- Beranda
- Berita dan Politik
Bekingnya Ko Ahok mulai Gerak nih gan.. CEKIDOT !!!!
...
TS
Diablo13
Bekingnya Ko Ahok mulai Gerak nih gan.. CEKIDOT !!!!
Bila Perlu, Kopassus pun Siap Membersihkan Sampah Premanisme di Tanah Abang
SUMBER
"Lebih baik pulang tinggal nama daripada gagal dalam tugas, Salam Komando !".
Quote:
Dukungan Prabowo dan Kopassus
Melihat sedemikian beraninya premanisme melawan Ahok, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pun kembali menyatakan dukungannya terhadap Ahok. Di dalam halaman Face Book-nya pada Selasa, 30 Juli 2013, sehari setelah para pimpinan pembela Haji Lulung yang menamakan dirinya “Rajjam Ahok” mendatangi Ahok, dan pernyataan Haji Lulung lewat percakapan teleponnya dengan Ahok, yang juga menyinggung-nyinggung soal rasisme, Prabowo Subianto menulis:
“Selama Saudara Basuki Tjahaja Purnama berjuang mewujudkan pemerintahan yang membela rakyat, pemerintahan yang tidak tunduk dan melawan para koruptor, para perampok, para penjahat, dan para penjebol uang rakyat, maka selama itulah saya Prabowo Subianto bersedia pasang badan mendukung perjuangan Ahok“.
Dukungan terhadap Ahok dari Partai Gerindra dan Prabowo Subianto itu tentu saja tidak bisa dipandang enteng, sekalipun PPP juga secara terang-terangan telah mendukung Haji Lulung. Karena secara politik Partai Gerindra dengan PPP merupakan parpol yang sama kuatnya, bahkan akhir-akhir ini dukungan terhadap Gerindra semakin lama semakin lebih kuat.
Apalagi, PDI-P juga sudah menyatakan dukungan mereka terhadap Jokowi-Ahok. Secara politik Haji Lulung dan PPP pasti akan kalah.
Saya yakin mayoritas warga DKI Jakarta juga pasti mendukung Jokowi-Ahok. Mana ada warga Jakarta yang waras malah mendukung Haji Lulung yang sudah terlanjur dicap sebagai penguasa (preman) di Tanah Abang itu. Mana ada warga Jakarta yang masih normal otak dan nuraninya yang mau mendukung PKL dan parkir liar terus mengokupansi badan jalan di kawasan Pasar Tanah Abang itu. Jalan raya jelas buat lalu-lintas kendaraan bermotor, bukan untuk berjualan.
Namun demikian masih saja ada, termasuk di Kompasiana ini yang mematikan nuraninya untuk mendukung Haji Lulung semata-mata karena dia begitu membenci Ahok dan Jokowi. Entah karena apa.
Haji Lulung memang salah satu tokoh Betawi yang disegani di Jakarta, tetapi dia bukan satu-satunya tokoh Betawi seperti itu, oleh karena itu sangat tidak logis meraka mengatasnamakan warga Betawi untuk melawan Ahok. Tokoh Betawi lainnya seperti Ridwan Saidi jelas sejak awal sampai sekarang adalah pendukung setia Jokowi-Ahok.
Semakin lama semakin banyak dukungan dari tokoh masyarakat terhadap Ahok dalam perseteruannya dengan Haji Lulung.
Pada 2 Agustus 2013, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) DKI Jakarta Kolonel (Purn) HW Sriyono juga menyatakan dukungannya terhadap Ahok (jokowi-Ahok) dalam memberantas premanisme di Tanah Abang.
Mantan pejuang kemerdekaan RI tersebut berpendapat bahwa negara tidak perlu takut dalam menghadapi premanisme. “Negara seharusnya tidak perlu takut dengan preman. Negara kan bisa menerjunkan TNI atau polisi (untuk memberantas premanisme),” ujarnya di Markas Daerah LVRI, Jakarta, Jumat (2/8/2013) (Kompas.com).
