Emas memang menjadi sensitif berkaitan dengan The Fed dan kerentanannya Dolar AS. Menurunnya nilai mata uang global berhubungan dengan harapan akan peruncingan kebijakan The Fed telah membuat harga logam mulia ini menjadi lebih atraktif.

Gubernur Bank Sentral AS wilayah Cleveland, Sandra Pianalto menyataan bahwa Bank Sentral akan mulai memperlambat program pembelian aset bulanannya, jika pasar tenaga kerja menunjukkan peningkatan yang signifikan. Para Investor telah memperhatikan berbagai petunjuk dan isyarat kapan The Fed akan memulai untuk menguranginya, khususnya semenjak berbagai kebijakan moneter dibuat tanpa menyebutkan kapan waktunya. Selama ini kebijakan stimulus ala The Fed dianggap pendorong kenaikan harga emas.

berbagai gerak gerik The Fed akan diamati sangat rinci, sementara para investor masih sangat bersenang-senang dengan posisinya. Meski demikian, ada sebuah pemikiran bahwa harga emas bisa turun hingga harga $800, meski jatuhnya harga tidak akan terjadi dalam sekali aksi jual besar-besaran saja.

Penurunan ini diyakini bisa berlaku dalam jangka waktu setahun. Membaiknya berbagai data ekonomi AS memberikan tekanan bagi Investor untuk menempatkan posisi Beli baru atau mengharapkan harga emas akan naik lagi. Beberapa posisi beli yang ada memang sudah mengalami likuidasi, paska koreksi dalam beberapa minggu ini dimana harga menyentuh level terendahnya telah memberikan peluang posisi beli bagi para investor.

Pada pertemuan September nanti, akan menjadi awal yang baik bagi pemangkasan kebijakan kuantitatif, kenaikan harga emas diperkirakan akan tertahan apabila data ekonomi masih menunjukkan peningkatan yang signifikan. Semakin tidak menentunya masa depan kebijakan kuantitatif ini, semakin memberikan sinyal positif bagi harga emas.