membawa perubahan. Mungkin saya naïf, tetapi perubahan harus berubah sekarang. Perlu saya tegaskan lagi, saya DIBERHENTIKAN TANPA ABA ABA UNTUK BERHENTI. Anggota Polisi (oknum) tersebut tiba tiba melangkah ke tengah jalan dan MENGARAHKAN SENJATANYA KEPADA SAYA. Posisi senjata bukan mengarah ke tanah, bukan mengarah ke atas, tetapi ke ARAH SAYA…



Sebagai penutup, semoga apa yang terjadi kepada saya tidak terjadi kepada Bro Bikers lainnya. Berhati hatilah di jalan dan selalu bersandar kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melindungi kita selalu.

sumber: http://goo.gl/yMR8vd

thx gan udah mampir dont forget

comment emoticon-Cendol (S)

Rate5 emoticon-Rate 5 Star

Dan Bata
emoticon-Bata (S) emoticon-Bata (S) emoticon-Bata (S)

Pesan: Udah 68thn merdeka masih banyak petugas negara yg arogan seenaknya sendiri emoticon-Cape d... (S)
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
85.1K
1.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
925.2KThread91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.