Apabila Haji Lulung mau mengandalkan kekuatan fisiknya dengan mengandalkan kekuatan preman di Tanah Abang, maka dia harus berhadapan selain dengan Pemprov DKI Jakarta, dia dan kelompoknya juga harus berhadapan dengan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang adalah mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, yang sampai saat ini masih punya banyak pendukungnya di jajaran Kopassus aktif. Sebagai seorang alumnus Kopassus, tentu saja jiwa korsa masih berlaku antara Prabowo dengan Kopassus. Premanisme adalah musuh negara, jika mereka berani terlalu frontal, dan lembaga yang berwenang memberantasnya tak berdaya, bisa saja Kopassus turun tangan.
Selain pernyataan langsung Prabowo Subianto yang mendukung Ahok, Kopassus melalui Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo juga menyatakan dukungan Kopassus terhadap pemerintahan Jokowi-Ahok. Bahkan Jokowi pada April 2013 telah diangkat menjadi “anggota kehormatan Kopassus” dan diberi cindera mata berupa topi Kopassus yang bertuliskan “Komando” dengan tiga strip kuning tanda seorang perwira tinggi. Biasanya, topi itu hanya digunakan oleh Jenderal TNI.
Kopassus sangat mencintai dan mendukung Jokowi, sama dengan Jokowi yang sangat bangga terhadap Kopassus.
Ketika berkunjung di Markas Kopassus di Cijantung, Jokowi sempat berteriak: “Salam Komando!” Yang segera disambut teriakan “Jokowi!” dari para prajurit Kopassus di sana.
Di dalam gerakan membersihkan Kali Ciliwung dalam rangka pelaksanaan program “Green, Clean, Helathy”-nya Jokowi, pada April 2013, Danjen Kopassus itu mengatakan Kopassus siap membantu Jokowi membersihkan Kali Ciliwung yang memang selama ini terkenal dengan kekotorannya karena dipenuhi sampah.
Tentu saja kalau diperlukan Kopassus juga tak akan pernah ragu untuk membersihkan Tanah Abang dari sampah-sampah premanisme di sana.
Melihat sedemikian beraninya premanisme melawan Ahok, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pun kembali menyatakan dukungannya terhadap Ahok. Di dalam halaman Face Book-nya pada Selasa, 30 Juli 2013, sehari setelah para pimpinan pembela Haji Lulung yang menamakan dirinya “Rajjam Ahok” mendatangi Ahok, dan pernyataan Haji Lulung lewat percakapan teleponnya dengan Ahok, yang juga menyinggung-nyinggung soal rasisme, Prabowo Subianto menulis:
“Selama Saudara Basuki Tjahaja Purnama berjuang mewujudkan pemerintahan yang membela rakyat, pemerintahan yang tidak tunduk dan melawan para koruptor, para perampok, para penjahat, dan para penjebol uang rakyat, maka selama itulah saya Prabowo Subianto bersedia pasang badan mendukung perjuangan Ahok“.
Dukungan terhadap Ahok dari Partai Gerindra dan Prabowo Subianto itu tentu saja tidak bisa dipandang enteng, sekalipun PPP juga secara terang-terangan telah mendukung Haji Lulung. Karena secara politik Partai Gerindra dengan PPP merupakan parpol yang sama kuatnya, bahkan akhir-akhir ini dukungan terhadap Gerindra semakin lama semakin lebih kuat.
Apalagi, PDI-P juga sudah menyatakan dukungan mereka terhadap Jokowi-Ahok. Secara politik Haji Lulung dan PPP pasti akan kalah.
Saya yakin mayoritas warga DKI Jakarta juga pasti mendukung Jokowi-Ahok. Mana ada warga Jakarta yang waras malah mendukung Haji Lulung yang sudah terlanjur dicap sebagai penguasa (preman) di Tanah Abang itu. Mana ada warga Jakarta yang masih normal otak dan nuraninya yang mau mendukung PKL dan parkir liar terus mengokupansi badan jalan di kawasan Pasar Tanah Abang itu. Jalan raya jelas buat lalu-lintas kendaraan bermotor, bukan untuk berjualan.
