Quote:
bagi kalian yang biasa nonton naruto pasti tau kalau klan uchiha punya keunikan dengan mata saringannya sedangkan Suku“To balo” punya keunikan dengan rupa kulit tak lazim yaitu disekujur tubuhterutama kaki, badan, dan tangan, penuh bercak putih, bercak putih ini sudah ada sejak mereka lahir. mereka disebut kaum To Balo yang dalam bahasa Bugis, To berarti manusia sedangkan Balo sama dengan belang jadi “to balo” itu artinya manusia belang.
Quote:
yang paling unik tepat di tengah dahi mereka,ada bercak terpampang nyaris membentuk segitiga mirip tanda panah
Perbedaan itu rupanya membuat mereka mengasingkan diri dari kumpulan sosial sehingga tak pernah membangun koloni didaerah yang ramai. Konon, sikap tersebut sudah mereka lakukan sejak berabad silam saat Kerajaan Bugis masih jaya. Pada awalnya kelompok suku To Balo ini hidup berbaur dengan masyarakat lain. Tetapi perbedaan kulit ini membuat mereka sering menjadi ejekan yang membuat mereka merasa sakit hati. Karena seringnya mereka mendapat perlakuan seperti ini, maka mereka memilih untuk mencari suatu tempat yang jauh dari masyarakat lain.Mereka memasuki hutan pedalaman dan akhirnya menetapkan pilihan untuk menetap dan membangun pemukiman di atas pegunungan Bulu Pao di wilayah kabupaten Barru sekarang.
Populasi suku To Balo saat ini jauh menyusut dari sejak beberapa abad yang lalu. Saat ini diperkirakan tinggal puluhan orang saja. Penyusutan jumlah populasi ini diperkirakan akibat dari tradisi mereka sendiri.
Quote:
Dalam tradisi suku ToBalo, jumlah anggota keluarga dalam setiap keluarga tidak boleh lebih dari10 orang. Apabila terjadi, hadir anggota keluarga yang ke-11, maka harusdi bunuh atau dibuang ke suatu tempat yang diyakini bisa membuat orang ke-11 ini pada akhirnya mengalami kematian (wuihh…ngeri banget). Hal ini senada juga seperti yang dikatakan Arifin Mangau seorang peneliti kesenian dari Universitas NegeriMakassar, mengatakan bahwa, sampai pada saat penelitian yang dilakukan padatahun 2005 jumlah To Balo adalah 8 orang. Evi Cibong, salah seorang wartawanLPM Aspirasi FBS UNM pada saat mengadakan liputan pada tahun 2006 jugamengatakan bahwa sampai pada saat penelitian jumlah masyarakat To Balo adalah 8orang, dan menurut wawancara yang dilakukan terhadap beberapa warga pada lokasi tersebut mengatakan jumlah To Balo tak pernah mencapai 10 orang.
Quote:
Kelainan yang dialami oleh suku ToBalo, tidak diketahui secara pasti, sekilas menyerupai kulit yang bekas terbakar. masyarakat To Balo berkeyakinan bahwa kelainan ini merupakan kutukan dewa. Menurut cerita, pada suatu ketika, ada satu keluarga yang menyaksikansepasang kuda belang jantan dan betina yang hendak kimpoi. Keluarga itu mengusik kedua kuda yang akan kimpoi tersebut. Maka marahlah dewa lantas mengutuk keluarga ini, yang mana seketika keluarga ini memiliki kulit seperti sepasang kuda belang tersebut.
Ada pula kisah versi lain. Masyarakat Bentong khususnya To Balo mempercayai manusia dan kuda turun bersama dari langit saat pertama bumi diciptakan. Artinya, kuda dan manusia memiliki garis keturunan, sehingga orang-orang yang percaya dengan cerita ini otomatis akan berkulit belang
Ada pula yang mempercayai bahwa belang yang terdapat pada sekujur tubuh To Balo merupakan efek dari kesaktianyang mereka miliki, diakui bahwa To Balo kebal terhadap panas bahkan senjata tajam. Mereka memperoleh kesaktian itu dari jimat yang mereka miliki, dengan resiko menyimpang jimat itu akan menimbulkan belang di tubuh mereka.Pembentukan mitos baru yang menggantikan mitos lama sebagai akibat dari adanya perkembangan dugaan dan saran.
Quote:
Secara ilmiah , kelainan yang diidap suku To Balo disebabkan oleh pembawaan gen yang pada awalnya terjadi kelainan gen, tetapi karena terjadi hubungan antara dua orang yang mengalami kelainan seperti ini, maka keturunan-keturunannya punmenuruti memiliki kelainan seperti ini. Selama ini suku To Balo melakukan perkimpoian hanya dengan kalangan mereka sendiri, sehingga keturunan-keturunan mereka pun akan menghasilkan kulit yang seperti ini lagi. Apabila mereka melakukankimpoi-campur dengan masyarakat lain, diyakini keturunan-keturunan merekapun akan pulih seperti manusia berkulit normal.
Quote:
Pada dasarnya To Balo dalam hubungan sosial, sama saja dengan masyarakat di Desa Bulo-Bulo, juga menggunakan bahasa yang sama yaitu, bahasa Bentong (Paduan bahasa Makassar, Bugis dan Konjo). Cirinya untuk dikatakan sebagai kelompok adat tersendiri belum ada.
Dalam pandangan para akademis, To Balo sebenarnya bukanlah kelompok masyarakat yang khas sebagai suku tersendiri. Mereka hanya satu rumpun keluarga yang mempunyai kelainan genetik (Pysical human specifik), hingga tubuh mereka belang.
Komunitas itu kini, mendiami wilayah pegunungan sebelah selatan Kota Barru yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep. Daerahnya kira-kira berada pada ketinggian 700-1000 meter dari permukaan laut.
Perjalanan dari Kota Barru menuju Desa Bulo-Bulo, dengan kendaraan roda empat dapat ditempuh dalam waktu 2 jam lebih. Bila musim hujan, bisa lebih dari waktu itu. Jalanan yang licin dan berlumpur, dipastikan akan merepotkan. Disamping itu, harus ekstra hati-hati karena disisi kanan jalanan terdapat jurang yang terjal.
Mereka hidup secara normal bersama kelompok masyarakatnya, bertani, berkebun dan membuat gula aren. Tak punya ilmu kebal atau keahlian menonjol yang membedakannya dengan manusia umumnya. Bila ingin bertemu dan berkumpul bersama mereka, seminggu sebelumnya harus berkirim surat ke desanya. Karena mereka hidup berpencar mengikuti keluarga masing-masing, antara bukti satu dengan lainnya.