Tanggapan Mengenai Kejadian Penodongan Senjata Oleh Oknum Polisi Saat Razia, dan SMS Teror.

Thread ini lanjutan dari thread Pertama yang saya tulis kemarin.


Dear All,

Saat ini saya ingin memberikan tanggapan mengenai apa yang telah saya ceritakan sebelemumnya. Bayak dukungan positif yang masuk, banyak juga tanggapan negative mengenai saya dan secara general mengenai rider moge, sampai dengan urusan harta dan kekayaan. Banyak juga mengatakan saya arogan dan tidak hormat kepada petugas karena memaki dan memarahi petugas dengan ancaman akan membawa kejadian ini ke media. Ada juga mengatakan bahwa semua ini “hoax”. Baiklah saya akan berikan tanggapan saat ini.

Generalisasi negatif mengenai rider moge sudah sering saya dengar. Baik ugal ugalan di jalan, semaunya saat berkonvoi, dan sikap arogan yang sangat kental di tunjukkan oleh rider moge. Apakah semua ini bisa saya sangkal? Oh tidak bisa, karena memang itu sering terjadi sampai hari ini. Yang ingin saya tegaskan disini, cara oknum Polisi tersebut memberhentikan saya untuk pemeriksaan. Apakah saya bersikap arogan dan ugal ugalan saat ini? Oh sangat tidak masuk akal jikalau benar. Posisi saya di seberang lokasi razia yang lagi menunggu lampu hijau simpang Cempaka Putih dari arah Senen ke arah Pulo Gadung jelas jelas melihat ada razia di depan. Saya juga utarakan bahwa bus penumpang berwarna putih sedang di berhentikan. Saya dan teman saya tidak menghindar atau belok ke arah Tanjung Priok atau arah Cawang atau memutar balik. Bahkan kami sudah sepakat untuk tetap maju seperti yang kami rencanakan yaitu ambil jalur kiri untuk naik jembatan ke arah Pulo Mas.

Jikalau tulisan saya yang sebelumnya di baca dengan teliti, sudah sangat jelas kronologis kejadian tersebut. Polisi tidak menggunakan aba aba untuk memberentikan saya. Tanpa aba aba tangan, tanpa aba aba menggunakan senter merah (saya tidak tau istilah sebenarnya), saya di berhentikan dengan senjata laras panjang mengarah ke saja (posisi senjata 45 derajat mengarah ke saya).

Melihat kronologis yang baru saya utarakan dan saya tulis sebelumnya, jelas jelas kepantasan “arogansi saya” dalam hal marah-marah dan memaki petugas saya lontarkan. Yang tidak mengerti pokok masalah dari kejadian ini berkesimpulan saya arogan dan sombong mengendarai moge dan terlalu berani mencaci petugas. Oh wait a minute..!!! Mohon di baca dengan jelas. Kejadian dan pokok permasalahan ini adalah karena “SAYA DI TODONG DENGAN SENJATA OLEH OKNUM POLISI”. Perihal saya marah marah atau sombong atau arogan terjadi sesudah penodongan tersebut. Jadi asumsi atau tuduhan saya arogan dan sombong tidak valid. Karena penodongan itu lah saya marah dan bersikap tidak ko-operatif. Saya tidak mencoba lari, saya malah matikan mesin dan bersamaan berteriak kepada “oknum petugas” yang mengarahkan senjatanya kepada saya.

Bagi orang orang yang menyangkut pautin kejadian ini dengan harta dan kekayaan adalah orang yang berpikir licik, iri, dan sirik. Langsung men-generalisasi bahwa rider moge “semuanya” arogan karena berduit. Orang orang seperti ini yang tidak tau “cara membaca” artikel dengan benar, dan hanya bersikap oleh karena “iri” saya mengendarai moge. Komentar komentar seperti ini sering kita baca di media online dan cetak. Jikalau tulisan saya

Apakah saya seharusnya bersikap kasar saat itu? Jawaban saya ya dan tidak. Saya kasar karena saya kaget dan shock. Saya sudah pernah kena razia, dan saya selalu di berhentikan dengan sopan, dengan aba aba tangan, dan ada plang tulisan “ada pemeriksaan, dll”. Kesalahan saya malam itu adalah tidak menulis nama nama oknum yang berada saat itu. Pimpinan di lapangan menggunakan seragam lengkap tetapi memakai jaket hitam. Tanda nama dan pangkat tidak kelihatan. Sudah tidak memikirkan untuk menulis nama karena situasi makin memanas dengan anak buah sampai pimpinan “memaksa” kami untuk jalan kembali. Saya dan teman saya sampai berdepat saat itu juga karena saya “ngotot” untuk pimpinan minta maaf kepada saya langsung. Tetapi akhirnya kami pergi dan ini saya sudah tulis dengan jelas di artikel sebelumnya

Mengenai yang menganggap ini hoax, ya itu hak anda berasumsi demikian. Tetapi jikalau anda punya logika, nama saya, nomor hp, email perusahaan, dan titel saya gunakan di postingan FB & Blog lainnya. Ini menunjukkan niat saya untuk membuat kejadian ini lebih terbuka tanpa sembunyi sembunyi. Saya siap dipanggil institusi Polri untuk mempertanggungjawabkan cerita ini.

Saya juga ingin mengutarakan sms terror yang saya terima Minggu siang 18 Agustus yang jelas jelas dari oknum Polisi. Beliau membela institusi Kepolisian dan saya mengerti maksudnya. Hanya caranya yang tidak elegan membuat beliau sama saja seperti oknum razia di mata saya. Salah satu kata kata yang diutarakan di sms terror tersebut adalah “Jgn merasa anda kebal hukum krna bnyak harta..hati2..kami bisa SEPERTI TERORIS YG MENEROR ISTSTITUSI KAMI” Saya mengutip persis yang saya terima melalui sms. Sama seperti orang orang sirik dan iri, kejadian yang tidak ada hubungan dengan harta dan kekayaan di sangkut pautin tanpa ada relevansinya.

Masih banyak lagi yang ingin saya utarakan, tetapi saya akan lanjuti lain kali. Saya berharap teman teman bikers dan non bikers, media, dan sahabat sahabat di luar kota membantu saya. Membantu menyebarkan kejadian ini dengan harapan ada perubahan di institusi Kepolisian Republik Indonesia.


Salam,

Ronald Sinaga
General Manager
DuniaMotor.com
ronald@duniamotor.com
+62.811.101.9777
Blackberry: 24F2EE9E

Artikel ini lanjutan dari artikel Polisi Menodong Rider Moge Dengan Senjata Laras Panjang Saat Razia di Perempatan Cempaka Putih