Namun demikian masih saja ada, termasuk di Kompasiana ini yang mematikan nuraninya untuk mendukung Haji Lulung semata-mata karena dia begitu membenci Ahok dan Jokowi. Entah karena apa.
Haji Lulung memang salah satu tokoh Betawi yang disegani di Jakarta, tetapi dia bukan satu-satunya tokoh Betawi seperti itu, oleh karena itu sangat tidak logis meraka mengatasnamakan warga Betawi untuk melawan Ahok. Tokoh Betawi lainnya seperti Ridwan Saidi jelas sejak awal sampai sekarang adalah pendukung setia Jokowi-Ahok.
Semakin lama semakin banyak dukungan dari tokoh masyarakat terhadap Ahok dalam perseteruannya dengan Haji Lulung.
Pada 2 Agustus 2013, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) DKI Jakarta Kolonel (Purn) HW Sriyono juga menyatakan dukungannya terhadap Ahok (jokowi-Ahok) dalam memberantas premanisme di Tanah Abang.
Mantan pejuang kemerdekaan RI tersebut berpendapat bahwa negara tidak perlu takut dalam menghadapi premanisme. “Negara seharusnya tidak perlu takut dengan preman. Negara kan bisa menerjunkan TNI atau polisi (untuk memberantas premanisme),” ujarnya di Markas Daerah LVRI, Jakarta, Jumat (2/8/2013) (Kompas.com).
Apabila Haji Lulung mau mengandalkan kekuatan fisiknya dengan mengandalkan kekuatan preman di Tanah Abang, maka dia harus berhadapan selain dengan Pemprov DKI Jakarta, dia dan kelompoknya juga harus berhadapan dengan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang adalah mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, yang sampai saat ini masih punya banyak pendukungnya di jajaran Kopassus aktif. Sebagai seorang alumnus Kopassus, tentu saja jiwa korsa masih berlaku antara Prabowo dengan Kopassus. Premanisme adalah musuh negara, jika mereka berani terlalu frontal, dan lembaga yang berwenang memberantasnya tak berdaya, bisa saja Kopassus turun tangan.
Selain pernyataan langsung Prabowo Subianto yang mendukung Ahok, Kopassus melalui Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo juga menyatakan dukungan Kopassus terhadap pemerintahan Jokowi-Ahok. Bahkan Jokowi pada April 2013 telah diangkat menjadi “anggota kehormatan Kopassus” dan diberi cindera mata berupa topi Kopassus yang bertuliskan “Komando” dengan tiga strip kuning tanda seorang perwira tinggi. Biasanya, topi itu hanya digunakan oleh Jenderal TNI.
Kopassus sangat mencintai dan mendukung Jokowi, sama dengan Jokowi yang sangat bangga terhadap Kopassus.
Ketika berkunjung di Markas Kopassus di Cijantung, Jokowi sempat berteriak: “Salam Komando!” Yang segera disambut teriakan “Jokowi!” dari para prajurit Kopassus di sana.
Di dalam gerakan membersihkan Kali Ciliwung dalam rangka pelaksanaan program “Green, Clean, Helathy”-nya Jokowi, pada April 2013, Danjen Kopassus itu mengatakan Kopassus siap membantu Jokowi membersihkan Kali Ciliwung yang memang selama ini terkenal dengan kekotorannya karena dipenuhi sampah.
Tentu saja kalau diperlukan Kopassus juga tak akan pernah ragu untuk membersihkan Tanah Abang dari sampah-sampah premanisme di sana.
SUMBER
"Lebih baik pulang tinggal nama daripada gagal dalam tugas, Salam Komando !".
0
35.8K
Kutip
348
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
677.9KThread•47.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya